Di malam yang sunyi di suatu tempat kumuh, terlihat sesuatu mengintai dalam kegelapan.
"Tuan target sebentar lagi bergerak"
"Ikuti dia jika sudah mulai bergerak, jika dia lengah segera sekap dia"
"Baik Tuan"
"Huftt, sudah saatnya menangkap biang dari semua masalah ini"
Elliot menghembuskan nafas, akhirnya biang dari masalah itu sudah di temukan. Sudah saatnya menangkap pelaku yang meracuni Eric.
Setelah di selidiki ternyata dia tak hanya melakukan satu atau dua kali percobaan membunuh Eric. Entah dengan motif apa dia melakukan itu, tapi saat Elliot melihat nama pelakunya dia sudah mempunyai tebakan di hatinya sendiri.
Elliot duduk dengan santai memainkan handphone, melihat jam sudah hampir tengah malam.
"Kurasa Papa sudah tidur"
Elliot membuka handphone nya dan melihat foto Eric sambil melamun, bertanya-tanya bagaimana dia bisa menghadapi Eric jika ingatannya kembali.
Elliot merasa akhir-akhir ini dia banyak pikiran akibat berbagai hal yang terjadi.
Setelah sekian lama baru dia mengetahui pelaku yang mencoba membunuh Eric. Dia harus menginterogasinya, tentang masalah orang itu dengan Eric. Dan mengetahui kenapa dia berbuat seperti itu.
Pikirannya kacau dan hanya bisa berharap tebakannya terhadap orang itu salah.
Saat sedang berpikir handphone yang di pegangnya berdering. Tepat waktu ternyata itu adalah Eric. Wajah yang awalnya terlihat lusuh seakan mendapatkan kembai energinya. Dengan sigap Elliot menjawab telepon.
"Hallo Eri?"
"Ya?"
"Kenapa kamu belum tidur?, apakah merindukanku untuk menidurimu?"
"Hei! Enak saja kamu berkata seperti itu, Eli bodoh"
"Hahahahahahaha ya ampun kamu sangat menggema- tunggu! Eri? Ah sial dia marah lalu menutup panggilan"
Panggilan dari Eric sudah cukup membuatnya merasa kembali santai. Memang Eric adalah segala sumber kebahagiaannya, dia harus menjaga dia sebaik mungkin.
Ketika Elliot berniat menelepon balik Eric, ponselnya berbunyi dan ternyata itu dari anak buahnya.
Seketika tubuh Elioot yang santai kembali tegang dan kemudian mengangkat panggilan anak buahnya."Tuan, target berhasil di sekap"
"Bagus bawa dia ke ruang bawah tanah dan kita akan menginterogasi nya pagi nanti"
"Baik Tuan"
Kemudian Elliot menutup panggilan itu, sekali lagi menghela nafas.
"Hah.... Aku butuh Papa menjadi penyemangatku"
Elliot kembali menelepon Eric dan tidak lama panggilannya di jawab.
"Apa."
Elliot terkekeh mendengar perkataan ketus Eric, ah sepertinya dia masih marah.
"Maafkan aku, tadi hanya bercanda. Jangan marah ya"
Diam di sana tidak ada jawaban lalu tedengar helaan nafas.
"Hahhh baiklah jangan ulangi, aku hanya menelepon takut kamu merasa kesepian di malam hari"
"Awww Eri ku tercinta sangat romantis aku mencintaimu!"
"Ya, ya, ya. Sudah malam cepatlah tidur Eli"
"Eri bisakah kita Videocall? Aku merindukan wajahmu, aku ingin tidur sambil melihat wajahmu"
Elliot berkata dengan nada merengek.
"Hm... Baiklah"
"Oke sebentar dulu tunggu aku bersiap"
Elliot segera berganti baju tidur dan berbaring di kasur dan meletakkan ponselnya tepat berhadapan dengan wajahnya. Dia segera menekan fitur videocall.
Dan terlihatlah wajah indah milik Eric-nya. Miliknya satu-satunya. Eric sedang berbaring di kasur dengan piyama putih, sangat cocok.
"Eri...."
"Hm?"
"Kenapa kamu sangat indah? Aku ingin meniduri mu- ahh tidak tidak aku bercanda jangan di tutup videocall nya"
Eric memasang wajah memelas.
"Hah... Jika kamu berkata yang aneh-aneh lagi aku akan menutupnya."
"Iya, janji!"
Elliot berkata dengan lantang padahal dalam hati dia tertawa melihat telinga Eric memerah.
"Aku ingin melihat wajah Eri tertidur"
"Hm? Baiklah aku juga ingin tidur"
Elliot melihat Eric yang di sana sudah menutup mata dan sepertinya sudah tertidur.
"Milikku" Gumam Elliot.
Kemudian dia mengikuti Eric tidur dan akhirnya menyelami mimpi.
Tanpa dia tau Eric membuka lagi matanya. Dia terkekeh melihat Elliot. Dia menatap Elliot dan penuh cinta.
"Aku juga merindukan mu Eli"
"Aku mencintaimu"
Kemudian Eric benar-benar tertidur
TBC
_________________________________________________
Hallo sayang ini saya tulis sepenuh hati..... Sebagai hadiah Terima kasih atas penantian setia kalian nih.
Jika ada typo silahkan kasi tau ya~
Intinya Terima kasih nunggu saya yg udh Raib 1 taunan lop yuKalo Raib lagi berarti saya kehilangan ide lagi :v
Silahkan Vote dan Komen~

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Papa
General FictionMenelantarkan anak angkat nya membuat Eric pria berusia 32 tahun itu merasakan penyesalan yang amat mendalam. Anak angkat nya yang dulu ceria sekarang telah menjadi sosok yang dingin dan tidak tersentuh Ia merasa menyesal menelantarkan anaknya dan...