"Airyn, pleaseeee! Mau ya? Ya?"
Milla memegang kedua tangan Airyn dan menatapnya dengan sorot memelas. Bibirnya melengkung ke bawah menambah kesan sedih di wajah gadis cantik itu.
"Mil, lo tau kan gue gak bisa kaya gitu. Gak mau ah." Airyn tak habis pikir dengan permintaan Milla padanya.
"Cuma lo yang bisa bantu gue. Ya masa gue ajak Naza, lebih gak mungkin kan? Jadwal dia bentrok. Tenang kok pasti gue ajarin. Kalo gak urgent gini gue juga gak bakal kok nyusahin lo. Pleaseee, bantu gue ya?"
Airyn hanya diam dengan pandangan kesal pada Milla. Jujur, dia jadi merasa ditumbalkan. "Gue malu, Mil."
"Gue traktir lo sebulan di Kantin deh," tawar Milla. "Atau gue beliin tiket konser BTS akhir tahun nanti. Lo pilih mau yang mana."
Sorot mata Airyn seketika menjadi bersemangat. Ia berdeham untuk menyembunyikan ketertarikannya agar tidak terlalu kelihatan.
"Beneran nih? Tiket konser BTS?"
"Iya Ryn, kalo perlu tiket ke backstagenya sekalian."
"Oke, deal!" Airyn menjulurkan tangannya yang langsung disambut Milla dengan suka cita. Bukannya apa, Airyn mampu kok beli tiketnya. Tapi dia sering kehabisan karena peminat grup itu sangat amat banyak.
"Makasih Ayin!" Milla menarik Airyn untuk dipeluk sambil dihadiahi kecupan di pipi sahabatnya itu.
"Gausah kecup-kecup, gue masih normal ya." Airyn menjauhkan bibir Milla agar tidak menodai pipi sucinya.
"Yaudah, berarti sekarang lo ikut gue. Kita mulai latihan," ujar Milla disertai senyum manisnya.
"Sekarang?" tanyanya yang dijawab anggukan Milla.
"Ayoooo!" Akhirnya Airyn hanya bisa pasrah tubuhnya digeret paksa demi tiket konser idolanya.
***
"Idan, berhenti depan gang ya?" ucap Zahra setelah menepuk punggung Aidan dua kali.
"Lo pikir gue tukang ojek, berentinya depan gang?" balas lelaki itu sedikit menolehkan kepala ke belakang.
"Tapi-"
"Gak ada tapi-tapi. Kemaren waktu bawa mobil, lo udah gue turunin depan gang karna jalannya sempit sampe lo ujan-ujanan. Jadinya pilek gini kan? Pokoknya gue antar sampe depan rumah, kalo perlu sampe depan pintu kamar lo!"
Zahra hanya bisa bungkam tak berani membantah. Memang benar ia jadi terkena flu karena kehujanan dua hari lalu. Beruntungnya tidak begitu parah dan ia masih bisa beraktivitas. Hari ini Aidan kembali mengantarnya pulang setelah belajar bersama.
Zahra sudah kekeh menolak karena tak mau terus menarik perhatian anak-anak di sekolah. Tapi Aidan jauh lebih keras kepala. Ia mengancam akan membopong paksa Zahra sampai ke parkiran jika terus menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Potential Antagonist [Reinkarnasi-Transmigrasi]
Teen FictionRank #1 on Fiksiremaja !!! #6 on Fantasi !!! #4 on Roman !!! #1 on Fiksipenggemar/Fanfiction #2 on Teenfiction Ralena baru membuka matanya setelah tidak sadarkan diri selama seminggu. Namun begitu terbangun, betapa terkejutnya saat ia tahu jiwanya b...