Decision: Should I Stay? Or Should I Go?
Song for this Chapter: Cry - Cigarettes After Sex
××××××
3 Oktober 2020
Waktu menunjukan pukul 17.10 sore, suasana Café All Light semakin sepi hanya ada satu dua orang yang bertahan sedari tadi siang hingga saat ini. Seorang perempuan dengan wajah sumringahnya berlari menuju Café aduh gue udah telat banget lagi batin Deeana cukup kesal, namun pada saat yang sama ia tidak sabar bertemu Nugraha, yang sudah menunggunya dari tadi. Langkahnya ia percepat dengan harapan agar ia cepat sampai ke Café tempat dimana ia berjanji untuk bertemu dengan kekasihnya itu. Deeana merasa lelah sebenarnya, ia memutuskan untuk berjalan saat ini, pasalnya ia sudah berkeringat sedari tadi, bahkan dress putih yang ia pakai sudah sedikit basah karena keringatnya, keringet sial emang, nanti gue ga cantik lagi kalo kayak gini hhh omelnya pada diri sendiri.
"DEEANA BUDEK!" teriak seorang pria dari jauh, Deeana menoleh, siapa sih?! Cowo kurang ajar, seenaknya aja manggil gue budek!, gerutunya dalam hati. Kemudian Deeana menoleh, dua orang pria tinggi berdiri dibelakangnya dengan jarak sekitar 3 meter dari tempat Deeana berdiri. Mereka berdua tertawa melihat wajah kesal Deeana. "BASILIUS DHANA BANGKE!" teriak Deeana yang tak kalah kencang dari teriakan Dhana sebelumnya. Dhana dan Racka tertawa terbahak-bahak, melihat wajah merah Deeana. Deeana kesal, karena dua pria itu tidak berhenti menertawainya.
Deeana dan Dhana memang seumuran, wajar saja bila mereka sering mengejek satu sama lain tentang hal yang tidak penting. Racka yang sedari tadi melihat mereka berdua kejar-kejaran seperti anak kecil hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir, kayak tom and jerry anjir batin Racka. "Deeana, Dhana udah kek, bocah banget si lo berdua. Bang Nunu udh nungguin lo lama dari tadi Dee, buruan sana samperin, ngambek orangnya baru tau rasa lo!" jelas Racka pada Deeana dan Dhana. "Udah Dhan lo jangan mancing Deeana lagi..." jelas Racka, namun mereka berdua tetap saja bercanda seperti tak peduli bahwa ada Racka disitu "Emang gak ada akhlak ye lo pada sama abang sendiri" lanjut Racka sedikit kesal, karena Dhana dan Deeana benar-benar tidak mengubris perkataan Racka, namun disaat yang bersamaan Racka gemas sendiri melihat pertengkaran mereka yang sangat aneh itu.
Deeana bagi Racka dan sahabat Nugraha yang lain sudah seperti adik mereka sendiri, pasalnya Nugraha dan Deeana sudah lama mengenal dan bersama-sama. Mereka bertujuh, tentunya dengan Deeana, sering kali menghabiskan waktu bersama, terlebih lagi sekarang MJ dan Julian sudah punya Café dan Resto All You Can Eat milik mereka sendiri, jadi mereka bebas bisa kapan saja datang kesana, bahkan jika hanya sekedar berkunjung sebentar, atau jika mereka ingin berkumpul bersama, mereka tidak perlu pusing memikirkan kemana mereka harus singgah.
"Yaelah bercanda doang ini mah. Lo liat sendiri tuh si Deeana dari tadi gak jelas bangettt" ungkap Dhana dan kemudian melanjutkan perkataannya "Kenapa jadi lo yang baper sih? Maap deh maap, hehehe" ucapnya membalas perkataan Racka dengan cengiran yang besar, menampilkan gigi-gigi putihnya yang rapi.
"Idih Dhana, jigong lo bau ewh, ada cabe lagi ewh" ledek Deeana. Racka menghela nafas panjang. Jika Dhana dan Deeana dipertemukan bukan tidak mungkin jika mereka akan bertengkar atau bergurau seperti ini, bahkan hal tersebut malah dirasa aneh jika tidak terjadi. Sepanjang perjalanan menuju Café All Light, suara tawa Deeana dan Dhana terdengar dari ujung jalan yang satu hingga ke ujung jalan yang lain. Emang bener-bener gaada adab itu dua orang kalo udah ketemu, batin Racka terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Met You When I Was 16
Fiksi PenggemarPertemuan mereka terjadi saat Deeana berumur 16 tahun. Deeana tak menyadari bahwa lambat laun Nugraha menjadi orang yang sangat berpengaruh di hidupnya. Namun hubungan yang sudah lama, tidak menjamin akan bertahan lama juga kan? Seandainya Deeana ta...