- Happy Reading -
Anneth menangis sambil memeluk kedua lututnya.
Semakin lama, isak tangis itu semakin keras seiring dengan rasa sakit yang Anneth rasakan.
Betrand yang memang belum sepenuhnya tidur, bangun dari posisi berbaringnya dan mengusap kasar kepalanya sendiri.
"Ngapain nangis sih?"
Tanya Betrand kesal
Perlahan Anneth mengangkat wajahnya dan melihat Betrand yang sedang menatapnya dengan tatapan kesal.
"Ma-- maaf-- hiks"
Hanya itu yang bisa Anneth ucapkan.
Nyalinya terlalu menciut ketika melihat wajah Betrand yang sangat kesal.
Betrand memejamkan matanya untuk meredam emosinya sedari tadi.
Kemudian Betrand membuka mata dan menghembuskan nafasnya pelan.
Betrand tidak tega melihat istrinya menangis. Apalagi dia yang menjadi alasan istrinya menangis.
Betrand memegang pundak Anneth, membuat Anneth yang masih setia menunduk kemudian terlonjak kaget.
Anneth sedikit mendongak untuk menatap Betrand. Tanpa Anneth duga selanjutnya Betrand menarik Anneth kedalam pelukannya.
Dipelukan Betrand, Anneth menangis sejadi-jadinya.
"Aku hiks hiks aku minta maaf Bet"
Ucapnya masih dengan sesenggukan dipelukan Betrand.
Betrand menghela nafasnya sambil mengusap lembut rambut panjang Istrinya.
"Aku yang minta maaf. Ngga seharusnya aku bersikap kaya gini sama kamu. aku yang udah berlebihan sama kamu. Kamu ngga salah"
Anneth tidak menjawab perkataan Betrand, dia hanya menggelengkan kepalanya dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Kenapa sayang? Aku minta maaf. udah yah, sekarang tidur"
Betrand berusaha melepas pelukan Anneth, tetapi gagal. Karena Anneth benar-benar sangat mengeratkan pelukannya.
"Hei kenapa ngga mau dilepas"
"Sayang kenapa?"
"Aku udah ngga marah lagi kok"
"Udah yah"
Meskipun sudah tidak terdengar Isak tangis dari Anneth, tetap saja bahunya masih naik turun menandakan dia masih menangis di pelukan Betrand.
Dengan sangat pelan, akhirnya Betrand bisa melepas pelukan Anneth.
Betrand menangkup wajah istrinya yang masih banjir air mata, kemudian mengusap pipinya, menghapus air mata yang entah kapan akan berhenti mengalir.
"Kenapa masih nangis? Aku udah ngga marah sama kamu. Sekarang tidur yah"
Ucap Betrand lembut
Sedangkan Anneth hanya menatap Betrand dengan tatapan sendu yang sangat menyedihkan.
"Jangan kaya tadii lagi"
Cicitnya pelan lalu menunduk, tidak berani menatap Betrand
Betrand menghela nafas panjang, dan merasa bersalah dengan sikapnya tadi.
Dia baru teringat kalau Anneth akan merasa takut dengan laki-laki yang menyakitinya.
Mengingat trauma sejak kejadian Aldi digudang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETRANNETH | On Going
Teen Fiction⚠️ PERINGATAN ⚠️ MUDAH TINGGAL BACA DOANG,MASA IYA FOLLOW AND VOUTMEN GABISA ??!! Cerita ini hanyalah cerita fiksi murni dari isi kepala aku