20|• Sisil yang malang

2.2K 170 57
                                    

📔📔📔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📔📔📔

"Mana janji kamu? Kamu sudah menikah dengan Ayas, tapi kenapa kebiasaan ini terulang lagi?" Tanya Rita menatap anak tunggal nya yang sedang memakan jeruk.

Arkan menghela nafas nya. "Ini ga sengaja bun, tanya Ayas kalau bunda ga percaya."

Rita beralih menatap menantu nya, Ayas yang di tatap hanya bisa diam tak berkutik. Ia bingung, apa ini kebiasaan Arkan dulu? Tapi pria itu tak terlihat seperti berandalan.

"Kamu bisa jelasin, Ayas?" Tanya Rita masih terfokus pada Ayas.

"Duh.. ini gimana gue jelasin nya ya Allah." Batin Ayas sembari menundukan kepala nya.

"Woy! Lo di tanyain sama mertua lo anjir!" Timpal Dika melempar kakak nya dengan kulit buah jeruk yang baru saja ia kupas.

Ayas yang terkejut pun memelototi Dika, bisa-bisanya dia berkata kasar di depan orang banyak seperti ini. "Anjing lo." Kata Ayas, namun tanpa suara.

Ayas beralih menatap Rita yang sudah menaikkan sebelah alisnya, ia menampilkan senyuman hangat nya memperedah suasana canggung ini.

"Itu ulah Zakky bun, salah Ayas juga. Seharusnya Ayas ga nekat buat nemuin Zakky pasti ga bakal kaya gini." Jelas Ayas sembari memainkan ujung kaos nya.

"Zakky?"

"Abang nya Zia."

Disaat Ayas ingin menceritakan semuanya, Arkan memotong pembicaraan itu. Ia mengelus tangan Ayas, ia tak mau istrinya itu mengingat kejadian tadi malam, apa lagi sampai mengingat pembunuhan Tian.

"Udah bun, mending bunda makan aja. Ini juga ga sakit." Ujar Arkan masih setia mengelus lengan istrinya.

Dika membulatkan matanya, bisa-bisanya luka sebab tembakan di bilang tidak sakit? Apa kakak ipar nya ini jelmaan?

Ternyata bukan dika saja, papa dan mama Ayas pun tak kalah terkejutnya. Mereka yang sedari tadi hanya diam saja mendengar kan semua nya terkejut dengan ucapan Arkan barusan.

"Muka lo jelek kalo kaget kaya gitu." Ejek Ayas pada sang adik.

Dika yang sudah jengkel hanya memutarkan bola matanya malas lalu berjalan ke arah televisi, pembicaraan orang dewasa sangat memuakkan baginya.

📔📔📔

Pukul 8 malam, orang tua Ayas dan Arkan baru saja pulang. Kini rumah mereka kembali sepi, dalam hati Ayas ia terbebas dari segala pertanyaan. Bagaimana bisa ia punya mertua yang cerewetnya minta ampun, tapi ia bersyukur karena mertua nya tidak seperti mertua-mertua jahannam di luar sana.

Disaat Arkan dan Ayas tengah asik menonton televisi, handphone Ayas berdering. Bukan panggilan telepon melainkan chat dari WhatsApp.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I LOVE U CUPU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang