Kamu menatap tidak percaya dengan keputusan dosenmu kali ini. Kerja kelompok dimana kamu harus berurusan dengan laki laki psycho yang selalu menjadi musuh bebuyutanmu sejak masa ospek.
Jake Sim.
Mulutmu menganga, matamu menyerit tidak suka mendengar keputusan tersebut. Alasan tidak logis yang di utarakan dosenmu karena kalian berdua adalah mahasiswa berprestasi.
karena kalian berdua pintar, saya rasa berdua pun sudah cukup.
Sungguh...
Semua orang pun tau tentang betapa saling bencinya kalian berdua.
Kamu seketika menoleh ke arah jake, mendapati dirinya menutup wajah kesal karena keputusan itu.
fuck!
Benak kalian berdua berkata.
🍀🍃🍀
Alasan mengapa kalian saling benci adalah kompetisi. Kalian selalu bersaing pada setiap mata kuliah, menantang satu sama lain untuk melihat siapa yang paling pintar diantara yang paling pintar.
Ambisius, nama kalian selalu di panggil bahkan sejak masa ospek karena kalian begitu aktif.
Tak ada tujuan lain selain mengalahkan satu sama lain sejak kalian bertemu. Seakan dunia mempertemukan kalian untuk membuat kalian memiliki daya saing yang sebelumnya tidak kalian punya. Hidup kalian dulu terlalu enak karena di lingkungan kalian tidak ada satupun orang yang tertarik bersaing dengan kalian.
Maka saat kamu dan jake bertemu, rasa egois dan gengsi kini memuncak.
Berpikir cara terbaik untuk menjatuhkan satu sama lain.
🍀🍃🍀
Kamu menyalin artikel yang akan menjadi sumber penelitianmu kali ini. Duduk di kamar jake dengan jake yang juga merangkum artikel yang dia temukan.
"udah cari buku di perpus?"
Tanya jake dengan mata yang masih fokus pada laptop.
"udah"
Kamu memberikan buku yang dimaksud jake.
"baca lah...jangan kasih gue"
Kata jake dingin, sedangkan kamu menggulirkan mata kesal.
Kamu kini meregangkan otot sembari bersandar pada kursi, menatap kearah jendela cukup lama untuk menyegarkan mata dari cahaya laptop yang membuat matamu pegal. Setelahnya kamu menatap sekitar kamar jake, memperhatikan interior kamarnya yang begitu kosong.
Hanya ada lemari baju, ranjang lengap dengan nakas, meja komputer, satu rak penuh buku,juga meja yang kini kalian pakai untuk kerja kelompok ini. Sungguh, untuk ukuran kamarnya yang begitu besar, kamar jake ini terasa begitu kosong.
"istirahat dulu kali...fokus amat lo...nanti mati"
Katamu sembari minum air putih yang sudah jake sediakan. Jake hanya melirik kearahmu sebentar dengan tatapan tidak suka.
"no wonder sih lo gak punya temen...dikit dikit sinis ya gimana bisa punya temen?"
Jake menghela napas kesal dan tetap fokus mengerjakan tugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamer
FanficA story for people who need to sleep and get beautiful (wet)dream.