Jake berhenti bernapas. Napasnya tercekat di ujung tenggorokannya, dan jantungnya berdetak lebih keras. Jake mengunci pandangan gelisahnya pada pintu. Dia menanti dengan resah.
Jake mengira pintu itu akan terbuka namun dia mendapati gagang pintu berulang kali bergerak naik turun. Michael pasti telah menguncinya. Si pembuka sepertinya memiliki sedikit kesabaran di dalam dirinya.
"Huh? Di kunci?"
Terdengar suara seseorang yang tidak terlalu berat namun tidak ramah berada di balik pintu. Pelaku dari penyebab gagang pintu yang akan lepas. Orang itu terus menggerakkan gagang pintu dengan kasar.
"Mungkin Myers sedang tidak berada di rumahnya."
Suara lain yang lebih ramah terdengar menanggapi kebingungan di luar.
"Tidak mungkin! Myers tidak pernah mengunci rumahnya bahkan saat dia pergi. Pria itu pasti berada di dalam."
Pintu bergetar karena di dobrak oleh salah satu pendatang. Jake tersentak, dia kembali memandang Michael dengan panik. Menarik-narik kain lengan pria itu. Meminta perhatiannya.
Michael menangkap kepanikan di mata Jake. Pria itu segera membawa Jake ke ruang bawah tanah di rumahnya. Ada sebuah pintu berbahan kayu berwarna coklat di sana. Tampaknya itu adalah gudang. Michael membuka pintunya dan memasukkan Jake ke dalam gudang. Michael mencabut kunci kemudian memberikannya pada Jake. Pria yang lebih muda menangkap maksudnya. Michael tidak tahu para pembunuh akan tinggal lama atau tidak, jadi daripada memblokir pintu dengan sesuatu, dia memberikan kunci itu pada Jake sehingga pria itu dapat keluar tanpa menunggunya.
Suara dobrakan terdengar keras di lantai atas. Michael segera penutup pintu dan Jake dengan cepat menguncinya. Menunggu di dalam gudang yang di sinari lampu remang-remang sementara Michael kembali menaiki tangga dan menuju pintu yang sebentar lagi akan roboh.
Michael membuka pintu dengan sekali tarikan dan kemudian seseorang jatuh ke lantai dengan keras. Suara rintihan dari korban jatuh terdengar, diiringi oleh tawa keras yang menggelegar.
"ADUH!"
"HAHAHAHA! Kau sangat idiot, nak!"
Suara dalam dari seseorang yang lebih besar terdengar mengejek korban jatuh. Michael hanya menatap ketiganya dengan diam. Mengabaikan seseorang yang kini beranjak dari lantai dan mengusap topengnya.
Dua diantara tiga pengunjung Michael adalah pembunuh yang jauh lebih muda, perawakan mereka seperti para penyintas. Saat pertama kali Michael melihatnya, dia hampir membunuhnya karena mengira salah seorang penyintas menyelinap ke kerajaannya, namun dia di halangi oleh pembunuh lain. Para bajingan ini makin bertambah banyak, ada empat dari mereka yang selalu mengganggunya di kerajaannya sendiri. The Legion, seperti itulah mereka dikenal.
Satu yang tersisa adalah pembunuh dengan seragam dokter yang memiliki tubuh tinggi dan besar dengan kulit gelap juga sesuatu yang terpasang di mata dan mulutnya. Tawanya menjengkelkan. Dia selalu tertawa seperti orang gila, bahkan saat tidak ada yang perlu di tertawakan. The Doctor, namun pria itu seperti salah satu pasien rumah sakit jiwa yang lepas.
"Sialan! Berhenti tertawa! Itu sama sekali tidak lucu!"
"HAHAHAHA! Myers punya humor yang bagus untuk memperlakukan bocah sepertimu!"
"Persetan!"
Suara gerutuan dan sumpah serapah di layangkan dari salah satu Legion kepada Doctor yang masih tertawa. Michael menjadi tidak sabar. Mengapa dia harus tetap berada di hadapan orang-orang idiot ini. Dia kemudian membanting pintu yang rusak hingga tertutup, membuat ketiganya terperanjat. Michael tidak peduli. Jika mereka pintar, jelas tindakan Michael adalah pengusiran terhadap pengganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like An Addiction [END] Michael Myers/Jake Park
FanfictionTerjebak di dunia Entitas saja sudah buruk. Setelah pertemuan pertama Jake dengan penyintas dan pembunuh baru, seseorang sekarang mencoba menguntitnya dari balik kegelapan. Kejahatan murni mengawasinya setiap saat. Akankah keadaan bisa menjadi lebih...