Michael berdiri terdiam di teras rumahnya. Tangannya mengepal dengan kuat. Pandangannya tertuju pada hutan yang gelap. Dirinya dipenuhi dengan amarah. Suara bisikan terus menggerogoti pikirannya. Geraman berbahaya keluar dari tenggorokannya.
'Sepertinya kekasihmu benar-benar kelelahan.'
Suara itu kembali berbisik dengan nada mengejek. Michael hanya diam namun matanya memancarkan permusuhan. Dia tahu itu. Beberapa waktu yang lalu, entah bagaimana seorang bajingan berjubah hitam berhasil meyakinkan semua pembunuh dengan cerita tentang kedekatan dia dan Jake. Sebagian acuh, namun sebagian lain terpacu. Mereka tidak menahan diri untuk membicarakan rencana apapun yang akan di lakukan kepada Jake di hadapannya.
'Dia menarik. Itu sebabnya dia adalah favoritku.'
Michael mengalihkan pandangannya pada kain syal yang dia genggam. Dia merindukan Jake namun Entitas hanya memperburuk keadaan dengan tidak mempertemukannya dengan Jake, dirinya tahu apa yang terjadi.
'Aku menikmati perasaan yang dia timbulkan. Bukan hanya rasa takut tapi semuanya, bagaimana dia menangis namun tetap tenang. Aku tahu kau juga menikmatinya.'
Michael menyetujui hal itu. Dirinya menyukai bagaimana Jake menangis di bawah belas kasihannya. Caranya memohon dan menggeliat selalu membuat Michael bersemangat. Jake-nya adalah yang terbaik. Dia tahu pria itu tidaklah lemah. Michael memejamkan matanya, menghirup udara melalui topeng yang dia pakai.
Seolah membaca pikirannya, saat Michael membuka mata, terlihat Jake yang berjalan mendekat ke arahnya sambil tersenyum lebar. Pria yang lebih kecil memiringkan kepalanya ke samping sambil terus berjalan.
"Michael..!"
Jake telah dekat. Pria itu berdiri di depannya. Michael hanya menatap mendapati senyum Jake segera luntur. Itu bukan Jake-nya, dia tahu. Namun Michael tidak bergerak sedikitpun.
"Michael aku kesakitan."
Perlahan noda hitam pekat mengucur dari kepala sosok Jake. Menutupi seluruh permukaan wajah hingga mencapai leher dan bahu itu, mengotori jaket hijau familiar milik Jake, menyisakan bibir yang kini menyeringai sambil terus menghadap Michael.
Tangan Michael bergerak melingkari leher sosok peniru Jake-nya. Menggenggam dengan kuat leher itu dan mengangkatnya ke udara. Entitas membuat peniru Jake-nya dengan bodoh. Michael sudah menduga, tawa gila pasti keluar dari sosok kosong itu.
"Michael! Michael! Aku mencintaimu."
Tangan Michael mengepal menghancurkan bentuk dari leher itu. Hanya tawa keras yang melengkapi bunyi retakan tulang.
"HAHAHAHA! Michael dia sangat mencintaimu. Kau tega ingin membunuhnya?"
Michael hanya memandang datar. Membuang tubuh tidak nyata itu ke tanah. Michael melangkah meninggalkan kediamannya. Menuju suatu tempat. Tekatnya bulat. Dia mencatat hal menyeramkan dalam pikirannya. Dia akan membawa Jake ke ranjang empuknya, bahkan jika itu berarti dia harus memburu semua predator di alam Entitas. Dia akan melakukannya.
Michael tidak melirik sosok yang terbujur kaku di tanah yang kini menarik sudut bibirnya naik. Tersenyum saat membaca pemikiran dari iblis yang sebenarnya.
"Ya Michael beri mereka pelajaran karena menyakiti kekasihmu."
Sosok dan suara menyeramkan itu perlahan menghilang dari kerajaan Haddonfield yang dingin.
ー
Sementara itu di perkemahan penyintas, suasana terasa lebih tegang. Tidak ada yang membuka suara. Jake seperti biasa duduk di atas gelondongan kayu favoritnya, sedikit lebih jauh dari api. Memejamkan mata dan bersandar pada pohon di belakangnya dengan tangan yang berlipat di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like An Addiction [END] Michael Myers/Jake Park
FanfictionTerjebak di dunia Entitas saja sudah buruk. Setelah pertemuan pertama Jake dengan penyintas dan pembunuh baru, seseorang sekarang mencoba menguntitnya dari balik kegelapan. Kejahatan murni mengawasinya setiap saat. Akankah keadaan bisa menjadi lebih...