11. Lebih baik Jujur.

33 21 4
                                    

'Lebih baik jujur, daripada berbohong dan nantinya akan berakhir membuat kecewa'
_Dia Jevano_

Happy reading 💚💚

•••

Sudah seminggu lebih setelah Jevano membaca surat dari mendiang Ibunya itu, dia menjalani hari-harinya seperti biasa. Dia juga terus memikirkan yang ada di kertas itu, dia yakin dia akan jujur sekarang.

Namun Revano belum pulang saat ini, dia pikir adiknya sudah pulang, tapi ternyata dugaannya salah, adiknya belum pulang sama sekali, tidak biasanya Revano pulang telat seperti ini.

Jevano lanjut membersihkan dirinya, setelah itu dia akan memasak makanan untuk nanti.

Pukul 18.00.

Revano masih belum pulang, jevano jadi sangat khawatir karena takut adiknya kenapa-napa. Seharusnya Revano Sudak pulang, tapi sekarang sampai jam segini belum pulang.

Mau menelpon pun dia tidak bisa, karena ponselnya rusak, sekarang masih ada di konter untuk di perbaiki.

Dia mencoba untuk tenang, dia sudah mondar-mandir tidak tau harus berbuat apa.

Beberapa saat kemudian, suara motor dari depan rumahnya membuat Jevano langsung saja keluar untuk memastikan kalau itu adalah adiknya.

Dan benar saja, ternyata itu adalah adiknya, namun adiknya tidak sendirian melainkan bersama satu anak laki-laki yang terlihat seumuran dengan Revano, mungkin itu temannya, dia juga bingung kenapa Revano tidak membawa motornya, pasalnya tadi pagi dia berangkat memakai motornya.

Revano dan orang itu turun dari motor, lalu menghampiri jevano. "Assalamualaikum" ucap mereka berdua.

"Waalaikumsallam" jawab jevano.

Jevano langsung memeriksa badan Revano takut terjadi apa-apa"Kenapa kamu baru pulang?, kamu gapapa kan?" Tanya Jevano.

Revano tersenyum "Evan gapapa mas, tadi Evan main dulu ke rumah Candra, tapi tadi pas mau pulang motor Evan mogok, jadi kepaksa deh motornya di titipin dulu di rumah Candra, mungkin besok Evan bawa pulang" jelas Revano.

Jevano bernapas lega saat mengetahui adiknya baik-baik saja, lalu dia melihat teman Revano "kamu temennya Evan?" Tanya jevano.

Anak itu menggunakan kepalanya "iya bang, Gue Candra, temen Revano"

"Oh, yaudah ayo masuk dulu" ajak jevano.

"Gak usah bang, Gue mau langsung pulang aja, takut di cariin" tolak Candra.

"Ohh yaudah, kamu hati-hati ya, jangan ngebut" ucap jevano.

Candra mengagguk lalu dia menaiki motornya, setelah itu dia pergi dari halaman rumah Jevano.

"Ayo masuk, kamu belum makan kan?" Tanya Jevano.

Mereka melangkahkan kakinya agar segera masuk ke dalam "belum, soalnya gak sempet" ucap Revano.

"Yaudah ayo makan dulu" ajak Jevano.
Revano mengangguk, dia berjalan menuju dapur untuk mengambil makan.

Mereka berdua makan dengan tenang, meskipun lauknya sederhana, itu tidak pernah membuat mereka mengeluh, karena apapun makanan itu, yang penting bisa membuat mereka kenyang dan yang terpenting makanan itu sehat dan juga halal.

"Evan, nanti kalo udah bersih-bersih, langsung ke kamar ibu ya" ucap Jevano.

"Emang mau apa?" Tanya Revano. Ini pertama kalinya Jevano mengajaknya masuk ke kamar ibu, karena setelah ibu pergi mereka tidak pernah sekalipun masuk ke sana, bahkan mungkin sekarang kamarnya banyak debu.

DIA JEVANO || ON GOING ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang