Seluruh murid kelas XI IPS 2 sudah berkumpul di lapangan. Jam pelajaran kedua adalah Olahraga, materi tentang Bola Besar. Ezra selaku Ketua Kelas bersama Adam, Wakilnya, tampak membawa sekeranjang bola voli yang membuat para cewek langsung mengeluh.
"Materi untuk tiga minggu ini adalah bola voli. Di pertemuan ketiga akan ambil nilai servis bawah dan atas, juga passing bawah dan atas, terakhir smash. Jadi dua minggu pertama kalian akan berlatih materi tersebut. Sebelum kita mulai, silakan Ketua Kelas pimpin pemanasan," ujar Pak Heru.
Suara keluhan kembali terdengar dan Ezra sudah maju untuk memimpin pemanasan yang dilanjutkan dengan lari keliling lapangan tiga kali. Airyn tak mengeluarkan suara tapi bukan berarti dia senang. Nyatanya dia juga tidak suka olahraga. Sebutannya dulu adalah remaja jompo yang tiap hari mengeluh sakit pinggang dan kemana-mana membawa freshcare.
Selesai pemanasan, Airyn segera mengambil bola voli yang menganggur. Karena absennya diawal, ia dapat kloter pertama untuk latihan servis. Airyn berniat pasrah, tapi ternyata tubuhnya masih bugar karena masih muda. Target Airyn yang penting servisnya bisa melewati net maka nilainya sudah pasti tidak di bawah KKM.
Lima belas menit berlatih servis mereka berganti dengan siswa kloter kedua. Siswa di kloter pertama kini akan berlatih passing secara berpasangan.
"Sekarang kalian latihan passing bawah dan atas. Berpasangan cewek-cowok. Yang cowok bantu yang cewek belajar."
Airyn menggaruk pipinya bingung akan berpasangan dengan siapa. Beberapa teman sekelasnya sudah mendapat pasangan masing-masing. Milla juga sudah ditarik paksa oleh Adam. Cowok itu kekeh ingin berpasangan dengan Milla karena sahabatnya itu jago olahraga. Jadi Adam tidak akan repot jika berlatih dengannya.
"Ryn, latihan sama gue ya?"
Airyn segera mengangguki ajakan Ezra tak menyadari banyak lelaki yang kecewa karena juga ingin berpasangan dengan Airyn. Gadis itu senang Ezra mampu membantunya berlatih. Saat bola yang dioper Airyn melenceng, cowok itu dapat langsung membawanya ke jalur semula yang bisa langsung diterima Airyn. Ezra juga memberi banyak tips saat Airyn kesulitan melakukan passing atas. Kalau menurut Ezra, Airyn bermain cukup baik. Gadis itu hanya perlu sering-sering berlatih.
Saat sedang asik mempertahankan rally-nya agar tidak terputus, Airyn tidak menyadari ada bola basket melayang ke arahnya dari lapangan sebelah.
"Airyn!"
"Akh!!"
Airyn merasakan kepalanya berdengung sampai ke telinga. Tak menyadari air matanya sudah mengalir deras. Hantaman bola itu sangat keras walau Airyn masih dapat berdiri saat ini.
"Airyn, lo gak apa?!" Ezra menghampiri Airyn segera mengelus kepala gadis itu dan sebelah tangannya menghapus air mata dipipi. Ia melihat sendiri bola itu mendarat kencang. Tak mungkin rasanya tak sakit.
"Gak apa," lirih Airyn.
Namun seketika pusing menjalar di kepalanya membuat Airyn kembali mengaduh. Saat pusingnya berkurang bersamaan dengan itu sesuatu yang hangat mengalir dari hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Potential Antagonist [Reinkarnasi-Transmigrasi]
Teen FictionRank #1 on Fiksiremaja !!! #6 on Fantasi !!! #4 on Roman !!! #1 on Fiksipenggemar/Fanfiction #2 on Teenfiction Ralena baru membuka matanya setelah tidak sadarkan diri selama seminggu. Namun begitu terbangun, betapa terkejutnya saat ia tahu jiwanya b...