18. The (End)

458 30 8
                                    

An Immoral Night

Fanfic ini berbonus Typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fanfic ini berbonus Typo

***

"Aku.... Aku tidak akan kabur atau hilang lagi"

Masih dengan senyum di wajahnya, dengan suara lembut Winter menjawab dengan tenang dan seolah tanpa beban.

Yaahh... Itulah yang di tunggu

'Bahkan jika sewaktu - waktu kau melanggar perjanjian dan melarikan diri , aku akan mencarimu sampai ke ujung dunia ini, sampai aku menemukanmu. Satu - satunya tempat kamu bisa tinggal adalah di dalam pelukan ini. Burung Kecilku'

***

Entah telah berapa dekade Winter tinggal di Istana Woldang, masih teringat jelas bagaimana hari pertamanya masuk ke dalam istana ini.

Bagaimana ia meninggalkan perbatasan dan kenangan penderitaannya disana. Meninggalkan sosok berjasa di hidupnya yang telah memberikan kehidupan itu. Terimakasih Kakek Zang....

Masih teringat jelas impian sang kakek yang memimpikan peperangan berakhir, lalu ia akan membeli tanah di pedesaan dan menggarap ladang di sana. Hidup berbahagia bersama cucu perempuan satu - satunya, walaupun Winter tau ia bukanlah cucu kandung sang kakek.
Kendati demikian, kasih sayang itu jelas terasa menemani tumbuh kembangnya.

***

'Bulan terbit dan terbenam, Waktu yang mengalir seperti air. Musim gugur sedang berjalan lancar, menenangkan, dan sekarang aku Zang Winter akan segera menikah'

Pagi yang cerah secerah suasana hatiku saat ini. Nampak pula para dayang istana yang sibuk menyiapkan berbagai hal mulai dari yang besar hingga yang terkecil sekalipun. Dan kali ini terkusus di dalam kamarku hanya ada dua dayang yang memang selama ini selalu melayani tiap keperluan yang kubutuhkan.

"Nyonya, tolong lihat ini" Salah seorang dayang memperlihatkan sekotak perhiasan rambut

"Waahhh" Semua nampak mewah dan berkilau

"Mereka perhiasan yang dibuat pengrajin untuk keberuntungan anda. Sang Master secara khusus memesan mereka untuk berada dalam naungan biru yang halus ini, karena beliau ingin mereka selaras dengan citra anda yang nampak tenang dan damai" Sang Kepala Pelayan Min Hong

"Sungguh?"

"Tuan sangat mengagumi anda. Hiasan dibuat dengan menempelkan daun emas pada setiap bulu burung pekakak. Kingfishet biru sangat langka dan dibawa sebagai upeti" Jelas kembali oleh dayang Min Hong

"Jadi mereka berasal dari bulu burung?"

"Iya, itu burung yang sangat kecil dengan bulu biru. dapatkah anda melihat bahwa kecerahan dan warna sedikit berubah tergantung pada sudutnya? Warna ini tidak mudah pudar walau tergerus waktu"

An Immoral Night (Milkymong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang