Chapter 9

41 2 0
                                    

Let Him/Her Go

Song for this Chapter:

1. Distance – Moonbin &Sanha (ASTRO)

2. It'll be Okay – Shawn Mendes

××××××

hiiii how are you? btw mau cerita dikit, things have been going so well in my life, I really appreciate everything that happened mulai dari hal yang harus aku lepaskan sampai banyak hal juga yang aku dapatkan, baik itu yang bikin aku sedih nangis sampe kehabisan nafas, sekalipun yang bikin aku bahagia ketawa sampe sakit perut, and then gimana caranya supaya aku bisa memaafkan find my peace and moving on, you know let come what comes, let go what goes, I learn a lot, aku bersyukur banget. Aku harap kalian juga gitu ya? Like this story has made, awalnya aku ngerasa aneh sampe ada keinginan untuk ngehapus cerita ini, but then I realized kenapa harus dihapus? This story is like a part of me, how I managed to end this is just like a process to me, I know how hard is it to be a writer, makanya aku bener-bener amazed banget sama penulis-penulis diluar sana yang punya karya sebagus itu like bener-bener deh how they really put their feelings into the story is another level, I learn a lot from them. Oh and maaf karena aku selalu late update >.<

sooo, hope you guys enjoy this chapter! <3

××××××

31 Desember 2021

Waktu menunjukan pukul 17.00, sebagian orang yang berada di sekeliling Deeana tengah bersiap-siap untuk menantikan perayaan bergantinya tahun yang hanya tinggal beberapa jam lagi. Suasana sore ini begitu ramai, karena banyak orang terlihat menghabiskan waktu mereka bersama dengan keluarga, sahabat, atau kerabat terdekat mereka. Deeana dibuat tersenyum melihat betapa lucunya anak kecil yang tiba-tiba menghampirinya sembari memberikan permen coklat yang sedari tadi berada digenggamannya.

"Ini, ini" ucap anak perempuan itu, Deeana tersenyum gemas namun disaat yang bersamaan dirinya kebingungan. Tak lama seorang wanita muda yang Deeana yakini ibu dari anak kecil itu menghampiri dirinya. "Ini, ini" anak perempuan itu masih saja mengulurkan tangannya karena ia ingin sekali memberikan Deeana permen coklat miliknya, seakan mengerti Deeana kemudian tersenyum dan menerima pemberian anak kecil itu. "Terima kasih ya, cantik" ucapnya sembari mengusap kepala anak itu, kemudian ia dan ibunya pun pergi menjauhi dirinya.

Waktu berjalan begitu cepat hingga Deeana sendiri tak menyadari bahwa langit telah berubah menjadi gelap. Dirinya saat ini tengah berada di taman sebuah pusat perbelanjaan yang saat ini tengah mengadakan konser dalam rangka pergantian tahun. Keadaan sekelilingnya saat ini telah dipenuhi beribu-ribu orang yang juga ingin menikmati hari terakhir di tahun 2021. Tak lama kemudian dering nyaring yang berasal dari ponsel genggam miliknya berbunyi.

"Na, dimana?" tanya seseorang diseberang sana secara langsung. "Tunggu bentar ya, gue udah otw, tapi macet banget asli" lanjutnya.

"Kebiasaan sih lo, keburu Raissa mulai nih" balas Deeana yang terdengar sedikit kesal.

"Yaelah, gak bakalan, ini dikit lagi gue nyampe kok. Lo jangan jauh-jauh ntar diculik"

"Mana ada, kan lo yang biasa nyulik gue" balas Deeana sembari berjalan kearah penjual odeng, makanan kesukaannya yang berada diurutan sekian setelah ayam goreng, karena begitu banyak makanan yang Deeana sukai, setiap kali ia mencicipi salah satu makanan, ia selalu merasa bahwa makanan tersebut adalah makanan terfavoritnya.

Pria diseberang sana tertawa, memang benar bahwa Dhana sering kali 'menculik' Deeana, pasalnya mereka berdua benar-benar se-random itu, baik Dhana maupun Deeana, merasa jika mereka mengetahui sesuatu yang menarik mereka harus selalu berbagi hal tersebut, apapun bentuknya.

I Met You When I Was 16Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang