Setelah itu, Hari-hari mereka berjalan seperti biasa. Yah kecuali mungkin selalu ada kegiatan malam yang membuat Eric kurang tidur.
Saat ini Eric sedang duduk di pangkuan Elliot, menggerutu mengenai perilaku Eli yang biadab karena selalu meminta jatah di mana-mana tanpa tau tempat.
Elliot hanya mendengarkan dengan senyum, yah kemarahan Eric hanya di dengarnya dari telinga kanan keluar lagi ke telinga kiri. Kurang ajar memang.
"Iya, iya aku minta maaf tapi gak janji, gak akan diulangi lagi" Ujar Elliot sambil mencium rambut Eric.
Eric yang mendengarnya hanya mendengus, tidak ada yang bisa di harapkan dari anak ini memang.
"Pinggang ku terasa mau patah, pokoknya jika kau masih ingin melakukan seks, lihat saja milimu akan ku potong sampai habis sehingga kau tidak bisa macam-macam lagi"
"Hemm baiklah malam ini kita tidak akan melakukannya" 'Tapi besok pagi kita akan melakukannya' Elliot diam-diam menambahkan kata-kata itu dalam hati
Eric mengangguk puas dengan jawaban Elliot, tidak tahu saja bahwa besoknya akan menderita.
Kringgg
Bunyi telepon Elliot mengganggu moment romantis mereka.
Elliot terpaksa membuatkan Eric pergi agar dia bisa bangun menjawab telepon itu.
Elliot melihat nama penelepon dan raut wajahnya menjadi serius.
"Halo"
"Tuan kami sudah menemukan tempat persembunyian dia"
"Pantau terus pergerakan dia, besok aku akan ke sana"
"Baik Tuan"
Elliot kembali menetralkan ekspresinya, melihat Eric yang duduk di sofa sambil menonton televisi.
Sial, tampaknya tidak bisa melihat wajah Eric beberapa hari, dan bahkan tidak bisa menikmati Eric besok pagi. Sungguh di sesalkan. Tapi kondisinya memang sangat serius, bermanja dengan Eric bisa di lakukan kapan saja.
Menghela nafas, Elliot mendekati Eric lalu duduk di sampingnya kemudian memeluknya dari samping sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Eric.
"Kenapa?" Eric bertanya sambil mengusap kepala Elliot lembut.
Elliot kembali menghela nafas dan tanpa menjawab hanya mengeratkan pelukannya. Melihat Elliot yang belum mau berbicara, Eric pun diam kembali sambil tetap mengusap-usap kepala Elliot.
Elliot akhir-akhir ini memang terlihat memiliki banyak beban, kadang kegelisahan nya bahkan sampai terlihat jelas. Eric hanya berpikir mungkin beban Elliot terlalu besar. Dia ingin kembali bekerja di perusahaannya agar membantu mengurangi bebannya tapi di larang Elliot, dia bahkan bilang bahwa dia sama sekali tidak terbebani.
Keras kepala sekali. Dan tidak jarang seperti sekarang dia akan memeluknya erat seolah mencari kenyamanan diri. Jadi Eric sudah terbiasa dengan sikapnya seperti itu.
Setelah tenang Elliot kembali menatap wajah Eric dan mengecup keningnya lama, kemudian kedua kelopak matanya, dan terakhir ke bibirnya.
Eric sudah terbiasa dengan perlakuan itu hanya diam dan menerimanya.
"Kelihatannya aku tidak akan berada di rumah selama beberapa hari,ada pekerjaan"
Akhirnya Elliot membuka suaranya, terlihat sekali raut enggan di wajahnya.
Eric hanya menatap Elliot, kemudian tertawa kecil.
"Apa kau sedih begitu hanya karena tidak di rumah beberapa hari?, kukira kau mengalami masalah yang sangat besar"
"Bagiku itu adalah masalah besar, aku pasti akan merindukanmu"
"Kita masih bisa saling tatap muka dari handphone"
"Tapi tidak terasa sama ketika bertemu langsung, kita tidak bisa saling bersentuhan"
Elliot terlihat sangat sedih, ya ampun berpisah sebentar saja sudah seperti di tinggal bertahun-tahun.
T
BC
________________________________________________
Hae....
Hehe
Kuliat ternyata udah lama ga up
Maaf atas kemalasankuTerimakasih sudah menunggu
Nanti ku kasi hadiah deh tapi aga malaman muach
Silahkan Vote dan komen(^o^)/
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Papa
Ficción GeneralMenelantarkan anak angkat nya membuat Eric pria berusia 32 tahun itu merasakan penyesalan yang amat mendalam. Anak angkat nya yang dulu ceria sekarang telah menjadi sosok yang dingin dan tidak tersentuh Ia merasa menyesal menelantarkan anaknya dan...