Rashen membaringkan tubuh Alesha di atas brangkar UKS lalu menyuruh petugas disana untuk memeriksa tubuh gadis itu. Untungnya tak ada yang parah, hanya luka kecil yang juga tidak akan meninggalkan bekas. Setelah mengobati luka lecet di kaki Alesha, petugas itu pamit keluar karena tidak tahan dengan aura cowok-cowok most wanted disana.
"Istirahat," ucap Rashen mengelus kepala Alesha dua kali.
Selepas gadis itu memejamkan mata, tiga cowok yang berada disana tidak ada yang bergerak keluar UKS. Tanpa perlu berkata, mereka sepakat menunggu disini sekalian membolos kelas. Males banget masuk jam pelajaran Kimia.
"Lo berubah, Rash."
Rashen mengangkat pandangannya dari ponsel melihat Galang yang menatapnya. "Gue bukan ultraman."
"Gue tau lo pasti paham maksud gue."
Rashen menghela napasnya. "Berubah apanya?" Ia memasukkan ponselnya ke saku kini menghadap Galang sepenuhnya.
"Gue udah bilang, sikap lo ke Alesha beda." Galang melihat Rashen mengangkat sebelah alisnya. "Lo diam aja waktu mantan lo jahatin Ale. Sikap lo malah seolah melerai mereka dengan langsung bawa pergi Ale."
"Emang gue harus apa? Ngomporin mereka? Gue cuma bertindak cepat demi kebaikan Echa, bukan malah adu bacot."
Galang tersenyum miring seolah yang ucapkan Rashen hanyalah omong kosong. "Bullshit. Harusnya lo kasih tau mantan lo biar gak macem-macem sama Ale."
"Buang-buang waktu," balas Rashen membuang muka.
"Lo belum move on kan dari mantan cupu lo yang modelnya gitu? Cuma karena dia sekarang udah sok glowing."
Wajah Rashen mengeras, tatapan matanya berubah sangat tajam. Atmosfer di ruangan itu langsung menjadi suram. Tian ketar-ketir sendiri tak tahu harus apa untuk menghadapi Aura dua sahabatnya yang sedang tak bersahabat. Ia berharap Ezra, Arkan dan Aidan cepat datang karena ia sendiri tak akan sanggup melerai jika keduanya berkelahi.
BRAKK!!
Terdengar suara pintu ditendang dan Aidan masuk menggendong seorang gadis yang wajahnya tak terlihat diikuti dengan Arkan dan Ezra di belakangnya. Perhatian Rashen dan Galang teralih pada cowok itu membuat Tian diam-diam merasa lega karena suasana sudah tidak semencekam tadi.
Aidan membaringkan atau lebih tepatnya setengah melempar tubuh Zahra ke atas brangkar terdekat dari pintu masuk. Ia menoleh ke sekeliling namun tak menemukan orang yang bertugas di UKS.
"Lo obatin ni cewek!" perintah Aidan menunjuk Ezra dengan dagunya.
"Anjir, enak aja! Lo yang bikin anak orang luka kok gue yang ngobatin."
Setelahnya Ezra langsung kabur mendatangi Tian yang wajahnya memelas seakan-akan butuh pertolongan. Aidan mendengus kesal melihat tingkah sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Potential Antagonist [Reinkarnasi-Transmigrasi]
Fiksi RemajaRank #1 on Fiksiremaja !!! #6 on Fantasi !!! #4 on Roman !!! #1 on Fiksipenggemar/Fanfiction #2 on Teenfiction Ralena baru membuka matanya setelah tidak sadarkan diri selama seminggu. Namun begitu terbangun, betapa terkejutnya saat ia tahu jiwanya b...