Part 4

10 5 0
                                    

____*____



Gue merebahkan diri di atas kasur, gue gak bisa lupain kejadian yang nimpa gue tadi. Itu semua bener-bener nyata buat gue, bukan cuma kayak mimpi. Apa itu pertanda ya? Tapi pertanda apaan coba? Arrghh gue gak tau, ngapain juga gue pikirin hal gak penting. Lagian itu cuma mimpi, iya bener cuma mimpi.

Mending gue keluar aja kali ya, mungkin dengan begitu gue bisa sedikit lupa sama mimpi tadi. Karena di rumah gue cuma sendirian, gue memutuskan untuk pergi ke rumah Dafi. Gue yakin Zulfan sama Edo juga ada disana.

Jarak rumah gue ke rumah Dafi lumayan deket, ya sekitar sepuluh menitan jalan kaki juga udah sampe. Setelah sampe didepan rumah Dafi, gue lihat ibunya Dafi lagi ngelayanin pelanggan yang dateng ke warungnya. Dari dalam rumah terdengar suara teriakan heboh dari temen gue, gue yakin mereka pasti lagi mabar.

Sebelum masuk, gue menghampiri ibunya Dafi dan memberi salam. "Assalamualaikum bu."

"Waalaikumussalam, eehh Fadli. Nyari Dafi ya?" tanya Bu Arum, ibunya Dafi.

"Iya bu."

"Ya udah masuk, Dafi nya didalem sama temen yang lainnya juga."

"Ouh iya bu, kalo gitu saya masuk ya bu."

Ketika masuk, gue lihat mereka lagi asik main handphone sambil sesekali teriak-teriak dan ketawa-ketawa. Yap, udah pasti mereka lagi main game. Saking asik dan fokusnya, mereka kayaknya gak sadar kalo ada gue.

"Woy!!" teriak gue sukses membuat mereka menghentikan permainannya lalu memandang tajam kearah gue, setelah itu mereka kembali melanjutkan gamenya. Emang ya, game itu mengalihkan dunia mereka, bahkan gak nganggep gue yang baru datang sama sekali.

Main game baru diganggu sedikit aja pasti marah-marah, coba kalo sholat, diganggu malah pada ketawa. Kan bener-bener?!!
Ehh, ngapain gue bawa bawa sholat. Kek orang bener aja gue haha, eh tapi gue emang orang bener sih. Ya kali gue gila, issh!

"Kalo mau maen, tinggal maen aja. Gak usah banyak bacot!" seru Edo yang tengah fokus pada game di handphonenya. "Idihh,, omongannya! Ckk," gue cuma bisa berdecak sebal mendengar ucapannya.

"Hidihh, gue juga bisa kalahin lu pada!" sahut gue yang juga mulai ikut bermain game. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat dan sekarang jam yang menempel pada dinding rumah Dafi menunjukan pukul empat sore.

"Ehh, gue pulang duluan ya. Udah sore nih," ucap gue sambil mengakhiri game lalu mematikannya dan memasukannya kedalam saku celana.

"Ehh, bareng aja. Gue juga mau pulang sekarang!" sahut Zulfan yang tengah mengakhiri gamenya.

"Ya udah sana kalo mau pulang!" seru Edo yang masih asik bermain game.

"Lo gak pulang Do?" tanya gue, "Gak, nanti aja!"

"Ouh, ya udah."

"Lo gak takut Do? Hati-hati loh! Jalan ke rumah lo kan banyak pohon-pohon, takutnya ada yang nangkring sambil cekikikan, hiiyy! Apalagi ini udah sore, pasti suasananya bakal mencekam!" seru Zulfan mencoba menakuti Edo, Edo pun mulai bergerak gelisah.

"Issh, udahlah sana. Kalo mau pulang tinggal pulang. Gak usah ganggu gue!" ucap Edo sedikit kesal.

"Haha ... Hiyy takut!" ledek Zulfan sambil cengengesan.

"Udah Zul, kasian dia. Ntar malah minta anterin Dafi lagi, haha." Gue pun jadi ikutan meledek Edo, terlihat dari wajahnya sepertinya Edo kesal bercampur takut dengan perkataan Zulfan.

Akhirnya gue dan Zulfan pamit, selama perjalanan kami berdua hanya diam. Sampai di dekat sebuah pos ronda, gue ngelihat ada perempuan lagi berdiri sendirian. Dia pake baju sekolah yang sama kayak seragam sekolahan gue.

Dia menoleh kearah gue sambil tersenyum miring. Dada gue terasa sesak dan pengap, sesaat setelah gue tahu pemilik wajah dibalik senyuman itu. Yap! Dia perempuan yang ada di mimpi gue, gue inget banget sama wajahnya.

"Zul!" seru gue sambil menepuk pundaknya. "Apaan?" tanya Zulfan heran, gue cuma nunjuk kearah perempuan itu berada.

"Cewek, Fad! Wihh, lo kenal?" tanya dia saat melihat perempuan itu. Tunggu! Zulfan juga lihat? Apa itu beneran manusia ya? Soalnya Zulfan juga lihat?

"Lo bisa lihat dia?" tanya gue membuat Zulfan mengernyitkan dahi, heran.

"Ya bisa lah, cewek yang dideket pos ronda kan?" tanya Zulfan sambil menunjuk kearah pos ronda, tapi tiba-tiba cewek itu hilang entah kemana dari pandangan kita. "Ehh kemana tuh cewek? ceweknya ilang, cepet amat?"




#Putt_♡︎

FADLI STORY'S [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang