0

857 46 0
                                    

           Mata hitamnya mengamati sekelompok insan yang tengah beradu kekuatan, memukul, menendang, melempar. Semua kejadian itu ia rekam dengan jelas dalam ingatan, menambah tumpukan memori yang bersemayam di kepala. Puncak kepala dengan berbagai macam warna rambut itu menarik perhatiannya kala ia terbang melintasi area sekolah yang menguarkan aura suram. Ia menggeser tubuhnya yang berpijak pada atap bangunan beberapa langkah ke samping, memperjelas pandangan akan pertempuran seru yang tengah terjadi.

Manusia dengan helai merah jambu itu tiba-tiba ambruk lalu jatuh dalam genggaman si pria berambut putih dengan kain hitam yang melilit di kepala, menutupi indra penglihatannya dengan sempurna. Ia membatin heran, bagaimana pria itu bisa leluasa bergerak ke sana kemari jika matanya ditutup? Menarik sekali.

Sesaat kemudian kumpulan manusia itu pergi. Mereka menjauh, sirna dari jangkauan mata, meninggalkannya seorang diri. Dikepakkannya kedua sayap hitam ke angkasa, mengamati bekas-bekas pertempuran yang mereka sisakan. Ia mulai bertanya-tanya, monster apa yang mereka lawan tadi? Sepertinya makhluk itu adalah makhluk yang biasa ia temui. Lalu mengapa pemuda merah jambu tadi bertindak menggila, seakan-akan telah dirasuki sesuatu?

Ah sial

Ia mengumpat dalam hati, rasa penasarana bercokol pada benaknya. Sekarang ia tak akan bisa hidup tenang jika rasa penasarannya belum terpuaskan.

•••

Bangunan itu kini penuh dengan siswa-siswi dengan tujuan menuntut ilmu. Tak peduli seberapa lama ia mencari, batang hidung mereka tetap tak nampak. Ia mengistirahatkan tubuh pada permukaan berkerak, menapaki sebuah dahan dari pohon besar yang menjulang tinggi di sekitar sekolah. Sang mentari kian menaiki singgasana, menebarkan sinar hangat ke seluruh penjuru bumi yang sayangnya malah membuat sebagian dari mereka mengeluh kepanasan.

Ia bukan manusia, yah, hanya sebagian dari dirinyalah yang mewarisi sifat makhluk itu. Ia bukan juga seorang dewa, hanya separuhnya. Ia seorang demigod, manusia setengah dewa yang sekarang menjelma sebagai seekor gagak agar lebih leluasa berkelana.

Ibunya adalah seorang dewi, dewi yang tidak dikenal banyak orang dan hanya segelintir saja yang tahu, sosoknya bahkan disebut sebagai dewi yang terlupakan. Ia adalah Hecate, putri dari Perses dan Asteria yang keduanya merupakan keturunan para titan. Seorang dewi dunia bawah yang pernah dituduh sebagai dewi yang jahat karena perseteruannya dengan Selene–mengenai siapa yang seharusnya mengatur bulan di langit. Perseteruan itu menyebabkan bulan menghilang dari langit, dan malam menjadi gelap gulita. Melihat manusia yang ketakutan, ia akhirnya membuat keputusan untuk bergantian dalam menguasai bulan.

Selene mendapat bagian pada sisi bulan yang bercahaya dan ia akan tampil sebagai bagian bulan yang gelap dan misterius. Hal ini menyebabkan dalam tempo kira-kira tiga puluh hari akan ada fase dimana bulan bercahaya penuh atau purnama dan ada kalanya saat cahaya bulan benar-benar sirna di langit. Namun, manusia–yang diselimuti ketakutan akan kegelapan–melabelinya dengan cap buruk, alhasil kuilnya menjadi sepi dan pemujanya berkurang.

Hecate merasa sakit hati atas perlakuan mereka walau begitu ia tetap tak menaruh benci. Ia memilih untuk memperbaiki reputasinya dengan menolong Demeter yang tengah kebingungan mencari putrinya, Persephone–diculik oleh Hades, dan secara perlahan nama baiknya pulih. Akan tetapi, karena ia lebih sering mengahabiskan waktunya di dunia bawah, manusia pun lambat-laun mulai melupakan eksistensinya.

Suatu waktu ketika ibunya berkunjung ke dunia manusia setelah sekian lama, ia bertemu dengan ayahnya. Mereka saling jatuh cinta kemudian memadu kasih bersama hingga lahirlah dirinya. Tidak semua orang tau kalau ia adalah anak seorang dewi, ia tinggal terpisah dari keluarga inti, pada sebuah istana yang jauh dari pusat kota.

Hal yang membedakan dirinya dengan manusia biasa adalah ia tak pernah menua. Saat usianya menyentuh angka dua puluh tahun, tanda-tanda penuaan berhenti, sirna dari tubuhnya. Orang-orang di sekitarnya semakin renta namun berbanding terbalik dengannya. Ibunya datang bersua saat dimana ia merasa muak dengan kehidupannya, membawanya ke dunia bawah, mengajarkan apa-apa yang tidak ia ketahui. Hingga saat dirasa cukup baginya untuk bertahan hidup sebagai manusia setengah dewa, ia melepaskannya, memberinya kebebasan untuk melalang buana. Ia sekali lagi memilih untuk hidup di dunia yang fana dengan segala keindahannya.

Lethe (Gojo Satoru × Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang