***
Malam hari, Nyanyang berjalan santai dengan 2 plastik ditangannya. Ia sesekali mengayunkan plastik itu di udara, mulut mungilnya tak berhenti menggumamkan beberapa sholawat.
"Bismillahirrahmanirrahim"
Nyanyang melihat ke kanan dan kiri, ia akan menyebrang.
"Awas!"
"Astaghfirullah. "
Bruk
"Aws, sialan. " Ringis seseorang.
Nyanyang berjongkok dengan tubuh yang bergetar, mata terpejam dan
dua tangannya bertengger menutupi telinganya."Bantuin gue woy!" Teriak seseorang membuat Nyanyang mendongak. Ia menatap seorang pemuda dengan helm dikepalanya dan motor ninja yang tergeletak di sampingnya.
"Yaalloh. " Dengan cepat Nyanyang menghampiri pemuda itu.
"Aku harus bantuin apa?" Gumam Nyanyang, ia gugup jika harus ber kontak fisik dengan laki-laki selain Kevin dan Kesya.
"Eum, ayo aku bantu. "
Dengan perlahan dan dengan mulut yang terus komat kamit beristighfar, Nyanyang membantu pemuda itu untuk berdiri.
"Stttt, pelan-pelan!" Ringis pemuda itu. Nyanyang menuntun pemuda itu untuk duduk di bangku yang ada di sana.
"Maaf yah." Ujar Nyanyang menunduk, walau disini bukan Nyanyang yang salah.
Pemuda itu nampak menggeleng,ia membuka helmnya perlahan. "Gak perlu minta maap, disini gue yang salah. " Ujar pemuda itu membuat Nyanyang mendongak. Dan..
DAMN!!
"Kakak" Nyanyang tidak asing dengan wajah itu.
"Farel. " Ujar pemuda itu, membuat Nyanyang mengangguk membenar kan. Pemuda itu adalah Farel,teman Guntur dan Fahri.
"I-iyah kak,"
"Lo gapapa?" Tanya Farel meneliti tubuh Nyanyang.
"Alhamdulilah aku gapapa ko,Kak."
"Syukur deh,sekali lagi sorry." Ucap Farel meringis tak enak.
Nyanyang menganggukkan kepalanya, lagian Nyanyang tidak kenapa-napa ko.
"Kaki Kaka?" Tanya Nyanyang.
"Luka dikit."
"Mau di obatin? ayo kerumah aku, rumah aku gak jauh dari sini ko."
"Gak usah." Jawab Farel singkat, emang dasarnya kulkas ya gitu deh.
Nyanyang menghela nafasnya,susah sekali memang berbicara dengan kulkas. "Tunggu sebentar!" Cegas gadis itu, meletakkan 2 kantong plastik yang sedaritadi ia pegang disebelah Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNFA
Teen Fiction"Gue anter." Ucap Guntur membuat Hayfa menoleh lagi. "Ga, makasih." "Gue gak nerima penolakan." Ujar Guntur menarik tangan Hayfa menuju parkiran. Hayfa menghempas tangan Guntur. "Pemaksa." Cibir Hayfa menatap nyalang Guntur. "Lepas!!" Titah Hayfa, t...