Panggilan video di ponsel Rashen masih berdering menunggu tersambung dengan seseorang di seberang sana. Saat ini pria itu tengah bersiap mengenakan kemeja hitam dan jam tangan. Tangannya bergerak menyisir rambutnya yang masih setengah basah. Selang beberapa detik layar ponselnya berubah menampilkan sosok wanita cantik yang tampak sedang mengemudi.
"Halo Shen, ini aku baru keluar RS. Kamu baru mau berangkat?"
"Iya Ay. Gimana kata dokter?" Rashen menyemprotkan parfum ke area leher dan pergelangan tangannya.
"Biasa lah, penyakit aku kan itu-itu aja. Gak jauh-jauh dari Magh. Jadi kamu langsung ke rumah Bunda kan?"
Rashen terdiam sejenak sebelum mulai menjawab, "Aku boleh jemput Ale dulu?"
"Kamu mau datang sama Alesha? Bagus ya, bukannya anterin istrinya ke rumah sakit malah mau berangkat bareng selingkuhan." Airyn memicingkan matanya ke kamera lalu kembali fokus ke jalan.
Rashen sedikit panik kini tampak sedikit bersalah, "Kamu perginya kepagian Ay. Kan aku tadi udah bilang ada kerjaan yang harus diselesaikan bentar."
"Kan biar gak ngantri. Lagi pula aku juga harus nyari sesuatu buat yang hari ini ulang tahun ke 25. Udah tua ih."
Rashen tampak mengulum senyumnya. "Nyari apa sih, mending kamu langsung ke tempat Bunda. Padahal udah dibilangin jangan nyetir sendiri malah bandel."
"Udah dapat kok sesuatunya. Pasti yang ulang tahun bakal seneng banget!" balas Airyn bersemangat. "Shen, aku tutup dulu ya. Sampai ketemu di tempat Bunda. Jangan aneh-aneh sama Ale-Ale ya, Paksu."
Rashen melambaikan tangan di depan layar lalu panggilan terputus. Selang sedetik kemudian sebuah pesan masuk ke ponselnya.
Ale
Rash, aku udah siap nih. Km jadi jemput kan?
Saya
Ya
Setelah dirasa siap, Rashen segera ke luar rumah menuju garasi dan memasuki mobilnya. Rumah Alesha searah dengan rumah orang tuanya sehingga tidak akan memakan banyak waktu.
Acara akan dimulai setengah jam lagi. Rashen menyempatkan mampir ke pom bensin sebelum menjemput Alesha karena nanti malam ia akan pergi keluar dengan Airyn.
Ponsel yang ia letakkan di kursi penumpang berdering. Rashen meliriknya sekilas dan panggilan itu terputus karena Rashen tidak langsung mengangkat. Saat mobilnya sudah berada di baris antrian, ponselnya kembali berdering.
"Dan, gue lagi di POM. Nanti gue telfon balik." Rashen berniat mematikan sambungan namun suara Aidan Kembali terdengar.
"R-rash, lo harus ke rumah sakit Bhakti sekarang juga."
Kening Rashen berkerut mendengar suara Aidan yang bergetar, "Kenapa, Dan?"
"Lo jangan panik. Airyn masuk rumah sakit. Lo cepetan kesini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Potential Antagonist [Reinkarnasi-Transmigrasi]
TienerfictieRank #1 on Fiksiremaja !!! #6 on Fantasi !!! #4 on Roman !!! #1 on Fiksipenggemar/Fanfiction #2 on Teenfiction Ralena baru membuka matanya setelah tidak sadarkan diri selama seminggu. Namun begitu terbangun, betapa terkejutnya saat ia tahu jiwanya b...