6.one by one they go

91 10 3
                                    

please vote & comments for appreciation
—and enjoy the story!!!

Minho diajak masuk kedalam ruangan yang dipenuhi dengan berbagai alat medis, ia disuruh untuk duduk di ranjang. Mereka sempat berbincang-bincang sedikit sebelum masuk keruangan, dan ya, status pria paruh baya tersebut adalah profesor.

"Jadi bagaimana perjalanan mu saat datang ke Teetranium?" tanya professor Xie yang tengah sibuk membuka setiap laci kaca yang dipenuhi dengan obat-obatan.

"Teetranium?" ulang Minho.

"Kau belum tahu nama planet ini? Teetranium adalah nama planet yang kau tempati saat ini" profesor Xie menjeda beberapa detik sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Jadi bagaimana perjalanan mu saat datang ke Teetranium?"

"Uhh, ya..."

"Tidak apa jika tidak mau menjelaskan nya" ucap Professor Xie agar tak terkesan memaksa. Kemudian dia menaruh beberapa obat dan suntikan diatas meja kecil di samping Minho.

Profesor Xie memberikan satu buah kapsul dan segelas air mineral pada Minho "bagaimana pun juga Teetranium harus tetap menjadi rahasia, kau akan lupa segalanya yang terjadi disini"

Minho sedikit ragu untuk meminumnya, tapi pada akhirnya ia harus tetap menuruti profesor paruh baya tersebut.

"Sekarang tiduran, relax saja" Minho menuruti perintah nya, sang profesor kemudian menyuntikkan cairan kuning pada pergelangan Minho.

Tak lama kemudian Minho mulai merasakan lemas pada seluruh tubuhnya, ia mulai kehilangan kesadaran sepenuhnya.

Profesor Xie kemudian mendorong ranjang kearah kapsul besar yang di desain khusus untuk menghubungkan dengan universe lain. Ia memasukkan Minho kedalam sana, dan mulai memprogram kapsul.

Hanya butuh seperkian detik untuk kembali ke bumi.

゚+*:ꔫ:*﹤happiness﹥*:ꔫ:*+゚

"Aakh" Minho merenggangkan otot-otot nya yang terasa kaku, ia membuka matanya secara perlahan, cahaya bulan purnama yang bulat sempurna menyambut netra coklat milik nya.

Minho duduk dipinggiran kasur, melirik jam dinding yang kini menunjukkan pukul dua dini hari. Angin malam menusuk kedalam kulit, ia lantas menutup rapat jendela lapuk tersebut.

"Mimpi aneh apalagi itu, ya tuhan" Minho menggerutu sembari memegang pelipis nya yang terasa pening. Namun ia merasakan ada yang aneh, sebuah benda kecil mengganjal di dalam mulutnya.

Kemudian Minho mengeluarkan benda yang cukup mengganggunya, benda kecil nan lengket kini berada di antara telunjuk dan jempol.

"Kapsul?" heran Minho "sebentar, yang tadi itu nyata?!" pekik Minho, jika dipikir memang sedikit aneh. Karena, saat itu ia sedang bersama Han tidak mungkin tiba-tiba dirinya berada di kamar.

Tentang kapsul itu, Minho memang tidak berniat untuk memakannya.

Minho tidak mau memikirkan ini terlebih dahulu, apalagi pada jam dua dini hari, kini ia lebih memilih untuk melanjutkan tidurnya setelah membuang kapsul lengket ke dalam tempat sampah.

Ia harus kembali bersekolah esok.

Tringg!

Tringg!

Suara alarm berbunyi sejak jam tujuh pagi, tapi suara memekakkan itu sama sekali tak membuat nya bergerak sedikitpun. Ia tidur dengan pulas.

Hingga alarm terakhir berbunyi, dirinya baru berinisiatif untuk bangun dari ranjang dan mematikan alarm. Tubuhnya dengan santai berjalan kearah kamar mandi, karena ia berpikir masih jam enam pagi.

HAPPINESS, Lee KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang