Pain (Jay Enhypen)

11K 200 32
                                    

Kamu sedang menonton televisi yang sedang menayangkan kartun anak sembari bersandar pada tubuh jay. Kamu yang fokus pada televisi dan jay yang sibuk dengan ponselnya tidak menjadikan hal itu sebagai masalah besar karena kamu percaya kepada jay.

Jay bukan pria yang aneh aneh, bahkan cenderung datar. Bisa dibilang jay akan selalu fokus kepadamu, tidak seperti teman temanya yang selalu melirik wanita lain karena cepat bosan.

Kamu sembari memijat tangan kiri jay, sedangkan tangan kananya ia gunakan untuk membaca artikel harian sebagai kebiasaanya untuk menambah wawasan.

"bi..."

Jay akhirnya buka suara.

"ya?"

Kamu kini melirik jay dari bawah.

"emang haid sesakit itu ya?"

Tanya jay.

"tergantung sih, setauku sih gak semua cewek ngerasain nyeri haid"

Jawabmu dengan mata yang kembali fokus pada televisi.

"waktu itu kamu sampai minta di kompres loh bi...emang rasanya gemana sih?"

Kamu kini menatap jay penasaran.

"kok kepo banget?"

Jay ikut menatapmu dengan tatapan penasaran.

"iya...habis aku kadang jadi ikut sakit kalau ngeliat kamu ngeluh ngeluh ngilu setiap datang bulan"

Kamu tersenyum senang mendengar jawaban jay.

"iya...gemana ya ngejelasinya..."

Kamu memejamkan mata sembari berpikir.

"untuk kasus aku, ibaratnya kayak lagi mules tapi bukan perut yang mules..."

"mungkin bagian rahim? Nah mulesnya di barengi ngilu juga..."

Katamu sembari mengelus area bawah perutmu.

Jay mengangguk mengerti.

"kamu kuat ya bi..."

Jay kini menatapmu, kemudian mengecup bibirmu singkat.

"thanks ya selalu ada buat aku..."

Kamu menatap wajah jay yang baru saja mengecup bibirmu.

"thanks juga udah mau jadi rumah buat aku..."

Jawab jay dengan suara yang lembut.

Kalian kembali saling kecup bibir. Tanganmu mengelus pipi jay, sedangkan jay meraih pinggangmu untuk merapatkan jarak diantara kalian. Kecupan itu perlahan berubah menjadi lumatan dalam dan basah. Jay perlahan mengarahkanmu untuk berbaring di atas ranjang dengan tetap melumat bibirmu, sedangkan kamu mengalungkan kedua lenganmu pada lehernya agar tidak terjatuh.

Jay yang berada di atasmu kini menatap wajahmu. Meraih tanganmu dan mengecup jari lentikmu, jay menunjukan tatapan yang sedang mendamba.

Kamu mengecup kembali bibir jay, mengusap rahangnya dan ikut menatap jay dengan tatapan damba.

"eh? I think I know how to take the pain away..."

Kata jay sembari menarik lepas kaosmu.

"how?"

Tanyamu sembari menatap jay yang sedang mengecup perutmu hingga ke bawah.

"well...i can do that..."

Jay kini melepas kaosnya dan kembali mengurung dirimu diantara lenganya.

"but the pain only went away for nine months"

Jay memberikan senyum miring kepadamu, membuatmu kini menjadi gugup.

DreamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang