20. Pagi Secerah Senyum Kamu

0 0 0
                                    

"Apa yang lebih manis dari gula?" Tanya Davi, saat Zafa tengah sibuk dengan tugas sekolahnya di minggu pagi yang sangat cerah.

"Aku!" Jawab Zafa dengan antusias, walau fokusnya masih saja terus pada lembar-lembar kertas dimeja yang berserakan.

Davi terkekeh. Istrinya memang sangat menggemaskan, selalu antusias dengan hal kecil yang dilakukan orang lain padanya, dia sangat tahu bagaimana cara menghargai orang yang ada dalam hidupnya dengan hal sederhana.

"Iya, kamu memang semanis itu. Makasih ya, udah jadi Istri aku.." ucap Davi dengan lirih, menatap kagum wajah cantik Zafasha yang berada persis didepannya.

Zafa hanya tersenyum manis sejenak, sebelum kembali mengerjakan tugasnya yang masih saja belum selesai.

Merasa Zafa membutuhkan waktu untuk lebih fokus pada tugasnya, Davi beranjak dari duduknya dan pergi ke dapur untuk mencari beberapa camilan. Dari jendela dapur, terlihat cuaca yang sangat cerah hari ini. Davi berpikir mungkin jalan sore tak terlalu buruk hari ini? Ia ingin menghabiskan hari libur ini sebelum kembali bekerja keras dihari biasa, dan juga Zafa yang semakin sibuk sekolah di tahun terakhir.

"Kamu mau?" Tawar Davi, menyodorkan beberapa bungkus camilan pada Zafa.

Gadis yang tengah fokus pada lembaran kertas itupun menoleh kearah sosok didepannya. Ah, sungguh, Davi memang tahu segalanya yang sedang Zafa inginkan.

"Makasih!" Ujar Zafa, dengan senyum manis yang menampilkan deretan gigi rapih dan cantik miliknya. Davi ingin pingsan rasanya sekarang.

"Senyum kamu bisa menyinari hidup aku selama sepuluh tahun kedepan.. itu berlaku untuk satu senyuman. Jadi kalau senyumnya sepuluh kali, bisa menyinari selama seratus tahun. Wah betapa bahagianya hidup aku!" Ucap Davi puitis, menopang dagunya manis membayangkan hidupnya yang akan terus dimabuk senyum Zafa.

"Bisa aja!" Jawabnya malu.

"Kebetulan hari ini secerah senyum kamu, mataharinya lagi punya mood bagus kali ya? Gimana kalau hari ini kita jalan-jalan sore? Kira-kira nyari makanan apa ya.. aku bakalan cari referensi sekarang! Silahkan lanjutkan tugasnya, Istriku. Aku duduk disini ya, nemenin kamu.." Lanjut Davi, sembari mengecup kening Zafa perlahan kemudian mengusapnya dengan gemas sebelum duduk di kursi untuk mencari referensi kegiatan jalan sore-sore hari ini.

"Hahaha, iya ya Habibi!"

Zafasha yang gemas juga melihat kelakuan suaminya, menggeleng-gelengkan kepalanya sebentar dan kembali fokus pada tugasnya yang terlihat tidak bisa ditinggalkan sebentar saja.

***

Saat sore tiba, ketika semua tugas Zafa selesai dan Davi yang baru selesai dari aktivitasnya bersama komputer juga tuntas, mereka memutuskan untuk segera bergegas pergi.

Entah kemana Davi akan membawa Zafa, gadis itu terlihat sangat senang kemanapun Davi membawanya pergi. Asal selalu bersama, sampai ke ujung dunia-pun Zafa senantiasa mengikuti imamnya hingga sisa-sisa waktunya hidup didunia berakhir.

Sampai ditujuan yang Davi inginkan, mereka berdua memarkirkan kendaraan dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menyisir sisi sungai yang indah dengan pemandangan langit sore yang cerah. Suasana yang menyenangkan untuk mengungkapkan rasa sayang pada seseorang yang sangat spesial dalam hidup.

"Nyaman, ya Habibah? Rasanya stress aku hilang liat pemandangan disini. Apalagi diselingi lihat kamu." Tanya Davi, menggenggam jemari Zafa erat lalu menatap lekat wajah istrinya dari dekat.

"Iya, aku tenang rasanya disini." Jawab Zafa melepaskan genggaman mereka dan beralih memeluk tubuh besar dengan dua lengan yang melingkari penuh perut Davi.

Hug Me in The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang