Bonus Chapter

20 2 0
                                    


1 Januari 2022, pukul 14:00 dini hari

Deeana baru saja beristirahat di salah satu bangku yang berada tak jauh dari taman pusat perbelanjaan. Dirinya berusaha mengatur nafasnya perlahan-lahan, sebab Deeana habis berlari kesana-kemari mencari keberadaan Dhana yang sedari tadi tak kunjung ia temui.

Sudah 1 jam sejak konser pergantian tahun selesai, namun Dhana yang sejak 1 jam yang lalu berkata ingin pergi ke kamar kecil pun tak kunjung kembali. Sejujurnya Deeana sangat takut, karena keadaan disekitar pusat perbelanjaan saat ini tidak seramai beberapa menit yang lalu. Ralat, bisa dibilang bahwa keadaan taman saat ini sudah sepi.

Deeana berkali-kali mengeluarkan sumpah serapah pada sahabat laki-lakinya itu. Dirinya kesal melebihi siapapun yang ada di dunia ini, tapi disaat yang bersamaan Deeana khawatir setengah mati, karena Dhana benar-benar tidak bisa dihubungi. Bener-bener itu anak, duit banyak tapi hape masih butut begitu anjir, dihubungin make acara gak nyambung. Ini orang kalo ketemu abis beneran asli, batinnya dalam hati.

Beberapa saat kemudian terlihat postur laki-laki setinggi 184 cm dari kejauhan. Dirinya tersenyum dan berlari kecil menghampiri Deeana yang saat ini menunjukan tampang masamnya.

"Dhana sumpah..." Deeana kehabisan kata-kata. Kedua lututnya begitu lemas, dirinya sungguh lega melihat Dhana terlihat baik-baik saja. Tanpa Deeana sadari, air matanya keluar begitu saja menghujani kedua pipinya, pikirannya sudah tidak karuan, ia sungguh takut jika ada hal buruk yang terjadi pada Dhana.

Dhana memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Deeana, namun tampak depan terkadang bisa menipu, bagaimana tidak Deeana tahu betul sifat Dhana yang terkadang seperti bayi, Deeana bahkan sering sekali mengoceh mengenai banyak hal, dari hal yang kecil sampai hal yang besar sekalipun, cara itu ia lakukan karena dirinya hanya ingin Dhana bisa bersikap sedikit lebih dewasa dan bertanggung jawab, setidaknya terhadap dirinya sendiri.

"Lo kemana aja si, Dhan? Gue cari-cariin lo dari tadi, ini udah 1 jam yang lalu pas lo terakhir kali bilang ke gue kalo lo mau ke toilet, trus lo baru nongol sekarang, gue khawatir anjir. Jahat banget sih lo, gue kira lo bakalan ninggalin gue, gue kira lo marah, tapi yang paling kesel lagi hp lo gak bisa dihubungin, gue panik banget Dhana sumpah"

Deeana menghapus air matanya yang sedari tadi turun, tanpa disangka oleh dirinya, pria dihadapannya ini hanya diam dan tersenyum kecil menatapnya. Deeana sungguh bingung, apa yang terjadi dengan Dhana? Pasalnya Dhana jarang sekali menunjukan sikapnya yang seperti itu, jika Deeana mengoceh panjang lebar, hal yang selalu Dhana lakukan yaitu memotong ucapan Deeana secepat yang ia bisa.

"Maaf, udah jangan nangis ya" balas Dhana begitu pelan. Dirinya memeluk perempuan mungil dihadapannya itu sembari mengusap surai miliknya.

"Dhan---"

"Sebentar, 5 menit. Gue capek" potong Dhana dengan cepat. Deeana membiarkan Dhana memeluk dirinya selama apapun yang pria itu inginkan, Deeana tidak tahu apa yang terjadi dengan Dhana, tapi Deeana jarang sekali melihat Dhana seperti ini.

Bau alkohol yang begitu kuat tercium dari tubuh Dhana. Deeana mengerutkan keningnya, Dhana mabok? Dia kapan minum, gak biasanya kayak gini, batin Deeana kebingungan. Deeana bahkan tidak pernah melihat Dhana menjadi mellow seperti sekarang. Dhana seperti membutuhkan kekuatan lebih untuk menopang semua beban atau rasa sakit yang ia rasakan selama ini.

"Dhan lo mabok? Kok bisa minum-minum gak bilang gue? Lo minum sama siapa? Untung gue bisa bawa mobil lo, coba kalo engga, balik naik getek kali kita, lain kali jangan kayak gini, please. Lo kalo ada apa-apa bisa cerita sama gue, bilang ke gue kalo ada hal yang ganggu pikiran lo" ucap Deeana panjang lebar, keduanya masih mendekap satu sama lain, tanpa melepaskan atau bahkan merenggangkan keadaan mereka saat ini.

"Lo yang ganggu gue selama ini" balas Dhana, dirinya kemudian melepaskan pelukan yang beberapa saat lalu menyatukan mereka.

"Gue gang---"

"Jadi pacar gue, Dee." lagi, Dhana memotong ucapan Deeana sepersekian detik kemudian. Deeana membeku, ini anak kalo bercanda gak pake otak, batinnya.

"Jadi pacar gue, Dee." dirinya mengulangi kalimat yang sama, namun Deeana masih tidak mengerti apa yang Dhana maksud.

"Sadar, Dhan. Ayo sober udah jam segini" balas Deeana, dirinya berusaha mencairkan suasana.

"Gue emang habis minum, tapi gue sadar. Jadi pacar gue, Dee. Gue serius" jelas Dhana untuk kesekian kalinya.

Deeana benar-benar tidak menduga bahwa Dhana akan mengutarakan perasaannya begitu saja, dirinya hanya diam, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, sekujur tubuhnya begitu kaku, pikirannya pun kosong, kalimat yang dilontarkan Dhana 'Jadi pacar gue, Dee' terus terulang dan menghantui isi kepalanya saat ini.

"Lo gak perlu jawab sekarang, tapi gue akan tunggu Dee, kapanpun lo siap. Ayo pulang." ucap Dhana cukup tegas, memecahkan keheningan yang terjadi diantara mereka. Setelahnya Dhana berjalan mendahului Deeana hendak menuju parkiran mobil. Sedangkan Deeana, dirinya masih mematung beberapa saat, sebelum akhirnya ia mengikuti pria itu dari belakang.

.

.

.

aku tau ini gantung, tapi emang sengaja wkwkwkwkw, karena untuk kelanjutan cerita Dhana dan Deeana mungkin akan aku buat another side story, tapi entah kapan :D

But anyway, akhirnya I Met You When I Was 16 sudah tamat, yeayyyy!!!!

Ucapan terima kasih banyak-banyak kayaknya gak cukup ya? aku bener-bener bersyukur dan seneng karena masih ada orang yang mau baca cerita amatiran aku ini, maaf kalo menuju end aku lama gak update.

This story have a special meaning to me, terima kasih ya readers, kalian keren, untuk silent readers *kebanyakan silent readers btw wkwkwkw aku juga mau ngucapin terima kasih karena kalian masih baca my first story that i ever published ini.

Sebenernya masih banyak kekurangan yang ada di cerita ini, maaf untuk itu ya? terutama dari segi penulisan, banyak kata yang suka belibet, semoga kedepannya aku bisa lebih belajar lagi untuk menulis pake hati dengan baik.

Last but not least, terima kasih banyak ya? Ich liebe euch allen<3

Sampai bertemu dicerita selanjutnya!^^


I Met You When I Was 16Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang