⚠️ Warning : Part ini dipenuhi oleh adegan 🔞.
Selamat membaca.
Jake tidak bisa mengingat kapan dia terbaring di kasur dengan tubuh besar Michael mengurungnya. Dia terlihat seperti tikus yang terjebak di bawah cakar singa. Ruangan gelap dengan hanya cahaya dari lampu pada meja kecil adalah satu-satunya sumber penerangan. Jake mendongak untuk menatap mata Michael yang berada sangat dekat dengannya. Kini dia melihatnya dengan jelas. Mata yang bersinar dalam kegelapan. Kedua mata itu memiliki warna yang berbeda. Satu adalah warna biru langit dan yang lain berwarna abu terang.
Jake mengulurkan tangannya untuk menyelinap menyentuh wajah Michael dari balik topengnya. Dia merasakan bahwa Michael menegang di bawah sentuhannya. Jake memejamkan mata, meneliti setiap inci wajah Michael.
Rahang tajam dengan sedikit rambut tipis yang tumbuh membuat sensasi menggelitik bagi Jake. Hidungnya yang sempurna menghembuskan nafas panas dengan tenang. Bulu mata panjang dapat Jake rasakan menyapu jarinya. Tangan Jake bergerak menyentuh rambut panjang Michael, mereka berantakan dan kusut. Bisakah Michael membiarkan Jake untuk menyisir rambutnya?
Jake membuka matanya, mendapati Michael yang juga memperhatikannya. Jake tersenyum. Dia merasakan tangan besar Michael melepaskan pakaian pada tubuhnya.
Tentu terlepasnya pakaian pertama tidak langsung menampilkan permukaan kulit Jake untuk Michael lihat. Pria besar itu kehilangan kesabarannya. Dia menggunakan pisau besar miliknya untuk memotong setiap helai kain yang tersisa dan dalam sekejap Jake telah sepenuhnya telanjang.
Tubuh Jake meremang saat sensasi dingin dari hawa kerajaan Michael memeluk kulitnya. Tangan kapalan Michael menelusuri setiap inci kulit Jake. Mereka besar dan penuh. Jake terengah dengan rengekan senang. Tubuhnya menggeliat, memberikan akses pada tangan Michael untuk menjangkau lebih jauh di atas kulitnya.
Saat tangan Michael menyapu di sekitar tulang selangkanya, Jake menggeliat dengan rasa panas membakar yang menerpanya. Dia merengek. Jake meremas tangan Michael, dirinya bergabung untuk menyentuh apa yang membuat kulitnya begitu panas. Jake terkejut saat menyadari ukiran yang Michael buat tetap berada di kulitnya, mereka tidak menghilang, Entitas tidak menghilangkannya. Terukir sebuah nama di sana Michael.
Jake hanya menatap Michael dengan bingung. Lalu sebuah tangan menelusuri punggungnya, Jake melengkung pada sensasi itu. Dia menggigit bibirnya. Menahan erangan apapun yang akan keluar dan sepertinya Michael tidak menyukai itu. Pria besar langsung meremas daging dari pantat mulus Jake, membuat pria yang lebih kecil mengerang tanpa malu.
Michael kembali menempelkan topengnya pada pipi Jake. Pria dengan darah Korea itu segera menggulung topeng Michael hingga setengah menampilkan wajahnya. Jake membawa Michael pada ciuman menuntut. Bibirnya perlahan saling memagut pelan untuk meminta akses lidahnya masuk.
Michael jelas unggul dalam mendominasi dan Jake menyukainya. Lidah keduanya saling bertaut, melilit satu sama lain. Sementara tangan Michael terus bekerja. Michael meraih kemaluan Jake yang setengah keras dalam genggamannya, memompa naik turun seirama dengan napas yang Jake ambil. Michael memperhatikan bagaimana kelopak mata Jake terpejam dengan kaki terbuka menyambut sentuhannya, tidak terlewat juga punggung Jake yang melengkung menekan dadanya. Michael menyukainya. Dia menyukai segala tentang Jake. Obsesinya. Miliknya.
Erangan tertahan Jake meluncur di celah ciuman mereka. Pandangannya kabur, namun tangan Jake bergerak meraba dada Michael. Dia mencari resleting jumpsuit biru tua pria itu. Setelah mendapat apa yang dia cari, Jake segera menariknya ke bawah tanpa melepas ciuman mereka. Namun Michael melepaskan ciumannya, bibir tebalnya kini beralih melecehkan leher jenjang Jake.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like An Addiction [END] Michael Myers/Jake Park
FanfictionTerjebak di dunia Entitas saja sudah buruk. Setelah pertemuan pertama Jake dengan penyintas dan pembunuh baru, seseorang sekarang mencoba menguntitnya dari balik kegelapan. Kejahatan murni mengawasinya setiap saat. Akankah keadaan bisa menjadi lebih...