16 | Mendekat Dan Menjauh

83.8K 7.6K 221
                                    

Setelah istirahat pertama, Airyn mengumpulkan formulir donasi untuk kegiatan amal milik anak-anak di kelasnya ke ruang Tata Usaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah istirahat pertama, Airyn mengumpulkan formulir donasi untuk kegiatan amal milik anak-anak di kelasnya ke ruang Tata Usaha. Seolah mendapat kesialan kecil, ia dipanggil oleh Bu Rukmini saat melewati ruang guru yang berada di sebelah ruang Tata Usaha. Airyn diminta membawakan buku tugas milik kelasnya karena sebentar lagi beliau akan mengajar.

Airyn hanya bisa menerima tumpukan buku itu dengan senyum yang dipaksakan. Kakinya berjalan sedikit di hentakkan menyalurkan rasa kesalnya. Kasihan sekali tangan mungilnya harus memikul beban seberat ini.

"Jangan kesel, nanti gak dapat pahalanya udah bantuin Bu Ruk."

Sebuah suara datang bersamaan dengan sepasang tangan yang bergerak mengambil lebih dari separuh buku di tangan Airyn.

"Zayden?"

Lelaki itu menarik seulas senyum teramat manis sampai matanya menyipit. "Gue bantu ya?"

Airyn mengangguk seraya mengulum bibirnya berusaha menahan senyum. Lagipula buku itu sudah di tangan Zayden jadi ia tak mungkin mengambilnya kembali. Ia tak boleh bertingkah seperti orang bodoh di hadapan Zayden. Setdaknya Airyn bisa sekalian modus.

"Lo habis ngumpul formulir donasi?" tanya Zayden membuka bahan obrolan. Jarak antara gedung tempat mereka berjalan sampai ke gedung tempat kelas mereka berada cukup jauh. Jadi tak mungkin mereka hanya berdiaman saja.

"Iya, hari ini terakhir kata Ezra. Kelas lo udah?"

"Udah tadi pagi. Terus pas acara nanti lo pasti ikut kan?" tanya Zayden seolah-olah mengharapkan kehadiran Airyn di kegiatan amal nanti.

"Ikut kok, insya allah," balas Airyn diakhir kekehan.

"Baguslah kalo gitu."

"Hm?"

Zayden segera menggelengkan kepala kembali tersenyum. "Enggak kok."

Airyn balas tersenyum lalu menunduk menatap ujung sepatunya yang bergerak. Ia benar-benar menahan diri untuk tidak mencuri pandang pada sosok tampan di sebelahnya. Tapi entah mengapa Airyn merasa bahwa sosok itu yang malah terus memandanginya.

"Kenapa?" tanya Airyn memberanikan diri.

Zayden yang tertangkap basah jadi sedikit gelagapan. Dia mengusap tengkuknya sedikit salah tingkah. "Eee... itu. Lo keliatan beda kalo gak pake kacamata."

Airyn tersenyum melihat Zayden yang wajahnya memerah sampai ke telinga. Sepertinya cowok itu benar-benar malu. "Lo juga beda kalo gak pake kacamata. Gue liat di postingan Ig lo."

"Aneh ya?" Zayden meringis mengingat asal mula postingan foto itu yang disebabkan oleh ulah iseng adik perempuannya yang memfotonya diam-diam.

Airyn segera menggerakkan tangannya isyarat menyanggah. "Enggak! Lo ganteng kok." Namun setelahnya Airyn menyadari kalimat yang keluar dari mulutnya yang ceplas-ceplos itu terlalu frontal.

Potential Antagonist [Reinkarnasi-Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang