Jisoo terbangun dari tidurnya kala cahaya matahari mulai muncul menyusup dari celah tirai yang menutup pintu kaca kamar itu, mendapati dirinya yang tengah nyaman dalam dekapan Soobin pagi itu, Jisoo mulai menyadarkan dirinya dan mengingat apa yang semalam terjadi.
Soobin sedikit meregangkan tubuhnya, membuka sedikit matanya melihat Jisoo yang sudah terbangun dan sedang menatap ke arahnya memastikan apakah ini nyata, mereka saling terdiam satu sama lain seolah enggan untuk saling beranjak dari tempat tidur itu, saling mengagumi waja satu sama lain tiap incinya.
"Soo-ah... Soobin... bangun sayang, ayo kita sarapan bareng-bareng" teriakan seseorang dari luar kamar, yang sudah bisa di pastikan bahwa itu suara mama Soobin.
Suara itu seketika menyadarkan mereka, membuat mereka saling membuang muka dan salah tingkah sendiri, segera Soobin bergegas bangun dari tempat tidur dan mengajak Jisoo turun untuk sarapan.
.
"gimana tidurnya semalem sayang ?" tanya mama Soobin di sela sarapan mereka.
"oh iya siapa yang tidur di kasur lantai, mama udah minta pelayan naro kasur di deket lemari Soobin sebelum kalian dateng kemaren" sambung mama Soobin, seketika Soobin dan Jisoo terdiam dengan saling berhadapan, memikirkan betapa bodohnya mereka malah tidak melihat kasur di sana, dan malah sempat berdebat soal tempat tidur.
"aaaah Soo-ah yang semalem tidur di kasur lantai ma" sahut Jisoo sembari berkedip ke arah Soobin memberi kode.
"kita tidur satu ranjang ma" jawab Soobin santai sembari menyuap sesendok serel kedalam mulutnya, membuat semua yang di meja makan reflek melihat ke arah Soobin, sementara Jisoo hanya geleng-geleng sembari memegang keningnya karena bingung dengan manusia yang satu ini.
"bin-ah" sahut papa Soobin pelan setelah menaruh sendok makannya di samping piring sarapannya.
"Soobin nggak ngapa-ngapain sama Jisoo, lagian semalem kita nggak tau kalo ada kasur lagi" balas Soobin ke papanya santai namun cukup menjelaskan semuannya.
"papa percaya sama kamu, jangan kecewain papa" senyum papa Soobin ke arah anak semata wayangnya itu sebelum kembali mulai melanjutkan sarapannya.
"makasih pah" balas Soobin santai dengan wajah datarnya dengan sedikit senyum tipis.
.
Hari ini agenda Jisoo dan Soobin hanya akan jalan-jalan di sekitar Ansan, Jisoo enggan memulai pembicaraan apalagi setelah kejadian semalam dan tadi pagi di meja makan, terlalu canggung baginya untuk memulai percakapan seperti biasanya dengan Soobin, sementara Soobin tetap diam seperti biasanya.
Hari mulai beranjak siang namun masih saja hanya ada kesunyian antara mereka berdua, sempat muncul di benak Soobin kenapa Jisoo hanya diam saja sedari tadi, sempat juga otaknya berfikir apakah Jisoo sedang radang tenggorokan, memang Soobin, tak pernah sekalipun memikirkan bagaimana perasaan Jisoo sekarang yang serba salah, apalagi setelah kejadian semalam, di tambah perkataannya tadi pagi di meja makan.
Hari menunjukan jam makan siang, Soobin berinisiatif membelokkan mobilnya ke sebuah restoran, berfikir Jisoo sedari tadi hanya diam sementara biasanya sudah banyak makan-makanan ringan sembari mengocehkan hal-hal yang sebenarnya Soobin tidak paham terkadang.
Mobil Soobin duah terparkir di depan sebuah restoran, keheningan akhirnya pecah ketika Soobin membuka mulutnya, meminta Jisoo untuk mencoba makanan di sebuah restoran yang baru kali ini Jisoo lihat, Jisoo hanya bisa menganggukan kepalanya lalu turun dari mobil bersama Soobin.
.
Disinilah mereka sekarang, duduk di sebuah tempat yang agak di sudut sebenarnya, ya mau bagaimana lagi, mereka datang di jam makan siang, yang pasti membuat pengunjung restoran banyak siang itu, dan hanya menyisakan sebuah tempat di sudut ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smeraldo Flower dan Soobin
Fiksi Penggemar"La Città Di Smeraldo, sebuah kisah di salah satu kota kecil di Italia sekitar abad 15an, tentang seorang laki-laki buruk rupa yang tinggal di sebuah kastil tua, yang diam-diam menyukai wanita namun tidak bisa mengungkapkan perasaanya, hingga si wan...