PROLOG

79 15 7
                                    

"Huuft..."

Helaan nafas terdengar dari mulut gadis yang sedari tadi bolak balik ke kamar mandi, entah apa yang terjadi dengan dirinya sehingga dia harus berurusan dengan tempat yang satu itu.

Seharusnya di hari minggu ini dirinya rebahan dengan tenang, apalagi sekarang sudah hampir sore, iya__ meski ia tadi sempet tidur siang namun harus bangun gegara sakit perut yang entah karena apa.

"Aduh kenapa sih nih perut!? perasaan masih lama jadwal datang bulan, tapi kok argghhh" ocehnya frustasi. Kalo di hitung mungkin dirinya udah lebih dari empat kali keluar masuk kamar mandi.

"Heh lu kenapa hm?" tanyanya pada perutnya yang di balut daster motif bunga matahari.

"Perasaan juga gak lagi pengen berak dah, tapi kok sakit sih" ucapnya lagi, heran.

"Sekali lagi lu sakit, dara gak bakal balik lagi ke kamar mandi, biarin aja biar sakit" oceh nya lagi. Udah kayak orang gila aja ngomong sendiri.

Gadis dengan nama lengkap Adara Cassandra diratama 'Dara'merebahkan tubuh mungil nya di atas kasur dengan posisi tengkurap, baru saja dirinya mau terjun ke alam bawah sadarnya, namun harus buyar dikala suara teriakan dari luar kamar, Ia siapa lagi kalo bukan Rina____Bunda_nya.

"DARAAAA BANGUN SINI BANTUIN BUNDA"

Dara menggerutu kesal, namun meski begitu ia tetap pergi menemui bundanya.

"Kenapa bun?" tanyanya ketika sampai di dapur dimana tadi Rina memanggilnya.

"Beli kecap sana di warung bi Jane bunda mau buat nasi goreng" ucap Rina sambil memotong telor dadar yang sudah ia goreng tadi.

"Uangnya mana bun?"

"Ambil di gelas di samping televisi tuh ada, ambil aja dua puluh ribu entar lebihnya beli mie sedap."

"Harus dapet kalo gak, gak bakal bunda kasih uang jajan" ancam Rina, Dara cuma memutar bola matanya malas.

Dara segera mengambil uang yang biasa bundanya simpan buat kebutuhan sampingan tentunya, seperti buat balanjaan yang ringan kayak kecap, telor juga jajanan Dara, tapi kalo barang yang mahal tentu saja uangnya di simpan dengan aman.

Dara berjalan menuju warung bi Jane, tidak perlu naik motor toh warung nya deket gak terlalu deket juga sih, iya intinya sedang sedang saja tapi lumayan deket jalan raya.

Baru saja Dara menginjakkan kakinya di warung bi Jane tapi ternyata warungnya tutup.

"Aish...sial" umpat nya, kenapa juga ia tidak menyadari itu dari tadi kan ia gak bakal capek capek jalan kesini. Mungkin karena Dara terlalu fokus jalan kali ya atau karena kebanyakan Misu-misu? Kayaknya iya.

"Argghhh" erangnya lagi, lalu menggertakkan kakinya ke tanah.

Ya, begitulah Dara gadis pemalas kalo kata bundanya. Kalo kata Dara pribadi 'mending bersihin rumah sepuluh kali yang penting jangan di suruh- suruh'. gadis pemalas emang.

TOOTEET....

TOOTEET...

TOOTEET...

Dara reflek memutar badannya, senyum nya terbit dikala tukang sayur lewat depan Gang, detik berikutnya.

"ABAAANG TUNGGUIN BAANG, MAU REZEKI GAAAK? TUNGGUIN WOY!?"

Dara berlari sambil berteriak mengejar tukang sayur takut keburu jauh, oh iya jangan lupain tangan yang menenteng daster nya. Dara tidak peduli meski entar ia jatuh terjungkal yang utama sekarang kecap fikiran nya penuh dengan nama kecap. untung nya abang abangnya cepet berhenti.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang