18. Nostalgia

13 3 0
                                    

“Cinta adalah keabadian, dan kenangan adalah hal terindah yang pernah di miliki.

.
.

Dua tahun yang lalu...

Hari pertama menyandang status sebagai pacar, membuat mereka berinteraksi kaku di luar nalar.

"Eee, kamu, mau minum gak?" tanya Vino kepada Vania ; ia tengah merapihkan rambutnya yang terurai.

"Em, boleh." jawab Vania, malu-malu.

"Yaudah, kita cari dulu ya. Ayo!" Vania segera duduk di sepeda, sementara Vino mengayunnya dengan konsisten.

"Seru." gumam Vania.

"Hahaha." Vino ingin mengubah rasa canggung ini menjadi lebih baik, karna jujur, sejak dahulu ia telah menyukai Vania Clarissta.

***


Ini semua bermula, saat Vania menampilkan dance di acara PKS-an. Begitu banyak orang yang terpukau dengan penampilannya, begitupun dengan Vino. Selain itu, Vino pernah melihatnya mengelus kucing jalanan juga memberinya makan. Hati Vino tersentuh, entah mengapa, ia begitu menyukainya sejak kejadian itu.

Berada di kelas 7 membuatnya begitu malu untuk di bayangkan, karna di situlah ia mengenal dan menyukai Vania. Rasa itu berlangsung hingga kelas 9 tiba. Vino masih ragu untuk mengungkapkannya, ia takut jika jawaban yang di dambakan akan jauh dari ekfetasi. Pada akhirnya ia memilih untuk memendam.

Vino kira, tak akan ada waktu yang tepat untuk mengungkapkan segala rasa yang ada di dalam hatinya.
Rasa sayang, rasa cinta, kini tak mampu lagi untuk di bendung.

Vania terduduk di kursi taman belakang sekolah, ia tengah diam menatap layar handphonenya.

"Hai Vania." sapa Vino, langsung duduk di sebelahnya.

"Eh, hai Vino. Ada apa?" tanya Vania.

"Oh, engga. Aku pengen cari udara seger doang." jawab Vino.

Vino menatap mata yang sayu itu dengan nanar, ia dapat melihat gurat kesedihan di sana. Entah apa yang ada di dalam pikirannya, yang di alaminya, akan tetapi, Vino harap Vania baik-baik saja.

"Kamu kenapa, Van?" tanya Vino.

"Aku? Gapapa Vin, kecapean doang kayanya."

"Jangan terlalu cape, Van. Di kelas 9 ini, kita bakal sibuk banget, harus nyiapin mental yang kuat." tutur Vino, memberikan solusi.

"Iya Vin, kayanya aku bakal istirahat dulu untuk sementara waktu."

"Hm, iya, yaudah aku pergi dulu ya." pamit Vino, ingin segera menenangkan pair jantungnya yang berdetak lebih kencang.

"Eh iya, silahkan." jawab Vania.

"Oh iya Van, mau ikut gak? Nanti malam mau syukuran, di Cafe deket rumah aku. Ada Justin, Aleta, sama temen-temen lainnya. Alhamdulillah, minggu kemarin aku juara 1 lomba OSN, Van." beber Vino.

"Wah, congratulations Vin! Aku gak tau loh? Waktu hari apa pengumumannya?"

"Hari kamis. Kamu lagi lomba Dance ya waktu itu?" tanya Vino.

Dear Vino Anggara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang