22 | Sisa Rasa

71.8K 7K 178
                                    

Airyn menelungkupkan kepalanya di atas meja sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Airyn menelungkupkan kepalanya di atas meja sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri. Maagnya pasti kambuh karena makan siang dengan Ayam Geprek super pedas dan minum Es Cappucino yang dipesankan Rashen untuknya. Laki-laki itu lupa berpesan pada penjual untuk mengurangi level pedas milik Airyn.

Jam dinding di kelasnya sudah menunjukkan pukul 04.30. Harusnya Rashen sudah selesai ekskul sejak jam empat tadi, tapi lelaki itu tak kunjung menjemputnya di kelas.

Airyn sudah tidak kuat lagi. Perutnya bagian atasnya sangat sakit, ia juga merasa mual. Tubuhnya sudah mulai berkeringat dingin dan wajahnya begitu pucat. Ia lupa membawa obat Maagnya hari ini.

Perlahan Airyn mengambil ponselnya disaku dan mulai mendial nomor ponsel Rashen. Panggilan tak kunjung diangkat membuat Airyn semakin gelisah. Sampai di dering kelima barulah panggilan tersambung.

"Halo, Ai?"

"Shen... kamu dimana? Maagku kambuh...sshh..." ucap Airyn diakhiri ringisannya.

"Gue masih di tempat Alesha antarin dia balik. Lo tunggu disana bentar jangan kemana-mana. Gue kesana sekarang."

Tut...

Begitu panggilan dimatikan, Airyn langsung kembali menjatuhkan kepalanya. Ternyata kekasihnya lebih memilih mengantar Alesha lebih dulu. Airyn sudah biasa diperlakukan seperti itu tapi hatinya masih terus merasa sakit. Setidaknya kali ini suara Rashen yang terdengar khawatir membuat perasaannya menghangat. Bersamaan dengan itu kelopak mata Airyn perlahan menutup.

Tigapuluh menit sudah berlalu, suasana sekolah semakin sepi. Airyn masih berada di posisi yang sama tak bergerak sedikitpun. Selang semenit kemudian, terdengar langkah kaki yang terburu-buru di koridor. Sosok Rashen muncul dengan napas terengah-engah di depan pintu kelas Airyn. Ia segera menghampiri gadis itu dan sedikit mengguncangkan tubuhnya.

"Ai, bangun. Masih sakit?"

Pergerakan kecil dari gadis itu terlihat dan perlahan kelopak matanya terbuka. Airyn tersenyum kecil melihat kehadiran Rashen.

"Mau ke Rumah Sakit dulu?"

Airyn menggeleng pelan. "Aku mau pulang aja. Udah mendingan kok."

"Yaudah, kita pulang ya? Bisa jalan sendiri?" Keterdiaman Airyn membuat Rashen paham dan segera berjongkok. "Naik, gue gendong."

"Tapi aku berat, Shen..."

"Gapapa, Ai. Ayo keburu magrib di jalan."

Dengan perlahan Airyn naik ke punggung Rashen dan melingkarkan tangannya di leher cowok itu. Rashen harus menggigit bibir bawahnya saat merasakan hembusan napas Airyn yang terasa panas di lehernya.

"Ai...?" Tak terdengar balasan gadis itu menandakan dirinya sudah terlelap dipunggung Rashen. Untungnya Rashen hari ini membawa mobil, jadi ia tidak kesulitan mengantar Airyn pulang ke rumahnya.

Potential Antagonist [Reinkarnasi-Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang