6|•Egrald berulah

2.1K 168 22
                                    

📔📔📔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📔📔📔

Suasana perpus yang tadinya sepi kini menjadi ricuh karena kedatangan komplotan Egrald.

"Woyyy cupuu!" Panggil Egrald kepada Arkan yang masih terfokus pada bukunya.

Arkan tak menyahuti nya. Jangan kan menyahuti, melihat rombongan Egrald saja ia sudah malas.

"Budeg lo?" Tanya salah satu teman Egrald dan menarik buku yang sedang di pegang oleh Arkan.

Arkan menatap keenam pria yang berada di depannya sembari membenarkan kaca matanya yang sedikit terturun.

"Ada yang bisa saya bantu?"

Keenam pria itu pun tersenyum satu sama lain saat mendengar pertanyaan dari Arkan. Mereka seperti sedang merencanakan sesuatu.

"Lo kan sering ke perpus nih, kerjain pr kita dong. Nanti malem kita-kita mau balapan, jadi ga ada waktu buat ngerjain pr." Kata Egrald masih tersenyum licik.

"Maaf, tapi saya tidak bisa membantu." Arkan kembali menunduk dan membaca buku yang lainnya.

Egrald yang geram karena jawaban Arkan pun menarik kerah pria yang di sebut-sebut cupu oleh mereka.

"Berani lo sama gue?"

"Kenapa harus takut?" Jawab Arkan santai sembari menahan tangan Egrald yang memegang kerah baju nya.

Bughh...

Satu pukulan mendarat di pipi Arkan. Terlihat pipi yang tadinya putih mulus kini menjadi kemerahan.

Bughh...

Satu pukulan lagi mengenai sudut bibir Arkan dan menyebabkan ada sedikit darah yang keluar dari sana.

📔📔📔

"Ayasss!" Sisil berlari ke arah Ayas dengan nafas yang terengah-engah.

"Kenapa Sil? Kok lari-lari gitu sih? Mana si Metta?" Tanya Ramon menatap Sisil yang masih berusaha menghirup udara disekitarnya.

"I-itu y-yas, si a-arkan." Tunjuk Sisil ke arah perpus yang sudah ramai oleh anak-anak yang sedang mengintip melalui jendela perpus.

"Yang bener sil kalo ngomong. Ambil nafas dulu." Ayas mendekati Sisil lalu mengelus pundak yang masih bergetar itu.

"Arkan di gebukin sama Egrald in the geng." Jerit Metta dari kejauhan lalu kembali berlari ke arah perpus.

I LOVE U CUPU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang