08 : First Meet

399 52 100
                                    

An Immoral Night

^Tolong bantu koreksi typo^____________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^Tolong bantu koreksi typo^
____________________________


"Tentu saja, sebagai wanita yang pernah berada di medan perang, ini tiak ada apa - apanya" Bisik Jeno lagi, tepat membuat Winter tersentak

"Saya.... Tidak pernah membicarakan itu" Balas Winter

"Aku sudah diberitahu bahwa di tempat ini sang Jendral memiliki mata dan teling dimana - mana. Jika Jendral mempunyai mata dan telinga di medan perang juga....." Batin Winter mendongak menatap Jeno

"Bagaimana anda bisa tahu..?" Lanjut Winter bertanya

"Sshhhhh" Suara Jeno terdengar lirih
Mata Winter melebar menyadari sesuatu, Tangan kananya terangkat dengan spontan menutup bagian hidung,mulut dan dagu menyisakan mata tajam itu.

Pria yang ada di hadapannya ini, Winter pernah melihatnya di medan perang.

******

^^Flashback^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


^^Flashback^^

Whooossshhhh~~

Dimusim dingin perbatasan kekaisaran Choi, angin bertiup dengan kencang. Saat itu salju berhembus lebat, mengantarkan rasa dingin hingga menusuk kedalam tulang. Bahkan para prajuritpun harus menajamkan matanya guna menjaga pandangan dari musuh.

Langkah langkah kuda terdengar berjejer serentak memasuki kawasan pinggiran desa, tepat di atas lahan perbatasan.

"Uhukk, Uhukkk!"

Jeno turun dari kuda tunggangannya, masih lengkap dengan cadar dan seragam perangnya. Suara batuk yang cukup ketat terdengar lebih jelas seiring langkah Jeno yang membawanya memasuki sebuah gubuk tua.

"Yang terbaik untuk anda adalah meninggalkan medan perang. Jika tidak... anda mungkin tidak akan selamat dari musim dingin, Kakek"
Suara seorang wanita? turut memasuki indra pendengaran Jeno.

"Jangan bicara yang tidak - tidak. Jika aku mati, aku akan mati"
Kini terdengar suara lirih, khas pria renta yang membalas.

"Apa maksud anda dengan Mati? Lalu bagaimana dengan aku, Kakek?"

An Immoral Night (Milkymong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang