14. Bully

27 13 4
                                    

Happy reading guys💚

💚💚💚

"Jevano!"

Jevano yang sedang berjalan menuju kelasnya membalikkan badannya saat mendengar orang memanggilnya.
Suara itu adalah suara orang yang sangat ia kenali, ya itu Haikal.

"Tungguin dong Van, cepet banget Lo jalannya" ujar haikal.

Jevano tidak menanggapi perkataan Haikal, dia kembali melangkahkan kakinya menuju kelas, di ikuti oleh Haikal.

"Van, Lo tau gak sih"

"Gak tau" balas jevano.

Haikal berdecak kesal, belum juga menyelesaikan perkataannya, malah langsung di potong oleh Jevano "gue belum selesai ngomong!"

"Oh, yaudah ayo, mau ngomong apa?" Tanya jevano.

"Gak jadi, gue lupa mau ngomong apa" Haikal cengengesan, sedangkan jevano menggelengkan kepalanya.

"Kebanyakan dosa Lo sama ibu Lo, makanya pelupa" Ucap Jevano membuat Haikal mendengus.

"Ya namanya juga manusia, pasti punya dosa lah Van!"

Haikal mendudukkan dirinya di tempatnya begitupun jevano, mereka sudah sampai di kelas, di kelas juga hanya ada beberapa orang.

"Oiya Van, yang waktu itu di kafe itu siapa sih?" Tanya Haikal.

Jevano menghela nafasnya, dia sudah menyangka kalau Haikal juga pasti menanyakan ini kepadanya, dia juga yakin kalau nanti Reyhan juga akan seperti itu. Maybe.

Jevano enggan menjawab pertanyaan Haikal, dia sangat malas membahas ini, itu membuat Haikal lagi-lagi mendengus kesal.

Haikal mengernyit heran, tidak biasanya temannya ini irit bicara, biasanya Jevano akan selalu menjawab apapun yang ia tanyakan, tapi mungkin tidak untuk sekarang.

"Van! Kenapa sih anjir? Dari tadi Lo banyak diem, kesambet Lo?" Tanya Haikal.

Jevano menggeleng, lagi-lagi membuat Haikal heran, sampai Zaidan dan Reyhan masuk ke kelas dan langsung menghampiri mereka berdua.

"Kal! Vano kenapa?" Tanya Zaidan kepada Haikal.

Haikal mengedikan bahunya "gak tau gue, dari tadi dia kaya gini"

"Yaelah Van, udahlah gak usah di pikirin Mulu" ujar Zaidan.

"Emang kenapa sih?" Tanya Reyhan yang tidak tau apa-apa.

"Gapapa, bentar lagi masuk, sana ke tempat kalian" ucap Jevano

"Eitss! Tunggu dulu, gue mau nanya dulu" ucap Reyhan.

Jevano menghela nafas "Nanya apa?, Cepet! Bentar lagi bel"

"Iya-iya sabar Napa" ada jeda "yang waktu itu siapa sih Van, dia Nyebut bapak kan ya? Itu bokap Lo?" Tanya Reyhan.

Jevano lagi-lagi menghela nafas jengah, benar dugaannya Reyhan juga pasti akan menanyakan itu. "Udah balik aja sana ke tempat Lo!" Jevano enggan menjawab pertanyaan Reyhan.

Zaidan yang mengerti kalau Jevano tidak mau di tanya dulu pun menarik Reyhan secara paksa dengan menarik bajunya.

"Dan! Anjir gue belum selesai ngomong sama vano!" Reyhan terus mengoceh.

"Diem sat!, Lo jangan banyak nanya Mulu, kaya wartawan" Ucap Zaidan

"Kan gue kepo!"

"Gak usah kepo kek Dora!" Timpal Zaidan.

"Emang dia kenapa sih dan, perasaan dari tadi dia diem Mulu" tanya Reyhan lagi.

Zaidan berdecak malas "Gue bilang diem ya diem! Jangan kepo kek Dora, kayak cewek aja lu kepo segala"

DIA JEVANO || ON GOING ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang