***
"I-ini buat Hayfa. Makasih sama maaf, karna aku Hayfa jadi dihukum." Ujar Nyanyang menyerahkan sebotol air mineral kepada Hayfa.
Setelah selesai membersihkan ruang laboratorium, Hayfa langsung duduk beristirahat sejenak didepan ruangan itu.
"Thanks," Ucap Hayfa menerima air mineral pemberian dari Nyanyang. Ia meneguk habis air mineral itu, membuat mata Nyanyang membola.
Bahkan sedang minum pun, Hayfa terlihat sangat cantik.
Masyaalloh
"Kenapa?" Tanya Hayfa menatap Nyanyang yang tengah menatapnya.
"A-ahh gapapa ko,aku duluan ke kantin yah. "
"Bareng."
"J-jangan!" Cegah Nyanyang, membuat Hayfa menaikkan sebelas alisnya.
"Nanti kamu di ejek sama anak-anak, karna bareng anak culun kaya aku. " Ucapnya lirih.
Hayfa berdecak mendengar ucapan Nyanyang, ia tidak perduli dengan omongan orang lain. Hayfa langsung menarik tangan Nyanyang menuju kantin.
Banyak pasang mata menatap Hayfa dan Nyanyang, Nyanyang menunduk disepanjang perjalanannya menuju kantin.
"Jangan nunduk." Geram Hayfa.
"I-iyah."
Sesampainya dikantin, Hayfa langsung menarik Nyanyang duduk di Meja pojok. Ia lebih suka mojok, wk.
"H-Hayfa mau pesen apa? biar aku yang pesenin. " Tanya Nyanyang.
"Gue aja yang pesenin, lo duduk diem disini." Titah Hayfa penuh penekanan, ia langsung pergi memesan makanan untuk dirinya dan untuk Nyanyang, tentunya.
Nyanyang dibuat tertegun melihat Hayfa, ia tersenyum haru. Hayfa ini ternyata sangat baik, hanya saja jika
dilihat dari luar Hayfa memang terlihat seperti sombong dan angkuh.Bruk
"Astaghfirullah. " Kaget Nyanyang.
"Cih.." Orang itu berdecih menatap Nyanyang remeh, "Kita ketemu lagi."
"Kak S-siska "
"Ternyata lo tau nama gue."
"Maap, Kakak ada keperluan apa yah?" Tanya Nyanyang gugup.
"Bagi duit dong."
"A-aku gak ada uang Kak." Jawab Nyanyang, karna separuh uang jajannya sudah ia masukkan kedalam celengan dirumahnya.
"Gak usah boong lo! dasar munafik. "
Nyanyang menundukkan kepalanya. Ia berharap, ada seseorang yang bisa menolongnya. Tapi nihil, karna semua yang berada didalam kantin hanya bisa menontonnya. Tidak mempunyai nyali untuk menolong Nyanyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNFA
Teen Fiction"Gue anter." Ucap Guntur membuat Hayfa menoleh lagi. "Ga, makasih." "Gue gak nerima penolakan." Ujar Guntur menarik tangan Hayfa menuju parkiran. Hayfa menghempas tangan Guntur. "Pemaksa." Cibir Hayfa menatap nyalang Guntur. "Lepas!!" Titah Hayfa, t...