02.Saling menguatkan

71 48 11
                                    


  Malam yang sunyi dengan suara rintikan hujan dan juga gemuruh petir terdengar jelas dari luar sana,hujan mengguyur kota Jakarta dengan sangat deras.

  seorang Anak laki-laki memandang keluar jendela lebih tepatnya melamun,dengan tangan yang di lipatkan di atas meja belajarnya dan juga helaan nafas kasar yang terus ia ulangi seolah sedang memikirkan sesuatu,entah memikirkan apa.

Dia JEVANO ADRIAN SYAPUTRA,anak laki-laki kuat,selalu menghadapi segala sesuatu sendirian.

Di sini dia hidup tanpa kedua orangtuanya karena ibunya sudah lama meninggal dunia karena sebuah kecelakaan.

sedangkan ayahnya,dia pergi begitu saja tanpa memberikan sepeser uang,dan tanpa kabar,kurang lebih sudah hampir dua tahun ayahnya tidak memberi kabar.

Namun jevano tidak sendiri,dia juga memiliki adik laki-laki yang masih menginjak kelas tiga SMP.

Di usianya yang baru menginjak 17 tahun dan baru kelas 2 SMA,dia sudah menjadi tulang punggung keluarga,dia selalu bekerja setiap pulang sekolah.

Meskipun jevano mendapatkan beasiswa di sekolahnya,tapi dia juga tetap membutuhkan pekerjaan untuk menghidupi dirinya dan juga adiknya,terlebih lagi membiayai sekolah adiknya.

Jevano sekarang masih melamun,dia memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan uang untuk membayar SPP adiknya,sudah dua bulan tidak membayar SPP karena dia masih belum punya uang untuk membayarnya.

Cklek

Seorang anak laki-laki masuk ke dalam kamar jevano dengan langkah yang pelan menghampiri jevano yang masih belum menyadari kehadirannya.

Anak itu menepuk pundak jevano membuat jevano sadar dari lamunannya "Mas aku mau ngomong" ucap anak laki-laki itu. Dia duduk di atas kasur jevano di ikuti oleh jevano.

"Iya sok,mau ngomong apa?" Tanya jevano.

Anak itu terlihat sangat tidak enak membicarakan ini "emm itu...tadi di sekolah Revan di panggil sama kepala sekolah..." Anak itu menjeda ucapnya sedikit lama.

Jevano menautkan alisnya "kenapa kamu di panggil kepala sekolah?,kamu bikin kesalahan?"

Revan menggelengkan kepalanya lalu menunduk "itu...katanya Evan harus cepet bayar SPP,kalo enggak Evan gak akan bisa ikut ujian"

Jevano terdiam,dia sudah mengira ini akan terjadi,dia menghela nafasnya "Evan tenang aja,mas pasti dapet uang secepatnya ko,nanti mas usahain"

Revan mengangkat kepalanya dan menatap jevano "Gimana caranya mas?"

"Nanti mas cari pekerjaan tambahan biar bisa bayar SPP kamu" ucapnya.

"Maafin aku mas....aku selalu nyusahin mas vano, harusnya aku gak lahir aja biar aku gak nyusahin mas vano terus"

Jevano memeluk adiknya "usssttt,jangan ngomong gitu..kamu itu sama sekali gak nyusahin mas,kamu itu segalanya bagi mas,kamu satu-satunya orang yang ada di samping mas., Coba deh bayangin kalo misalnya kamu gak ada di sini sekarang,mas hidup sama siapa?Gak ada kan?"

Revano mengagguk dalam pelukan Jevano,dia sangat menyayangi kakaknya dari apapun, setelah orangtuanya pergi hanya jevano yang selalu ada untuknya.

REVANO ARDYAN PAMUNGKAS,adik dari jevano,anak laki-laki yang berusia 15 tahun yang baru menginjak kelas 3 SMP.
Di umurnya yang masih sangat muda dia harus merasakan sakitnya kehilangan,bahkan untuk selamanya.

Revano adalah satu-satunya adik jevano,yang selama ini ia rawat dengan sangat baik bahkan dia rela tidak makan demi adiknya yang belum makan.

Dia Satu-satunya orang yang membuat jevano bertahan sampai sekarang.
Jevano dan Revano selalu mengerti satu sama lain,mereka selalu bertukar cerita,tidak ada yang di sembunyikan di antara mereka.

DIA JEVANO || ON GOING ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang