Part 7

11 4 0
                                    

____*____


Tap...

Tap...

Tap...

Suara langkah kaki terdengar dari arah dapur, membuat gue mengeryit heran. Jelas gue heran, di rumah ini cuma ada gue gak ada siapa-siapa lagi.

Ayah sama Ibu gue aja belum pulang, kalo pun pulang pasti masuk lewat pintu depan. Dan suara kaki itu berasal dari arah dapur.

Tap...

Tap...

Tap...

Suara langkah kaki itu semakin lama semakin terdengar jelas dan dekat. Gue semakin was was ketika suara itu tiba-tiba berhenti, suara langkah kaki itu sudah tidak ada. Kini berganti, dengan suhu ruangan yang tiba-tiba menjadi lebih dingin dan lembab.

Perlahan, gue mencium bau sesuatu. Bau busuk seperti bau bangkai, ntah dari mana asalnya. Namun, bau itu kini mulai tercium menusuk kedalam hidung gue.

Bau itu benar-benar busuk membuat gue menutup hidung dengan tangan kanan. Tangan kiri gue mencoba untuk mencari handphone. Namun, sial! Handphone gue tiba-tiba gak ada didalam saku celana gue.

Gue mencari di meja, kursi tapi tetep gak ada. Korek! Iya korek, gue meraba-raba meja. Namun aneh! Kosong, gak ada apa-apa diatas meja. Korek dan lilin juga gak ada, kenapa bisa ilang coba? Padahal tadi jelas-jelas benda itu ada diatas meja. Kalo pun jatuh, pasti bakalan kedengeran.

”Fadli ...,” tiba-tiba terdengar suara seseorang manggil nama gue, tapi suaranya samar-samar.

”Fadli ...,” suaranya sangat lembut seperti suara perempuan dan semakin lama mulai jelas dan dekat. Tapi itu bikin gue merinding dengernya.

Jantung gue mulai berdetak dengan cepat dan tubuh gue rasanya bergetar. Makin lama suara panggilan itu makin terasa dekat, bahkan gue ngerasa suara itu ada dideket telinga.

Samar-samar gue melihat siluet seseorang dihadapan gue, bentuknya seperti perempuan dengan rambut panjang yang tergerai.

Srekkk

Tiba-tiba gorden yang tertutup rapat sekarang terbuka dengan lebar. Membuat cahaya bulan yang tidak terlalu terang itu masuk kedalam rumah.

Siluet sosok perempuan itu perlahan mulai mendekat kearah gue dan gue cuma bisa mundur hingga punggung gue menyentuh pintu depan.

Sial! Kenapa gue harus terpojok kayak gini. Gue gak bisa lari kemana-mana, rasanya tubuh ini kaku banget buat gue gerakin.

Bahkan tangan gue! Gue gak bisa gerakin tangan bahkan jari. Sosok itu makin dekat dan makin dekat. Bau busuk bangkai mulai tercium kembali setelah sebelumnya hilang tiba-tiba saat sosok itu datang.

Takut? Tentu! Itu yang sekarang lagi gue rasain. Takut bercampur rasa kesal. Kesal? Iya gue kesal, kenapa gue mesti diteror kayak gini. Perasaan gue gak pernah ganggu siapapun, tempat apapun atau pun yang lainnya. Tapi kenapa? Kenapa ada sosok yang ganggu dan teror gue. Arrgghh! Bener-bener sial!

Samar gue lihat wajahnya meskipun gak terlalu jelas. Gue yakin banget itu wajah perempuan yang ada di jendela tadi. Mau apa sih ni setan? Kenapa dia neror gue terus coba! Apa salah gue sama dia, elahh!

Sosok perempuan itu makin mendekat kearah wajah gue, dan sekarang kami saling berhadapan. Wajahnya mulai berubah menjadi menyeramkan, sama seperti ketika dia mati.

Mata melotot dengan lidah yang menjulur keluar ditambah bau busuk yang menyengat, membuat gue menahan nafas seketika dan menutup mata. Jantung gue makin berdetak cepat tak karuan saking takutnya dengan penampakan yang ada didepan wajah gue.

Dia mulai mendekatkan wajahnya ke telinga gue dan mulai berbisik halus, membuat gue merinding dengernya.

”Tolong! Tolong aku!” Dia minta tolong sama gue, tapi minta tolong apa coba?! Gue mau teriak, tapi ... Aneh! Kenapa suara gue gak keluar. Gue coba untuk teriak lagi, tapi gak bisa. Suara gue tetep gak bisa keluar! Ini aneh, kenapa coba! Arrghh! Bener-bener sial!

Apa yang harus gue lakuin sekarang?

”To_ long ku_ bur ja_sad_ku!” ucapnya terbata-bata seperti orang yang tercekik. Gue gak terlalu peduli sama kata-katanya, sekarang gue lagi mikir. Gimana caranya gue terlepas dari ini setan!.

Perlahan jari, tangan dan seluruh badan gue mulai bisa bergerak. Tapi, suara gue! Suara gue tetep belum bisa keluar! Tapi gue tetep seneng, gue coba meraih gagang pintu dan membukanya. Namun, nihil! Pintunya gak bisa gue buka, padahal sebelumnya gue belum kunci pintu. Aisshh! Sialan!

Sampai kapan gue kayak gini? Mana setannya gak pergi-pergi lagi! Gue gak tahan sama baunya, bener-bener busuk bikin gue mau muntah aja!

Dia terus menggumamkan kata ’Tolong’, hingga untuk yang terakhir kalinya dia berteriak kata 'Tolong' tepat disebelah telinga kanan gue dengan sangat kencang.

Telinga gue seketika berdengung sakit denger teriakannya yang memekikkan, rasanya telinga gue bakalan budek setelah denger teriakannya.

Gue membuka mata ketika bau busuk itu tiba-tiba hilang, bersamaan dengan sosoknya yang juga ikut menghilang entah kemana.

”Khi ... Khi ... Khi ...."

Terdengar suara tawa cekikikan yang melengking dan menggema didalam ruangan. Tiba-tiba, ruangan yang ada didepan gue serasa berputar dan pandangan gue pun mulai mengabur dan menjadi gelap gulita.

"Fad, Fadli," terdengar seseorang yang manggil-manggil nama gue, sambil menggoyangkan tubuh gue. Perlahan gue buka mata, mengerjap sebentar lalu melihat sekeliling ketika gue udah sadar sepenuhnya.

"Ayah, Ibu," panggil gue ketika yang pertama kali gue lihat adalah ke dua orang tua gue. "Kamu ngapain tidur di lantai depan pintu?" tanya Ayah menatap gue dengan heran begitu pun dengan Ibu. "Ehh,, iya ya," jawab gue yang bingung dan baru sadar kalo ternyata gue tidur di lantai depan pintu.

Kejadian tadi? Apa itu nyata? Atau cuma mimpi doang? Tapi, kenapa rasanya kayak nyata? Juga, kenapa gue bisa tidur di lantai?

"Kamu tidur sambil jalan, ya? Gak biasanya kamu kayak gitu?" tanya Ibu membuyarkan lamunan gue seketika. "Gak tau Bu."

"Ya udah, kalo mau tidur pindah ke kamar jangan disini."

"Hmm, iya Bu." Gue segera berdiri dari atas lantai dan menuju kamar. Namun sebelum gue bener-bener masuk, Ayah bertanya membuat langkah gue berhenti. "Kamu udah solat kan Fad?"

Gue menoleh kearahnya dan menjawab, "udah, Yah." Gue masuk kedalam kamar dan merebahkan diri diatas tempat tidur, hingga tak terasa gue pun tertidur lelap.


#Putt_♡︎

FADLI STORY'S [ END ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang