Jam pulang sekolah telah berbunyi sejak beberapa menit lalu, namun Zafa tak kunjung datang menghampiri Davi yang tengah berdiri didepan mobilnya untuk menunggu sang kekasih datang. Davi tak bisa masuk menunggu didalam mobil, karena kunci mobil berada di tangan Zafa.
Dari lantai dua gedung sekolah, Davi melihat Zafa yang tengah mondar-mandir kesana dan kemari. Seperti sedang mencari sesuatu. Sampai gadis itu sadar, bahwa di parkiran ada sosok laki-laki yang tengah memperhatikannya sedari tadi.
"Hei! Kamu liatin aku ya?" Teriak Zafa.
Davi hanya tersenyum tipis, lalu mengangguk sembari mendongkak untuk meluruskan pandangannya ke lantai dua gedung sekolah. Matahari membuatnya tak bisa membuka matanya penuh karena silau.
"I love you!" Teriak Zafa, yang menggema ke seluruh penjuru koridor lantai dua.
"Uhibbuki fillah, ya zawjatii!" Jawab Davi, namun dengan bisikan.
Beberapa saat kemudian, Zafa datang menghampiri nya dan langsung mendekap erat Davi dengan tangan yang menyilang dileher, dan kaki yang hampir tak menyentuh tanah karena menggapai tinggi leher Davi dengan badan berperawakan tinggi. Ia tak memperdulikan keadaan sekitar, jam pulang seperti ini tak mungkin masih ada siswa yang masih rela ada disekolah kecuali menunggu jemputan.
"Ayo, kita pulang. Aku ngantuk!"
"Tadi shalat Dzuhur kan cantik?" Tanya Davi.
"Shalat, ya Habibi, aku enggak lupa... Soalnya takut dimarahin kamu!"
"Kewajiban kamu.. masa niat kamu shalat karena takut dimarahin aku? Seharusnya niatnya karena Allah.."
"Iyaaa! Maaf, Ya Allah kalau aku lupa shalat. Tapi tadi udah kok!" Monolog Zafa.
"Yaudah, ayo pulang. Aku laper, sebelum kamu tidur siang masakin aku dulu ya?" Pinta Davi.
"Iya, aku masakin nanti!"
Mereka berdua segera bergegas meninggalkan sekolah dan pulang menuju rumah. Disepanjang perjalanan, Zafa bercerita soal dirinya yang sudah membuka secara terang-terangan hubungan pernikahan mereka berdua kepada kedua sahabatnya. Dan Davi tak mempermasalahkan itu, karena cepat atau lambat sahabatnya juga pasti akan tahu. Tak ada yang perlu disembunyikan dengan sahabat.
***
"Syukron jazila yaa habibati, anti fii qolbi abadan." Ujar Davi ketika Zafa menaruh sepiring makan siang untuknya. Lalu kemudian, gadis itu menyilangkan tangannya dimeja makan karena kantuk yang mulai menyerang. Sehingga pada akhirnya, Zafa menemani Davi makan siang dengan keadaan dirinya yang tertidur.
Davi yang baru saja menyelesaikan makanannya langsung mencuci tangan, mengusap-usap ubun-ubun Zafa perlahan, dan langsung menggendong istrinya itu pindah ke kamar agar tidurnya lebih nyaman.
Belakangan ini seperti nya Zafa terlihat sangat lelah, walau Davi juga membantu pekerjaan dirumah, tapi tetap saja, Zafa memiliki tugas lebih banyak dirumah.
"Aku pengen ngerujak deh, kak!" Ujar Zafa tiba-tiba, yang terbangun dari tidurnya karena merasakan Davi menggendong badannya kelantai dua.
"Subhanallah, aku kaget! Kamu tiba-tiba bangun."
"Ini udah ngaber, ngantuk berat! Tapi mulut aku pengen ngerujak gitu, enak kayaknya siang-siang gini!"
"Yaudah tidur aja, biar aku cariin keluar ya?"
"Oke! Nanti aku bangun harus udah ada ya, aku bukan ngidam, aku ngiler aja liat Sonya tadi pap makan rujak!" Curhat Zafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me in The Dark
Teen FictionMenerima sebuah takdir dengan ikhlas ada cara mensyukuri hidup yang mudah, tak perlu terlalu sibuk mencari takdir yang lebih baik jika yang sudah cukup baik ada didepan mata. Hidup hanya untuk mengejar Ridha-Nya, membahagiakan orang tua dan membangu...