6

594 60 2
                                    

Agar tidak membingungkan, mohon simak terlebih dahulu penjelasan singkat di bawah ini.

Bagian dengan seluruh hurufnya miring, menandakan bahwa tokoh berada dalam mimpi atau alam bawah sadar.

Untuk tanda seperti Ini  di maksudkan untuk tokoh yang sedang mengalami mimpi atau tidak sadar.

Saat bermimpi atau tidak sadar, dialog dengan tanda seperti 'Ini' adalah milik tokoh yang berbicara di dalam hati. Sedangkan untuk "Ini" adalah dialog tokoh saat berbicara.

Saat keadaan normal tanda akan menjadi seperti semula 'ya' dan "ya".

Selamat membaca.

"Kau tidak bisa mengerjakan pertanyaan ini?"

'Apa ini? Mimpi?'

Otak Jake berputar dengan bingung pada adegan yang ada di depannya. Terlihat dalam penglihatannya, seorang pria dewasa yang sedang terduduk di kursi besarnya sambil mengguncangkan selembar kertas yang dia duga adalah kertas ujian milik bocah kecil yang berada di seberang dengan kepala terus menunduk. Tubuh bocah itu terperanjat kaget saat pria dewasa meremas kertas dengan kesal dan melemparkannya ke arahnya.

"Apa yang sebenarnya kau pelajari selama ini?! Mengapa pertanyaan begini saja kau tidak bisa menjawabnya?!"

Pria itu membentak, suaranya yang tidak terlalu ramah membuat tubuh bocah itu gemetar hebat karena ketakutan. Jake melihat ekspresi pria itu dengan jelas, alis menukik dengan rahang mengeras dan tatapan mematikan yang tertuju pada bocah yang saat ini terisak dengan pelan. Tangannya mengepal dengan kuat hingga buku jarinya memutih. Dia tau ini. Bocah yang saat ini dia lihat adalah dirinya waktu kecil dan pria itu adalah ayahnya.

'Kau pasti bercanda, mengapa mimpi ini muncul setelah sekian lama.'

Dia ingat ini. Dirinya masih berusia delapan tahun, dia segera pulang setelah menyelesaikan ujian di sekolahnya. Jake kecil tidaklah bodoh. Kepintarannya dapat membawanya untuk melompati kelas saat duduk di bangku sekolah dasar. Ujiannya berjalan dengan baik-baik saja hingga hasilnya keluar, Jake mendapatkan perolehan nilai tertinggi di kelasnya meskipun satu soal mendapat coretan kecil tinta merah yang melingkari satu angka pada lembar jawaban sebagai penanda bagian mana yang membuat satu soal itu kurang tepat dan menjadi salah, dan itu sudah cukup membuatnya puas, namun tidak dengan ayahnya.

"Bagaimana kau bisa membiarkan hal ini terjadi! Bahkan James bisa menyelesaikannya dengan mudah! Kenapa kau tidak?!"

Jake terisak semakin keras tapi dia berusaha menutup mulutnya, mencegah isakan lain meluncur dari tenggorokannya. Dia hanya terus menunduk. Selalu seperti itu. Dibandingkan dengan kakaknya bukanlah keinginan Jake. Kakaknya adalah anak yang sempurna untuk menjadi penerus ayahnya. Berjiwa seperti ayahnya. Bersikap seperti ayahnya. Berbicara seperti ayahnya. Namun Jake tidak pernah membenci kakaknya karena Jake tahu hati kakaknya tidak seperti ayahnya. Kakaknya akan menemani Jake bermain pada waktu-waktu tertentu. Bermain seharian dengannya sangat menyenangkan.

"Pergi ke kamarmu! Kau tidak di izinkan untuk keluar hingga kau memperbaiki kesalahanmu atau kau tidak akan mendapatkan jatah makan untuk hari ini. Kau mengerti?!"

Jake melebarkan matanya atas perkataan yang diucapkan ayahnya. Padahal dia ingin sekali bertemu dan bermain dengan kakaknya, dia ingin menunjukkan hasil gambar yang dibuatnya pada kakaknya dan memakan permen coklat yang selalu Jake sembunyikan dari ayahnya. Jake menjerit dalam hati saat rencananya sirna, namun dirinya segera menganggukkan kepalanya.

Like An Addiction [END] Michael Myers/Jake ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang