"Yaudah! Gue ke kelas." Hayfa langsung melenggang pergi.
Guntur menghela nafasnya, bibirnya tersenyum gemas. Melihat tingkah Hayfa yang tidak berubah. Oh, dia harus memikirkan cara untuk membujuk gadis kesayangannya itu.
"Ternyata disini lo!"
"Gue nyari lo kemana-mana,"
"Mau ngapain nyari gue?" Tanya Guntur menatap Fajar dan Farel.
"Lo bolos gak ajak-ajak," Ujar Fajar duduk di sofa yang ada disana.
"Gue gak bolos."
"Terus ngapain disini?" Tanya Farel.
"Nyari angin."
"Yang namanya gak masuk kelas tanpa keterangan yang jelas, itu namanya pembolosan." Ujar Fajar.
"Serah deh."
~
"Kamu darimana aja? untung belum ada guru." Tanya Nyanyang.
"Nyari angin." Jawab Hayfa duduk di kursinya.
"Kamu baik-baik ajakan?"
"Iyah gue baik-baik aja." Jawab Hayfa menatap Nyanyang intens, Nyanyang yang ditatap seperti itu pun bergerak tak nyaman.
"Hayfa kenapa natap aku kaya gitu?"
"Lo Nyanyang anaknya Onti Rasya?" Tanya Hayfa membuat Nyanyang membola.
"Hayfa tau? Hayfa inget sama aku?"
"Gue sama lo sering maen dulu, yah sebelum gue hilang ingatan."
"Iyah, aku tau dari Uma. Jadi, sekarang kamu udah inget semuanya?"
Hayfa menggeleng. "Nggak semua juga, gue inget cuman sebagian."
"Oh gapapa, nanti juga bakal inget ko. Syukur alhamdulillah kalo kamu udah mulai perlahan inget. Dan aku harap kamu gak berubah dingin dan cuek lagi, itu bukan sifat kamu." Ujar Nyanyang terkekeh.
"Hum, gue Usahain. Thanks yah, dan sorry kalo perlakuan gue selama ini bikin lo gak enak."
