An Immoral Night
^Winter Side^
Hidup dimasa peperangan bukanlah pilihanku, apalagi di masa yang sangat runyam seperti saat ini. Mengatasi beratnya hidup di perbatasan sebuah Negara rawan perang. Bertahan dan mempertahankan hidup adalah aturan mutlak disini, perbatasan sebuah negara.
Makan makanan seadanya, atau bisa dikatakan kita akan makan jika ada. Menemukan umbi-umbian di hutan saja sudah merupakan harta karun bagi kami.Selama lebih dari sepuluh tahun Kekaisaran Choi memegang Supermasi Benua, Perbatasan selalu dalam situasi perang.
Aku dan kelompokku mendapatkan tugas untuk tinggal dan mempertahankan benteng perbatasan.
Syukurlah aku masih hidup hingga sekarang.......Lahir dari Rahim seorang ibu yang menjadi pelacur perang mengakibatkanku tidak tahu siapa ayahku yang sebenarnya, bahkan bagaimana wajah wanita yang telah melahirkankupun juga tak terbayangkan.
Saat itu, Hujan salju berhembus cukup intens Hawa dingin cukup terasa menusuk kedalam tulang. Aku ditinggalkan sosok yang harusnya ku panggil ibu hingga akhirnya ditemukan oleh sosok Pahlawan perang yang selalu kupanggil kakek.
Itulah kenapa Kakek memberikan nama Winter di depan nama keluarganya, hingga kini orang-orang memanggilku Zang Winter. Kakek menemukanku hampir beku karena Salju yang mulai menutupi tubuh kecilku.
"Kau sangat mirip dengan cucu perempuanku dikampung halaman, aku akan merawatmu mulai saat ini" Bagitu kakek bercerita
Akhirnya aku hidup bersama dengan kakek dan kelompok pejuang perbatasan yang dipimpin kakek. Aku cukup berbeda dengan kelompok pejuang dimana kakek berada, Rambut mereka Nampak hitam legam sementara itu rambutku berwarna berbeda dari mereka, sejak itu aku terpaksa mewarnai rambutku menggunakan arang.
Aku terpaksa mewarnai rambutku agar tidak Nampak mencolok saat kami ditugaskan menumpas musuh yang menyerang. Bukan sebuah rahasia lagi dalam kelompok kami kalau aku berbeda dari mereka semua.
"Kamu harus menyamar menjadi pria mulai saat ini, kamu akan pergi kemedan perang membawa pedang ini" Umurku Lima Tahun saat kakek memberikanku sebuah pedang
"Medan perang adalah tempat yang berbahaya bahkan jika kamu berpakaian seperti pria. Cepatlah bersembunyi, cepatlah melarikan diri jika sudah merasa tidak sanggup untuk melawan" Sepenggal nasehat kakek yang masih sangat berbekas.
Sejak saat itu aku mulai berlatih menjadi Kesatria, Mulai dari bermain pedang, panah, Bela diri dan menunggang kuda semua kupelajari.
Mungkin saat itu aku akan melupakan identitasku sebagai seorang gadis kalau saja aku tidak bertemu Sosok pria arogan ini.
Hingga pada hari itu seorang pria yang kuketahui memiliki kedudukan cukup tinggi dikekaisaran Choi Pria gagah bernama Lee Jisung mengangkatku menjadi Selirnya. Entah mimpi apa aku saat itu hingga bisa bertemu dengan Tuan Jisung.
"Jika kamu menjadi milikku, aku akan mengangkatmu ke puncak tertinggi" Begitu katanya dulu
Kata-kata yang berhasil membuatku menerimanya dan menerima kenyataan bahwa kakek telah tiada. Saat itu, hidupku rasanya tidak berarti lagi hingga sosok tuan Jisung menghampiriku yang tengah terpuruk.
Kehidupan sehai-hari bersembunyi dan melarikan diri berubah tiga bulan lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Immoral Night (Milkymong)
JugendliteraturLee Jeno X Zang Winter Sesosok gagah Lee Jisung, anak dari Jendral perang yang pengaruhnya melebihi Kaisar itu sendiri harus meninggalkan selirnya. Selir yang baru di miliki nya itu terpaksa harus kembali ke kediaman Jendral Lee seorang diri, Semen...