ANTARA PERGI DAN BERTAHAN.

2 4 0
                                    

Kehadiran mu hanya membuat luka itu hadir, tapi anehnya kenapa rasa ini ikut bersanding?

Ikfan alkanza Wijaya.

Hari ini adalah hari yang sudah lama ditunggu oleh cowok berumur tujuh belas tahun ini. Tepat pukul 09:00 nanti time nya bakal bertanding dengan SMA Negeri sepuluh, rasanya ia sangat tidak sabar.

Ikfan kini duduk di kursi berjejer bersama teman-temannya. Wajahnya tidak seperti biasanya, hari ini ikfan sedikit murung, entah apa yang dipikirkan cowok dengan nomor punggung 7 itu.

"Kenapa?" tanya Dika, yang duduk di samping nya. Duka sedari tadi memperhatikan gerak gerik ikfan yang tampak beda dari biasanya.

"Ada kendala sedikit, tapi gapapa lagian gak penting" bohong, bohong kalo dirinya bilang tidak penting nyatanya hatinya berdetak tidak karuan jikala mengetahui time nya tanding melawan SMA Negeri sepuluh.

"Ooo yaudah, nih minum dulu." ucap Dika sambil menyodorkan satu botol air mineral, ikfan mengambil nya lalu meneguknya hingga tersisa setengah. Mungkin ia harus banyak minum biar otaknya kembali fresh.

Sedangkan di ruangan kelas ini, Dara mati-matian menahan sakit perutnya, sedari tadi cewek itu menahan dasyat nya sakit di dalam perutnya. Mukanya yang sudah pucat mewakili akan rasa sakit nya.

Padahal ujian ketiga baru saja mulai, oh ayolah, ini bagaikan bencana baginya.

"BU" ujar Adit pada bu Titin yang kini jadi pengawas di kelas ini.

"Iya kenapa Adit? Apa ada yang salah sama soalnya?" tanya bu Titin sembari melihat kearah Adit.

"Soalnya benar semua kok bu, Dara kayaknya sakit perut bu." ucap Adit, seketika semua mata tertuju pada cewek berambut se punggung itu.

Bu Titin berjalan ke arah Dara lalu menempelkan tangannya di dahi gadis itu.

"Ara bantu Dara pergi ke UKS, sekalian bawa kertas ujian kamu sama Dara kerjakan di sana sampai Dara mendingan."

"Siap bu" ucap Ara yang kini sudah siap merangkul Dara, lalu membawanya pergi menuju UKS.

°•°•°•°

Sudah berjalan 5 menit Dara berbaring di brangkar UKS, cewek itu sudah memimun 2  obat pereda sakit perut dan untungnya perutnya sedikit tidak sakit. Dara berbalik membelakangi Ara yang duduk di kasur di sebelah nya sambil mengerjakan ujian miliknya, dan milik Dara juga.

Dara memejamkan matanya bermaksud untuk tidur, tapi suara Ara kembali membangun kan nya.

"Ra, rok lu merah, njir" Dara langsung duduk dan melihat ke belakang roknya, dan yap. Dara PMS.

"Jadi ini yang buat Dara sakit perut? Pantesan udah kayak mau copot perut sama punggung." kesal Dara, pasalnya ia kenapa harus pms disekolah? Kan roknya jadi ternodai, apalagi ia sekarang tidak punya uang buat beli rok di koprasi.

"Dahlah ra, disini aja sampe jam pulang. Entar kalo ada anak PMR yang kesini bilang aja kalo lagi sakit." ucap Ara yang masih sibuk menulis jawaban di kertas putih milik nya.

Dara kini juga menyalin jawaban milik Ara hingga berselang nya waktu akhirnya selesai.

"Yaudah lu tunggu sini, biar gw kumpulin ini dulu." pamit Ara, Dara mengacungkan jempol sebagai jawaban, Lalu Ara pergi menuju kelasnya berada.

ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang