"Sekali lagi maafkan aku! Aku berjanji akan membuatmu kembali hidup dan berusaha mencintaimu." Gumam Jungkook.Mendengar itu saja cukup membuat Lewis bahagia. Akhirnya terjawab sudah rasa penasaran Lewis atas jalan hidupnya yang kemarin-kemarin begitu kacau dan hancur.
---
Jungkook melepaskan pelukannya seraya ia menatap lekat wajah cantik Lewis yang sedang sendu dengan mata yang sembab.
"Terima kasih, Jungkook untuk semuanya.." gumam Lewis.
Jungkook mengangguk dan tersenyum manis.
"Kita makan siang dulu, kau belum makan sejak tadi!" Ajak Jungkook.
Lewis mengangguk dan ia pun berusaha berdiri, seketika ia meringis kesakitan karena pahanya terkena nakas. Melihatnya membuat Jungkook kembali duduk dan menatap Lewis dengan khawatir.
"Ada apa?" Tanya nya.
Lewis berusaha duduk kembali dengan masih mengelus pahanya yang terasa sakit.
Jungkook mengangkat dress Lewis hingga ke atas paha Lewis, dan betapa kagetnya Jungkook melihat memar yang begitu besar di paha mulus Lewis.
"Mengapa ini? Apa yang terjadi padamu?" Tanya Jungkook khawatir.
Lewis berusaha mengingingat-ingat apa yang telah mengenai pahanya tadi, "Oh, aku menabrak ujung meja tadi saat akan berlari ke toilet.. aku baru menyadarinya sekarang!"
"Perhatikan langkahmu! Lihat, memarnya sangat besar. Diam disini biar aku menyuruh Pelayan membawakanmu makanan, biar aku mengompres memarmu."
Lewis tersenyum kecil mendapati perhatian Jungkook, ia begitu gemas.
Lewis mengangguk dan tersenyum, "Sebenarnya ini tidak mengapa, aku bahkan bisa berjalan ke bawah!"
"Jangan menantang, diamlah biar kau istirahat dulu! Hari ini kau sudah melewati hal-hal yang cukup melelahkan." Peringat Jungkook lagi, mau tak mau Lewis harus menurutinya saja, karena Jungkook lumayan keras.
Jungkook pun langsung menyuruh salah satu Pelayan untuk membawakan makan siang untuk Lewis dan membawa air hangat.
Selang beberapa menit, akhirnya Pelayan datang membawa semua yang di minta Tuan nya.
Jungkook mulai mengompres paha Lewis dengan perlahan, takut menekan memar itu karena Lewis akan kesakitan.
15 menit menghabiskan waktu untuk mengompres dan akhirnya selesai.Setelahnya Jungkook langsung mengusap paha Lewis yang basah mengenakan tissue dan mengambilkan piyama Lewis dari lemari dan menyuruh Lewis mengganti bajunya.
Sempat Jungkook sedikit terbawa nafsu karena melihat Lewis yang mengganti baju di hadapannya walaupun masih tertutupi pakaian dalam, tetapi itu berhasil membangunkan Little Jungkook di bawah sana.
Lewis telah selesai berganti baju.
"Makanlah.. setelahnya kau istirahat!" Ujar Jungkook sembari membawa nampan berisi makanan.
Lewis mengangguk dan tersenyum, "Terima kasih!"
Lewis pun mulai menyendokkan makanan ke mulutnya hingga beberapa menit kemudian makanan nya sudah tandas dan tersisa piring yang sudah kosong.
Jungkook langsung memanggil Pelayan dan menyuruhnya membawa piring kotor itu ke dapur."Aku pergi ke ruang kerjaku, jika ada apa-apa telfon saja aku!"
Lewis mengangguk pelan, Jungkook tersenyum setelah akhirnya meninggalkan Lewis untuk beristirahat.
Jungkook pun berjalan menuju ke ruang kerjanya, disana sudah ada Paul yang sedang bekerja keras menyusun jadwal Jungkook karena Jungkook menunjuk Paul untuk menjadi Sekertarisnya.
"Paul, sepertinya kita ada kerjaan tambahan!" Ujar Jungkook yang baru sampai dan langsung duduk di hadapan Paul.
"Apa itu, Tuan?" Tanya Paul yang langsung menghentikan aktivitasnya.
"Kau ingat Mr. Bams Janelle?" Tanya Jungkook.
Terlihat Paul terdiam sembari berpikir, dan setelahnya ia mengangguk. "Aku ingat, Tuan. Bukankah dia Pendiri Janelle Chevron?"
Jungkook langsung mengangguk. "Bantu aku membuka kembali kasus kematiannya, aku akan menelfon Kakek dan menyuruhnya datang kemari."
"Tapi kasus itu sudah lama di tutup, Tuan? Bukan begitu?"
"Iya, tapi banyak kejanggalan! Aku rasa dalang dari kasus kematian Mr. Janelle dan Istrinya adalah orang yang sama."
Paul mengernyitkan dahi mendengarnya, "Tunggu, Tuan! Mengapa anda sangat ingin membuka kembali kasusnya?" Tanya Paul penasaran.
Jungkook menghela nafas seraya menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, "Lewis adalah putri Mr. Janelle."
Seketika Paul tersentak mendengarnya, "Really? Astaga, aku baru menyadari jika wajahnya sangat mirip dengan Ayahnya." Seru Paul tak menyangka.
"Aku juga begitu! Aku sangat menyesal, Paul. Apa sikapku terlalu kasar padanya kemarin-kemarin?"
Paul berpikir sejenak, "Tidak, Tuan! Aku rasa semua baik-baik saja. Dia juga tidak pernah mengeluh apapun tentang sikap Anda padanya."
"Semoga begitu! Baiklah, besok bantu aku dan aku harus bertemu Directur CIA bagaimana pun caranya! Jika kau tidak bisa mencari cara, maka hubungi Kakek."
Paul mengangguk patuh, "Baik, Tuan!"
Jungkook kembali terdiam dan termenung. Ia harus bisa memecahkan kasus ini, setidaknya ia sudah memiliki kekuasaan setelah menjadi Pimpinan, itu mempermudah dirinya dalam meminta bantuan pada Perusahaan Keamanan.
Jungkook teringat sesuatu!
"Paul, cari tahu tentang Hardy Dominic mulai dari identitasnya, data Perusahaannya, sistem keamanan di kediaman dan Perusahaannya, lokasi asetnya dan lacak keberadaannya mulai dari sekarang!"
Paul mengangguk dengan kebingunan, "Mengapa dengan Mr. Dominic, Tuan?"
"Dia Ayah tiri Lewis, kata Lewis Dominic yang membunuh Ibunya! Dan kalau bisa sembunyikan Lewis dari dunia luar jangan sampai Iblis itu tau keberadaan Lewis." Jelas Jungkook.
"Mr. Dominic hadir pada saat acara Peresmian anda, Tuan. Dan berarti Miss Lewis melihat Mr. Dominic di Aula tadi?"
Jungkook mengangguk kecil, "Kau benar! Lewis mengalami trauma pada Dominic, aku harus membawanya ke Psikiater."
"Yang ku dengar dia memang sedikit gila, Tuan! Kita harus berhati-hati padanya." Balas Paul.
Jungkook terdiam sesaat, "Maka berarti kita harus lebih ganas darinya!"
Jungkook langsung berdiri dan berjalan ke meja kerjanya seraya mengambil ponselnya.
Disana ia mendial Kakeknya.'Ada apa, Nak?'
"Kakek, aku membutuhkanmu! Apa kau bisa menghampiriku disini besok?
'Memangnya ada apa? Jika tidak terlalu penting, lewat telfon saja.'
"Putri Mr. Bams Janelle sedang bersamaku, Kakek!"
Terdengar di seberang sana Barney tersentak.
'Bagaimana bisa?'
"Ceritanya panjang! Intinya kau harus kemari, aku tidak bisa kesana."
'Baiklah, besok kita bertemu!'
Jungkook mematikan sambungannya, ia duduk di kursi kebesarannya dan menyandarkan punggunya di sandaran kursi seraya ia memejamkan mata.
'Mengapa kau bisa sekuat ini, Lewis? Bahkan memikirkannya saja sudah membuat pikiran lelah! Malang sekali nasibmu..' batin Jungkook merasa kasihan pada Lewis.
🍑🍑🍑
To Be Continue...
Vote😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Lewis Janelle, My Obsession!
Romance(Mohon bijak dalam membaca! Cerita mengandung unsur dewasa 21+) Jeon Jungkook 'Bercinta denganku atau mati?' Lewis hanya bisa menghela nafas berat dengan air mata jatuh menetes di pipi mulusnya. Ia tak sangka pada Ayah tirinya yang sudah menjualnya...