Matahari terbit dengan indahnya di pagi hari, Vania juga berusaha menerbitkan senyumnya seperti dahulu kala. Ia ingin kembali bersinar, tanpa kehadiran sosok yang di dambakan olehnya.
Berita kandasnya hubungan Vania dengan Vino telah menyebar luas ke seluruh penjuru sekolah. Hal ini membuat Vania sedikit tidak nyaman dengan berbagai tatapan iba ataupun tatapan yang mengintimidasi dirinya. Entah apa maksud tatapan intimidasi itu, namun yang Vania prediksi, mereka berada di pihak Vino. Mereka berasumsi bahwa Vania telah menyebabkan hubungan ini berakhir. Dan mereka juga mengira, Vania yang membuat Vino patah hati hingga membuatnya tidak bersekolah selama dua minggu.
Kini Vania berada di ambang pintu kelas XI-IPS-4, ia melenggangkan kaki dan tersenyum penuh pancarona saat menjadi sorotan mata dari beberapa teman kelasnya yang sudah datang.
"Pagi semua!" sapa Vania.
"Pagi Van!"
Vania menyimpan tasnya dengan senyum yang terus mengembang, ia sedikit menengok ke arah teman sebangkunya. Lalu bertanya, "Lagi apa han?" Ashana namanya, ia merupakan wanita baik hati baginya.
"Eh Van, aku lagi baca-baca aja," jawab Ashana sambil tersenyum manis, "Sukses ya penampilannya kemarin, menakjubkan!" sambungnya.
Vania terkekeh dan menjawab, "Iya, mereka mengalami perkembangan yang pesat Han."
Secara samar-samar sound pengumuman terdengar. Vania dan Ashana segera memasang indra pendengaran dengan tajam, supaya tak terlewatkan informasi. Biasanya, akan ada pengumuman berupa prestasi yang di capai oleh murid cerdas dalam akademik, atau prestasi yang di capai oleh bidang non Akademik seperti yang Vania pegang sekarang- Cheerleader.
Mereka pun tak jarang, menyumbangkan piala kejuaraan lomba untuk sekolah.
Tes.. Tes.. Tes..!
"Selamat pagi anak-anak yang bapak cintai dan bapak sayangi, bagaimana kabar kalian? Semoga senantiasa sehat dan selalu di beri perlindungi oleh Tuhan yang maha Esa."
"Di pagi hari yang cerah ini, Bapak hendak menyampaikan seulas informasi, terkait studytour, bahwa 1 bulan lagi kita akan Studytour ke Bali."
"Untuk infomasi lebih lanjut akan di sampaikan oleh wali kelas masing-masing, sekian yang dapat Bapak sampaikan, terima kasih banyak atas perhatiannya." Suara pengumuman berbunyi untuk terakhir kalinya, lalu segera di tutup.
Murid di kelas XI-IPS-4 bersorak-sorak bahagia setelah pengumuman itu terdengar secara jelas dan langtang,
"Eh beneran gak sih ini? Akhirnya Studytour juga, otak gue udah mumet banget abis PTS!" celetuk seseorang.Vania mengembangkan senyuman yang mekar seperti bunga sakura, ia segera meronggoh alat pintarnya di dalam tas.
To: Aleta Madison
“Al, besok kita shopping ya. ”
7.22
Ashana termenung sejenak saat matanya melihat mimik Vania, ia tengah tersenyum cerah. Dimatanya Vania terlihat sangat cantik seperti Ulzzang korea, tak heran, Vania merupakan ketua Cheerleader.
Ashana jadi terpikirkan kembali, apakah Vania mengkhawatirkan Vino yang tengah rapuh atau tidak? Ashana mengetahuinya dari teman laki-laki yang ia kenal, karena Ashana tidak begitu dekat dengan Vino untuk menanyakan hal ini. Akan tetapi mengapa, Vino harus berlarut-larut hingga dua minggu lamanya tak bersekolah? Apakah memang, ini di sebabkan oleh perpisahannya? Atau, ada hal lain yang telah mengusiknya?
Ashana mengacak rambutnya pelan, ia tidak ingin memikirkan hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Vino Anggara ✔
Fiksi RemajaSelamat membaca cerita Dear Vino Anggara: Vino Anggara & Vania Clarissta 🌺🌺🌺 Vino Anggara: Fakta yang telah mengiringku untuk membenci, dan menjauhimu. Vania Clarissta: Kita sudah terlanjur rusak untuk diperbaiki, sudah terlalu sakit untuk diobat...