11. Sad Anwar

9.5K 1.2K 42
                                    

_____

Sambil menangis, Paula ceritakan apa yang dia saksikan dan dengarkan dari pembicaraan Dea dan laki-laki bernama Frans di café tempat dia menghabiskan waktunya. Dia perdengarkan juga suara Dea yang membicarakan hubungannya dengan Anwar yang hanya sebatas menginginkan uangnya saja. Paula berhasil merekam percakapan Dea dan Frans. Ternyata tidak ada cinta ataupun ketulusan dari hati Dea terhadap papanya. Dea hanya memanfaatkan Anwar untuk kesenangan dirinya, bahkan laki-laki bernama Frans yang Paula yakini adalah kekasih Dea, rupanya ikut menikmati hasil hubungan Dea dan Anwar.

"Nggak usah nangis. Papa justru senang dengan adanya kejadian ini. Papa jadi bisa yakinkan hati Papa untuk melepas Tante Dea dengan segera," bujuk Anwar ke Paula yang menangisi menyesalkan percintaan papanya. Anwar tidak mau mendengar rekaman itu seutuhnya. Dia langsung menghentikannya dan menyerahkan ponsel ke Paula.

"Padahal Papa sayang banget sama Tante Dea kan? Tega dia, Pa. Ingin rasanya dia kembalikan semua uang yang sudah Papa berikan sama dia," gerutu Paula yang benar-benar kesal.

"Sudah. Nggak usah diungkit-ungkit pemberian. Nggak seberapa bagi Papa. Uang masih bisa dicari, tapi kepercayaan yang sulit dicari,"

"Papa nggak sedih?"

Anwar tertawa kecil.

"Tentu Papa sedih. Papa akui Papa juga sangat menyayangi Tante Dea. Dari sekian banyak yang mendekati Papa, hanya Tante Dea yang berhasil menarik hati Papa,"

"Artinya..., Papa masih maafkan Tante Dea dan berlanjut?"

"Sudah Papa bilang..., Papa harus melepasnya. Meski berat...," lirih Anwar. Bagaimanapun Dea pernah mengisi hari-harinya. Keberadaan Dea lumayan mengusir sedihnya kehilangan istri yang sangat dia cinta.

Anwar tertunduk dalam.

"Papa...," lirih Paula. Dia buru tubuh papanya dan memeluknya sambil menangis kuat.

Anwar usap-usap kepala Paula yang terbenam di dadanya. Wajahnya menunjukkan kesedihan mendalam. Sebelumnya dia harus melepas Mirna pergi dari rumahnya, kini dia harus melepas Dea pergi dari hatinya.

Tak terbayang hari-harinya nanti tanpa Dea yang setiap hari tidak lupa berucap sayang dan cinta serta menanyakan kesehatannya. Dia akan pastikan itu tidak akan ada lagi.

***

_____

Tidak ingin urusan percintaannya berlarut-larut, Anwar mendatangi kantor Dea keesokan paginya. Dia nyatakan bahwa dia tidak ingin melanjutkan hubungan percintaan dengan Dea. Bukan main terkejut Dea, karena baru saja dia bersenang-senang dengan Anwar, bahkan Anwar sempat membelikannya tas dan sepatu super mahal dan juga memanjakannya, tapi kenapa Anwar begitu cepat memutuskannya.

"Kamu punya kekasih yang lain, Anwar?" tanya Dea yang sangat kecewa diputuskan Anwar. Wajahnya bersimbah air mata.

Anwar menggeleng. "Nggak ada, Dea. Aku benar-benar ingin sendiri saja sekarang. Aku ingin fokus Paula," jawab Anwar. Dia sama sekali tidak ingin menyinggung kelakuan Dea yang telah menduakannya selama ini. Permasalahan pasti akan semakin rumit, dan Paula akan jadi sasaran kekesalan Dea. Anwar tidak mau melibatkan putrinya dalam urusan percintaannya.

"Anwar. Jangan putuskan aku. Kalo memang kamu ingin fokus Paula, aku bisa membantumu," ujar Dea yang masih tidak ingin dilepas Anwar.

"Aku sedang tidak ingin diganggu kamu. Tidak ada perkembangan dalam perusahaanku. Harga sawit sedang turun," lirih Anwar.

"Aku bukan mengharapkan itu, Anwar. Aku sangat membutuhkan cintamu...,"

Anwar menggeleng. Wajahnya menunjukkan kekecewaan sekaligus kesedihan.

MIRNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang