CHAPTER 4

408 19 0
                                    



Setelah kecelakaan itu, Ambulance dan Kepolisian datang 15 menit setelah mendapat kabar dari para warga sekitar.

Dan akhirnya Lenny di larikan ke Rumah Sakit terdekat bersama Lewis yang duduk di samping tubuh Lenny yang terbaring lemah di ranjang pasien dalam Ambulance.

Perawar yang berada di dalam Ambulance selalu mengecek detak jantung Lenny dan memberi oksigen agar Lenny bisa bertahan sampai di mandapatkan pertolongan di Rumah Sakit, karena kepala Lenny sudah sangat banyak mengeluarkan darah segar.

Perasaan Lewis saat ini benar-benae kacau, ia masih tidak menyangka melihat Ibunya yang terbaring lemah dengan di penuhi darah. Perasaan takut, khawatir dan sedih bercampur aduk membuatnya gelisah dan terus terisak kecil.

"Ibu, ku mohon bertahanlah.." ujar Lewis merasa amat bersalah setelah apa yang telah ia perbuat pada Ibunya. Mengingat ia terus mendiami Ibunya dan menjauhinya!

"Aku bersumpah akan meminta maaf setelah kau bangun nanti, jadi ku mohon bertahanlah, Ibu." Sambung Lewis lagi dengan isakan kecil.

Dan sampai lah mereka di Rumah Sakit!
Para perawat langsung menyambut kedatangan Ambulance dan membawa ranjang pasien yang di tumpangi Lenny masuk ke dalam IGD.

Disana Lenny mendapatkan pertolongan dan di periksa mulai dari denyut nadi.

Lewis menunggu di luar dengan perasaan gelisah.

Selang beberapa saat, Lewis melihat kehebohan di dalam ruang IGD. Disana ia bisa melihat para Dokter dan Perawat yang seperti tergesa-gesa memberi pertolongan pada Lenny, seperti ada sesuatu terjadi pada Lenny.

Lewis berusaha berfikir positif dan terus mendoakan keselamatan Ibunya.

Setelahnya Dokter pun keluar dengan memasang raut wajah yang sendu, membuat Lewis yang melihatnya menjadi tak karuan!

"B..bagaimana Ibu saya, D..dok?" Tanya Lewis berusaha menenangkan diri.

"Maafkan kami, Nona! Kami sudah berusaha sebisa mungkin menyelamatkan nyawa Mrs. Janelle, tetapi Tuhan berkata lain.. pendarahan di kepala Mrs. Janelle tidak bisa di selamatkan di karenakan penyumbatan darah di selaput otak dan terlambatnya penanganan setelah terbenturnya kepala Mrs. Janelle!" Jawab Dokter itu dengan penuh penyesalan.

Lewis membeku di tempatnya, air matanya keluar dengan hati yang nyeri akibat mendengar pernyataan Dokter.
Disaat bersamaan, Dominic datang dengan wajah sedih dan merasa kehilangan. Walaupun sudah di tahu jika ia hanya bersandiwara!

Dominic mendekati Lewis dan berusaha memegang kedua bahunya, "apa yang terjadi, Nak? Apa yang terjadi pada Ibumu?" Ujar Dominic dengan nada sedikit meninggi, berpura-pura sedih!

Lewis hanya bisa memejamkan matanya seraya terisak disana, tubuhnya jatuh ke lantai dan suara isakannya mulai terdengar hingga ia berteriak seperti tak terima.

"Aku belum sempat meminta maaf pada Ibu, aku belum sempat menggenggam tangannya dan memeluknya." Gumam Lewis yang menyayat hati. Begitu pedih yang ia rasa, seperti ia akan mati!

Dominic tersenyum dalam hati melihat jasad Lenny di dalam ruang IGD dan Lewis yang sudah terisak di bawahnya.

Dominic pura-pura membangkitkan tubuh Lewis dan membawa Lewis masuk ke dalam ruang IGD untuk melihat jasad Lenny yang akan segera di pindahkan.

Lewis terisak memeluk jasad Ibunya dan berteriak berkali-kali mengatakan jika ini hanyalah bohong, Ibunya masih hidup ia meyakini itu!

Dominic dengan segala sandiwaranya pura-pura menguatkan Lewis walaupun dalam hatinya ia bersorak bahagia melihat semua rencananya berjalan mulus!

Lewis Janelle, My Obsession!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang