📔📔📔
Ayas meringis, ia menatap ke arah Arkan yang tengah mencabut peluru yang masih berada di dalam tangannya. Tapi mengapa ekspresi wajah Arkan biasa-biasa saja?
"Ke rumah sakit aja Ar." Tutur Ayas memegang tangan Arkan yang masih setia mengeluarkan darah.
"Gausah, luka kecil doang ini." Jawab Arkan tanpa menatap ke arah Ayas, ia masih terfokus dengan peluru nya.
Apa tadi? Luka kecil? Bagaimana bisa satu buah peluru yang berada di dalam tangan nya di bilang luka kecil.
"Pegang."
Ayas menatap senter yang di berikan oleh Arkan kepada nya, ia langsung mengarahkan senter itu ke arah tangan Arkan.
Perlahan tapi pasti Arkan mengambil peluru itu dengan pinset. Peluru yang di gunakan Zakky tidak terlalu besar dan membuat rasa sakit yang di hasilkan tidak terlalu sakit.
Ayas menutup mata nya saat benda kecil itu mulai keluar dari dalam tangan Arkan, darah yang masih bercucuran dan bau darah itu sangat menyengat di indra penciuman Ayas.
"Selesai." Kata Arkan meletakkan peluru kecil itu ke atas piring yang sudah di sediakan oleh Ayas sebelumnya.
Arkan langsung mencuci tangannya yang masih mengalir darah. Setelah membersihkan darah itu ia langsung melilitkan perban ke arah luka yang masih menganga lebar.
"Ayo tidur, sayang." Ujar Arkan menatap Ayas yang masih setia memegang senter nya.
Ayas bingung, mengapa ekspresi Arkan biasa-biasa saja? Apa dia tidak merasakan sakit? Ayas saja yang tak merasakan bisa merasa betapa sakitnya tancapan peluru itu.
"Kamu gila?" Tanya Ayas karena ia tak habis fikir dengan suaminya ini.
"Hah?"
"Itu, ga sakit?" Tanya nya lagi menunjuk ke arah tangan Arkan yang sudah di baluti perban putih.
"Kalau lihat kamu sakitnya hilang. Apa lagi kalau kita bobo terus kelon." Kata Arkan santai lalu mengambil alih senter yang tengah Ayas pegang.
Ayas membulatkan matanya. "Gigi lo sompleng." Ujarnya merutuki dirinya sendiri, mengapa ia bisa menikah dengan pria seperti Arkan.
📔📔📔
Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi, namun Ayas belum tertidur. Ia masih memikirkan kejadian tadi malam, dan bagaimana bisa Zakky dalang dari semua ini.
"Anjing." Maki Ayas ketika suatu benda menghantam jendela kamarnya. Untung saja jendela itu tidak pecah.
Bukan Ayas saja, Arkan pun terkejut dan langsung terbangun dari tidur nya. Bukan menatap ke arah jendela, Arkan malah mencari keberadaan Ayas. Padahal jelas-jelas ia masih memeluk tubuh mungil Ayas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE U CUPU [ON GOING]
RomanceDi jodohkan dengan si cupu ⁉️ ••• FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️⚠️ NO COPAS COPAS KIDS ⚠️⚠️ MENGADUNG KATA-KATA KASAR, BIJAK DALAM MEMBACA. DAN MEMILIKI POTENSI BAPER BERKELANJUTAN SETELAH MEMBACA CERITA INI. ••• "Gue ga akan pernah cinta sama lo!" "Ta...