11|•Metta Pian, Bersemi

2K 145 13
                                    

📔📔📔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📔📔📔

Ayas membuka matanya secara perlahan dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah tenang Arkan yang masih tertidur.

Ia tersenyum memandangi wajah suaminya ini. Kenapa tidak dari kemarin ia menyadari bahwa suaminya ini tampan? Rahang yang tegas, hidung yang mancung, alis tebal, dan bahkan bulu mata Arkan lebih lentik dari pada bulu matanya.

Cup

Ayas mengecup pipi Arkan lalu mengusapnya. Ia terkekeh ketika Arkan memperat pelukan nya dan mendusel-dusel di lehernya.

Namun tiba-tiba perut Ayas terasa sangat sakit, ia langsung duduk dari tidur nya dan memegangi perutnya.

"Shhh... Sakit banget." Katanya menekan-nekan bagian perutnya agar tidak terasa sakit lagi.

Arkan yang mendengar itupun langsung terbangun dan memegangi perut istrinya. "Kenapa, sayang?" Tanya nya panik.

"Sakitt."

Arkan menatap mata Ayas yang sedikit berkaca lalu terkekeh, ini pertama kalinya ia melihat istrinya ini akan menangis.

"Kok ketawa sih!" Kesal Ayas ketika mendengar kekehan dari mulut Arkan.

"Ketua Roger nangis?" Ejek nya pada istrinya ini.

"Ishh! Sakit!" Ayas kembali tidur lalu membelakangi Arkan.

Arkan melihat punggung Ayas dengan tatapan sendu, namun asensi nya terfokus pada seprai yang terdapat bercak darah disana.

"Sayang, kok berdarah?" Tanya Arkan memegangi punggung Ayas. Matanya masih melihat ke arah seprai.

Ayas pun langsung membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah yang di tunjukkan oleh Arkan.

Ayas kaget lalu memegangi bajunya, menatap tajam ke arah Arkan. Arkan yang di tatap seperti itu hanya diam saja, memangnya dia salah apa?

"Lo apain gue tadi malem!?" Pecah sudah, kini Ayas sudah menangis di depan Arkan.

"Hah?" Beo Arkan karena tidak paham apa yang di tanyakan oleh istrinya ini.

"Lo apain gue? Ini sampe ada darah! Dan mana baju lo!?" Ucap Ayas sembari memukul-mukul dada Arkan.

"Sayang, saya ga ngapa-ngapain kamu." Arkan memegangi tangan Ayas lalu mengelus nya secara lembut.

"Ga ngapa-ngapain gimana hah! Baru aja gue ucapin cinta gue tadi malem dan lo langsung grepe grepe gue? Iya?"

Arkan pusing, apa maksud istrinya ini? Dia benar-benar tidak ada menyentuh Ayas. Terakhir kali ia hanya mengecup bibir Ayas lalu langsung tertidur di dalam pelukan hangat nya.

I LOVE U CUPU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang