17|• Dia kembali?

1.7K 148 15
                                    

📔📔📔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📔📔📔

"Ga kerasa ya, pernikahan kalian udah masuk delapan bulan." Kata Zia sembari menyeruput minumannya.

"Iya nih, padahal dulu gue nolak banget buat di nikahin sama si cupu." Ucap Ayas mengejek ke arah Arkan yang sedang duduk di sebelahnya.

"Sayang!" Kesal Arkan mempererat tangan nya yang sedang melingkar di perut istrinya itu.

Semua yang ada di ruangan itu pun tertawa. "Cupu anjir!" Kekehan Pian sangat terdengar jelas di ruang makan rumah Ayas dan Arkan.

"Yang ketawa saya bunuh." Ujar Arkan menegakkan tubuhnya dan menatap teman-temannya yang sudah diam tak bergeming.

"Mau bunuh pake apa kamu? Emang kamu bisa bunuh orang?" Tanya Ayas masih terkekeh.

Wisma, Pian, Metta, Ramon, Sisil, dan Zia hanya bisa diam memandangi Ayas yang masih tertawa terbahak-bahak.

"Diam, Ayasha!" Arkan jengkel karena sedari tadi yang mereka bahas adalah hal yang tidak penting, padahal niat mereka berkumpul seperti ini untuk belajar bersama.

Ayas diam, ia bingung mengapa setelah menikah dengan Arkan semua keberanian nya hilang saat bersama lelaki di sampingnya ini?

"Sorry Ar kalo kedatangan kita malah buat rumah lo kacau dan kita-kita ribut. Bisa kita mulai belajar nya?" Tanya Sisil memecahkan suasana yang sangat canggung bagi mereka semua.

"Ya."

Mereka semua kembali pada buku masing-masing, Ayas masih mendiami Arkan. Apa ia salah bertanya seperti itu pada suaminya? Itu hanyalah lelucon bagi nya.

Disaat mereka sedang fokus pada buku yang sedang mereka baca, handphone Ramon berbunyi. Itu bukan panggilan telepon, melainkan chat dari WhatsApp.

+628 23** ****

Hai, save Tama.

Ramon mengerutkan dahinya. Seingatnya ia tidak ada memberi nomor WhatsApp nya kepada siapa pun, tapi mengapa tiba-tiba ada yang meminta untuk di save?

"Siapa, Mon?" Tanya Metta memandang wajah teman nya yang sedang kebingungan.

Ramon beralih menatap Metta. "Gatau gue, tiba-tiba minta save." Jawab nya lalu kembali memandangi handphone nya.

"Save aja kali, siapa tau jodoh lo." Usil Wisma melemparkan pulpen ke arah Ramon.

Ramon ingin marah namun Zia seperti memberikan isyarat padanya. Ia menatap ke arah Arkan dan benar saja pria itu sudah menatap mereka semua dengan tatapan tajam.

I LOVE U CUPU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang