____*____
Malam yang gelap tanpa adanya bintang serta rembulan, yang menghiasi langit hitam. Fadli, Zulfan, Dafi dan Edo berada disebuah warung milik pak Marjo.
"Woy, lu pada gak bosen apa tiap malem nongkrong doang?" tanya Fadli melihat kearah mereka bertiga satu persatu sambil memakan coki-coki.
"Yaaa ... bosenlah, tapi mau ngapain lagi?" tanya balik Zulfan yang sedang menyantap gorengan.
"Main bola yuk!" usul Edi tiba-tiba.
"Hahh?! Main bola kok malem, emang boleh?" kini Dafi yang bertanya.
"Kata siapa gak boleh?" tanya balik Edo. "Ya boleh lah, yuk dari pada bosen!" ajak Edo kembali.
Akhirnya Fadli dan ketiga temannya memutuskan untuk mengikuti usulan si Edo. Mereka berempat main bola dilapangan deket rumahnya Edo. Disana tempatnya lumayan, maksudnya lumayan gelap.
Sebenernya ada 2 lampu tapi remang-remang yang tidak terlalu jelas. Permainan pun dimulai, Fadli menggiring bola menuju gawang lawan yaitu gawang Dafi dan Edo, mereka berdua adalah lawannya.
Fadli dihadang dan berebut bola dengan Dafi berkali-kali, tapi akhirnya dia bisa lolos dan sekarang kini sudah berada dihadapan Edo, langsung saja dia menendang dengan kuat dan sekencang-kencangnya. Hingga akhirnya ... gol, bola masuk.
Permainan terus berlangsung, sekarang bola sedang dikuasai Dafi. Dia berhasil melewati Fadli dan terus menggiringnya hingga ke depan gawang sang lawan.
Dafi bersiap-siap untuk menendang, begitupun Zulfan yang bersiap untuk menahan bola. Dafi menendang bola dengan kuat, namun Zulfan dengan cepat menangkapnya.
"Aakkkkhhh ...."
Tiba-tiba Zulfan berteriak kencang sambil melemparkan bola yang ditangkapnya tadi ke arah Dafi. Dafi dengan cepat menangkap bola tersebut dan ... sama, dia pun ikut berteriak dan langsung melemparkannya kembali ke arah Fadli.
"Aaakkkhhh ..., KELAPA, KELAPA BUNTUNG!" teriak Dafi yang langsung berlari keluar lapangan, begitupun dengan Zulfan.
"Woy, kelapa apaan woy?" teriak Fadli yang bingung dengan teriakan temannya itu.
"Mereka kenapa?" tanya Edo yang sama bingungnya, sambil berjalan menghampiri Fadli dengan santai.
Bentar, kok ada yang aneh ya sama bolanya? Kayak ada bulu-bulunya? batin Fadli. Dia pun memperhatikan bola ditangannya. Bentar-bentar ... otak gue ngebug, kenapa bolanya jadi warna item? batin Fadli yang bingung sekaligus heran.
Tiba-tiba bola tersebut bergerak berbalik dan menampilkan sebuah wajah hitam dengan banyak bercak darah, tersenyum menyeringai ke arahnya. Matanya melotot tajam, disela-sela giginya terdapat darah kental berwarna merah kehitaman, bau busuk dan anyir tercium dihidungnya, benar-benar mengerikan.
"Akkhhhhh ..., KEPALA BUNTUNG, WOY TUNGGUIN GUE!" Fadli reflek berteriak kencang saking terkejutnya, sambil melemparkan kepala buntung tersebut ke arah Edo yang sedang terdiam memperhatikan.
Dia pun ikut berlari kencang menyusul Zulfan dan Dafi yang keluar dari lapangan. Edo masih terdiam, diam belum menyadari benda yang ada ditangannya tersebut. Dia pun mulai membalikan benda ditangannya, wajah mengerikan dengan banyak bercak darah dan juga sebuah senyuman menyeringai menyambutnya.
Edo terbelalak kaget melihatnya, lalu membuang benda ditangannya ke sembarang arah dan ikut berlari keluar dari lapangan sambil berteriak-teriak.
"ASTAGFIRULLAHALA'DZIM ... ALLOHUMMA BAARIK LANAA FIIMAA ROZAQTANAA WAQINAA 'ADZABANNAAR, eh buset ngapain gue baca do'a makan. EMAK TULUNG MAK TULUNG, ADA PALA BUNTUNG MAK. HEY TUNGGUIN GUE , SIALAN LU PADA NINGGALIN GUE, WOY TUNGGU ...," teriak Edo sambil berlari dengan tergopoh-gopoh sembari mengangkat kedua tangannya ke atas.
#Putt_♡︎
KAMU SEDANG MEMBACA
FADLI STORY'S [ END ] ✔
HorrorFadli dan ketiga temannya sering diteror oleh seorang hantu siswi disekolahnya, hantu siswi tersebut ingin meminta tolong pada mereka untuk menemukan tubuhnya yang belum ditemukan dan dikuburkan. Siswi tersebut tidak tahan dengan bullyan temannya da...