____*____
Seorang gadis berjalan dengan mengendap-ngendap saat pulang larut malam, namun saat membuka pintu belakang seseorang sudah menunggunya disana.
"Dari mana aja kamu?" tanya pria paruhbaya yang tak lain adalah ayahnya sendiri.
"Ta-tadi abis kerja kelompok sama temen," jawab gadis itu terbata sambil menundukkan padangannya, karena takut dengan tatapan tajam dari sang ayah.
"Kerja kelompok? Sampe malem gitu?" tanya sang ayah mengintrogasi sang anak sambil menarik nafas kasar lalu kembali melanjutkan ucapannya, "kamu itu anak perempuan gak baik malem-malem keluyuran! Kerja kelompok? Hahh! Kamu itu bener-bener bikin saya makin kecewa ya.
Bilangnya kerja kelompok lah, apalah. Tapi apa? Nilai kamu makin hari bukannya makin bagus, tapi makin jelek! Mau jadi apa kamu nanti! Saya udah biayain kamu sekolah, keluar uang banyak tapi malah kayak gini balasan kamu! Kamu itu anak yang gak berguna tau gak? Tiap hari kerjanya nyusahin aja! Sekalian aja kamu gak usah pulang, biar beban saya berkurang!" marah sang ayah, namun gadis itu hanya diam membisu dengan wajah tertunduknya.
Cairan bening yang sedari tadi dia tahan akhirnya meluncur dengan bebas, ibunya yang mendengar perdebatan antara sang ayah dan sang anak pun mendekatinya.
"Udah mas, jangan dimarahin terus. Naya masuk kamar ya, terus istirahat," perintah ibunya yang langsung diangguki anak gadisnya, Naya.
"Kamu itu kenapa sih? Selalu aja marahin Naya?" tanya sang istri pada suaminya.
"Ini nih, gara-gara kamu yang terlalu manjain dia!" bentak sang suami yang langsung meninggalkan istrinya sendiri.
***
"Upps, sorry," ucap seorang gadis yang menabrak Naya, hingga minuman yang dia beli tadi tumpah dan mengenai baju seragam sekolah Naya. Gadis tadi hanya terkekeh pelan lalu pergi meninggalkan Naya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Naya segera pergi menuju toilet wanita, dia mulai membersihkan bajunya lalu menangis meratapi nasib hidupnya yang menurutnya tak adil. Dimulai dari ayahnya yang sering memarahinya, lalu di sekolah beberapa anak suka membullynya. Dia tidak suka kehidupan ini, dia ingin tenang tanpa gangguan siapapun.
Dia menatap dirinya dicermin, lalu muncul dua kata diotaknya yang mungkin akan membuatnya tenang. "Bunuh diri," gumam Naya tersenyum miring, dia berpikir dengan cara seperti itu mungkin dia bisa tenang tanpa ada yang mengganggunya lagi.
Dia segera mengusap air matanya dan mulai keluar dari toilet menuju belakang sekolah, tepatnya gudang. Dia mulai mendekati gudang itu, mencari cara agar bisa masuk ke dalam. Karena pintu depan gudang yang terkunci, membuat ia mengitari gudang untuk mencari jalan.
Sampai ia menemukan pintu lain dibelakang gudang, pintu itu tak dikunci membuat ia bisa masuk. Setelah masuk dia segera menutup pintunya kembali dan menguncinya dari dalam.
Dia segera mencari alat yang bisa membuatnya mati, saat melihat sebuah tali tambang dia langsung mengambilnya. Sekarang yang dia butuhkan adalah kursi dan dia pun segera mencarinya. Setelah menemukannya dia segera melakukan aksinya, tak lupa dengan air mata yang kembali menetes membasahi pipinya.
Dia naik ke atas kursi lalu mengikat tali tambang pada lubang di atas pintu, setelah persiapan selesai dia segera memasukan kepalanya ke dalam lubang tali yang dia buat dan mulai menndang kursi yang dia pijak.
Gadis itu, Naya. Dia menghembuskan nafas terakhirnya digudang itu. Dia mengakhiri nyawanya dengan gantung diri, tak ada yang tahu kejadian itu karena gudang sekolah itu sudah terbengkalai. Jarang ada orang yang melintas di area tersebut, termasuk satpam sekolah sekalipun.
#Putt_♡︎
KAMU SEDANG MEMBACA
FADLI STORY'S [ END ] ✔
HorrorFadli dan ketiga temannya sering diteror oleh seorang hantu siswi disekolahnya, hantu siswi tersebut ingin meminta tolong pada mereka untuk menemukan tubuhnya yang belum ditemukan dan dikuburkan. Siswi tersebut tidak tahan dengan bullyan temannya da...