......
Akhirnya kami menikah.
Setelah melewati masa pacaran selama enam tahun, Rian pacarku, akhirnya melamarku.
Hubungan kami bukan perkara mudah, kami menjalani hubungan jarak jauh, atau orang bilang Long Distance Relationship (LDR). Rian bekerja diluar kota sedangkan aku berkuliah dan kemudian setelahnya menjadi tenaga pendidik di kotaku. Rian hanya sesekali pulang kerumahnya dan menemuiku juga. Begitulah kami menjalani hubungan ini selama bertahun-tahun, hingga entah ada angin apa, pria tengil itu memutuskan untuk menikah akhirnya.
Rian bukan laki-laki yang bisa diatur. Dia keras kepala, punya aturannya sendiri yang membuatku kerepotan pada awalnya. Namun seiring waktu, aku akhirnya mampu mengikuti hidup dan pola fikirnya, dan hubungan kami stabil. Meski beberapa kali bertengkar kecil.
Kami bertemu di kampus, dia seangkatan denganku, hanya beda jurusan. Dia di fakultas Teknik, sedangkan aku di fakultas Pendidikan. Dan tiga bulan pertama hubungan kami sama saja layaknya orang lain diusia kami, sebelum akhirnya dia memutuskan berhenti kuliah dan bekerja di perusahaan besar sebagai Teknisi. Begitulah kami menjalani hubungan yang berat ini.
Aku pernah kekota tempatnya bekerja sekali, saat itu dia baru setahun disana. Saat itu kami bertengkar hebat, dan dia memutuskanku. Aku yang saat itu hanya seorang mahasiswi dengan uang jajan terbatas, memutuskan menggunakan semua uangku untuk tiket pesawat demi menemuinya.
Usahaku tentu saja tidak sia-sia, dia menjemputku di bandara, dan kami berbaikan kembali. Aku menginap di rumah rekan kerjanya, seorang perempuan cantik yang sudah memiliki suami.
Namun hubungan jarak jauh itu selalu memiliki resiko, bukan hanya karena besarnya biaya yang mesti di keluarkan hanya untuk bertatap muka, namun kesetiaan pasanganmu akan sangat dipertaruhkan. Dan seberapa yakin kamu pacarmu hanya akan bekerja dan pulang kekosnya setelahnya? Atau apakah dia hanya main dengan teman-teman kantornya tanpa ada sosok manis yang ikut nimbrung ditengah-tengahnya? Atau apakah saat dia memberitahumu bahwa dia lelah dan ingin tidur, dia benar-benar tidur? Jawabannya adalah WE NEVER KNOW! Tidak ada yang dapat menjawabnya, kecuali dia dan Tuhan.
Hal itu terbukti kemudian. Di usia ke tiga tahun hubungan kami, setelah merayakan Anniversary, aku menerima pesan dari nomor yang tidak dikenal. Mengatakan bahwa dia adalah pacar Rian selama dua tahun terakhir, plus mengirimkan foto-fotonya didalam kamar kost Rian hanya dengan mengenakan handuk. Aku menangis kejer kesetanan. Menghubungi Rian dan mengirimkan semua chat dan foto yang kuterima. Dan responya? Tentu saja dia berusaha berkelit.
Namun nasi sudah menjadi bubur baginya. Rian sudah basah, dia tidak dapat lagi membalikkan keadaan. Aku sudah tidak mau percaya semua omong kosongnya. Kesetiaanku selama ini, menunggunya pulang setahun sekali, merindukannya setiap malam, menangisinya saat dia sakit di tanah rantau, adalah kebodohanku yang paling buruk. Dia dengan sadar, tidur dengan perempuan lain di dalam kamar kostnya. Aku hancur, tentu saja.
Namun Rian rupanya tidak menyerah begitu saja, dia pulang kekota kami, datang kerumahku bersama orang tuanya, melamarku untuk menjadi tunangannya, dan akan menikahiku secepatnya saat dia mendapat surat mutasi kembali ke kota kami. Aku? Tentu saja aku sangat mau! Gila saja! Tidak terhitung berapa banyak kesempatan aku meminta keseriusan Rian, dan saat ini, tanpa disuruh dia datang kerumahku. Mengatakan hal yang sangat aku tunggu-tunggu. Tentu saja aku tidak akan menolak.
Dan begitulah aku melupakan kejadian itu, tentang wanita bernama Wulan itu, dan foto panasnya tentu saja. Meskipun aku tidak bisa mempercayai Rian sepenuhnya lagi, aku tidak pernah membuatnya kerepotan dengan kecurigaanku. Walau diam-diam aku sering mengecek semua sosmednya, dan memastikan tidak ada nama akun wanita baru di list temannya.
Meski penuh lika-liku, aku tidak menyesal menjalani hubungan ini. Dan tidak pernah sedikitpun terfikirkan untuk menjalani hidup yang fana ini tanpa Rian disisiku.
Pintu kamar pengantin terbuka perlahan. Lamunanku seketika buyar, itu Rian. Dia masuk dengan senyum merekah. Wajahnya lelah.
Acara pernikahan kami sudah berakhir sejam yang lalu. Setelah mengobrol-ngobrol sebentar, aku masuk duluan kekamar ini untuk mengganti semua atribut pengantin yang berat dan gerah ini, sementara Rian bercengkrama dengan teman dan keluarga kami.
"Sudah selesai ngobrolnya?" Aku tersenyum lembut. Rian mencium keningku sambil mengangguk.
Setelah bersih-bersih dan menjalani ritual pengantin kami, aku dan Rian berbaring lelah diatas kasur yang dipesan khusus Ibuku sebagai hadiah pernikahan kami. Sangat empuk dan nyaman. Rian memelukku erat. Menepuk-nepuk pelan pundakku, membuatku begitu terbuai untuk tertidur. Diluar sayup-sayup suara kerabat dan keluarga yang tertawa-tawa riang. Dan itulah suara terakhir yang kudengar sebelum tertidur dengan sangat lelap.
*****
Pukul 02.00.
Rian mendorong pintu pelan, rumah Dian, istri yang baru saja dinikahinya beberapa jam itu, lenggang dan sunyi. Sepertinya adik ipar dan mertuanya sudah tidur.
Ia mengendap-endap menuju teras. Merasakan udara dingin membelai kulitnya. Dengan langkah pelan ia menuju ke pekarangan rumah, dan berhenti tepat disisi pagar rumah. Tangannya meraih ponsel yang sejak tadi bertengger disaku piyamanya.
Ada sebuah pesan dari daftar pesan yang diblokir, dari seseorang yang sangat dikenalnya.
"Kamu menikah hari ini? Aku dengar itu dari Alfi. Selamat menempuh hidup baru. Maaf untuk segalanya, dan kamu harus selalu bahagia. Berhenti melakukan kesalahan yang sama lagi."
Rian merenung sejenak, menatap langit malam yang ditaburi bintang-bintang yang berkelap-kelip dengan riang. Kemudian jari jemarinya mengetik sebuah pesan balasan.
"Kamu sudah tidur? Ya, aku menikahinya akhirnya. Setelah kamu memilih untuk ninggalin aku. Dan kamu harus tahu, aku tetap mencintai kamu. Sama seperti sebelumnya."
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Setia itu, Mitos!
Short StorySetia itu 'katanya' adalah ketika kita mampu menjaga hati dan fikiran untuk tidak tertarik dan memulai hubungan lain dengan orang lain. Namun, seberapa banyak yang mampu melakukannya? Beberapa pria menghabiskan waktumu dengan mengaku si paling setia...