Alisa diam, tidak beranjak dari tempat tidur sedari pagi sampai menjelang siang, para maid sudah beberapa kali mengetuk pintu menyuruh nona nya itu untuk sekedar mengisi perut kosongnya
"Non, makan dulu yaa, sedikit saja nona" seru maid yang lebih tua dengan suara memohon, berharap nona nya segera membukakan pintu
"Belum bisa dibujuk?"
Suara itu membuat para maid segera menoleh dan membungkuk hormat
"Maaf tuan, nona muda masih belum membuka pintunya sedari pagi, untuk sarapan saja tidak mau...kami minta maaf"
Menghela nafas pelan, akhirnya Vee mengangguk pelan, meminta piring yang dipegang maid nya dan menyuruh mereka untuk kembali mengerjakan aktivitasnya
"Biar saya saja, kalian bisa pergi" tuturnya dan segera saja para maid pergi dari sana
Tok tok tok
"Alisa, bisakah kau buka pintunya?"
Suara suaminya membuat Alisa buru buru duduk, tidak ada niat membuka pintu, ia menatap tajam pintu dan mengerucutkan bibirnya
Vee jengah dengan tingkah istri kecilnya, mau tidak mau ia harus melakukan tindakan lebih
"Alisa, kamar ini milik saya juga....saya perlu mengganti baju Alisa" ucapnya datar
"Ckk, tidak bisakah merayu sedikit? Minta maaf kek, ini istrinya merajuk loh pak...dasar bapak bapak tua" gumam Alisa dan segera melangkah kan kaki sambil menghentakkan kakinya kesal
Ceklekkk
Pintu terbuka, mata Vee menyorot kearah sang istri, setelahnya meraih lengan atas istrinya dan menyeretnya masuk, hal itu membuat sang istri mendengus seball
'apaan suaminya ini memaksa sekali, setidaknya dibujuk kek'
"Masih marah sama saya?" Tanyanya
Alisa mendengus kesal, melepas tangan sang suami dan bersidekap dada
"Ya bapak pikir dong,, gimana saya nggak marah, saya cuman tanya perasaan bapak lohhh, malah bapak nonyor kepala saya...bapak pikir saya bercanda? Cihh" omelnya pada sang suami, sedangkan yang diajak bicara malah menatap fokus kearah bibir yang sedang mengoceh itu, lucu pikirnya
"Tidak makan dari pagi, karena itu alasanmu?" Tanya Vee lagi
Alisa mendenguss sinis, merapatkan tubuhnya pada Vee dan mencengkeram lengan atas suaminya
"Ishhh gemes tau gakk, pengen banget nampar muka bapak tapi terlanjur ganteng, saya kan jadi nggak tega....tau ahh, ihhh pakkk jangan gini dongg, saya serius lohh, jangan bikin saya bertepuk sebelah tangan ya pakk...harusnya tuhh bapak bersyukur tau gak, karena apa?? Bapak itu cinta pertama saya hah, kapan lagi kan pak bisa dapat orang kayak saya...dengerin ini pak, saya lagi membanggakan diri lohhh" oceh Alisa semakin tidak jelas, membuat sudut bibir Vee tertarik keatas, merasa gemas dengan tingkah sang istri, tetapi ia tetap memilih sampai pada akhirnya ia sudah tidak bisa menahan nya lagi
Menarik tengkuk Alisa sedikit kuat dan langsung membungkam bibir mungil itu ganas, ia gemas sekali dengan celotehan konyol istrinya
Alisa memberontak, ia merasa dipaksa dan dilecehkan jika seperti ini, status hati mereka masih menggantung, Alisa merasa menjadi gadis yang paling tersakiti disini
'Gadis ini memang banyak drama'
"Ihhh, lepasin pak, kurang ajar banget si bapak main cium cium bibir saya....ingat pakk,, perasaan saya masih di gantung ya ini, bapak pikir dengan nyerang saya tiba tiba bikin mood saya baik,, ohhh jelas iyaa, tapi sedikit, sedikit lohh pakk..selebihnya saya masih kesel sama bapak" sungut Alisa dengan wajah memerah, antara malu kesal dan ihhh gemas sekali dia tu dengan suaminya, pengen nyakar tapi ganteng
Vee yang semula terkekeh geli, segera saja merubah mimik wajahnya menjadi dingin kembali, ia menatap lekat mata indah istrinya, membawa tanganya untuk merengkuh sebentar tubuh sang gadis, dan melepasnya kembali. Vee memegang kedua tangan Alisa, mengelus pelan dan menuntun Alisa untuk duduk disofa kamar dengan Ia yang duduk dilantai, Alisa terkejut, tentu saja..saat Alisa akan ikut mendudukkan dirinya dibawah bersama Vee, segera saja suaminya itu mencegahnya
Hening mulai melingkupi mereka berdua, Vee masih setia mengelus tangan istrinya dan Alisa yang mulai canggung dengan kegelisahan yang ia buat sendiri
"Alisa dengar....maafkan perasaan saya yang masih belum bisa terbuka pada perasaan yang kamu miliki, bukan berarti saya tidak ingin..hanya saja saya belum menemukan momen itu, tetapi percayalah, suatu saat nanti perasaan itu akan hadir, cinta saya ke kamu itu akan tumbuh...saya hanya mengharapkan kesabaranmu, saya berharap kamu tidak memiliki keraguan pada saya, apapun yang terjadi kedepanya, saya mohon, jangan ada salah paham diantara hubungan ini....Saya menikah denganmu itu untuk membangun sebuah keluarga yang sehat, kamu menerima saya yang seperti ini, yang bahkan sudah memiliki seorang putra bahkan kamu mampu mencintainya dengan tulus, saya sudah banyak bersyukur Alisa...karenanya, tidak ada keraguan untuk saya membuka hati, hanya saja saya masih terlalu bodoh untuk menjelaskan perasaan saya sendiri,, trauma ini masih menyelimuti saya Alisa" itu adalah jawaban yang tidak pernah terpikirkan dibenak Alisa, penjelasan yang membuat Alisa merasa bersalah dan merasa sangat egois, tidak bisa mengerti isi pikiran suaminya yang mana ternyata banyak menyimpan trauma mendalam. Sifat angkuh dan dingin suaminya itu adalah topeng, Alisa terpojok, haru menjawab apa? Meresponya bagaimana? Alis tidak tahu, ia sudah buntu dan mati kutu
Vee mendongak, merasa tidak ada umpan balik dari ceritanya membuat ia segera mengelus tangan sang istri, merasa remasan ditangannya semakin kuat, Alisa menunduk, menatap iris legam sang suami, mengangkat tanganya untuk mengelus rahang tegas milik Vee
Cupp
Vee Memejamkan matanya saat bibir istrinya mengecup ringan ujung hidung miliknya, ia merasa sedikit damai setelah menjelaskan semuanya, hanya sedikit, karena bagaimanapun, ia masih mengharapkan timbal balik dari istrinya itu, bagaimana dengan jawaban sang istri?? Apakah ia bisa menerima trauma yang masih melintasi pikiran dari Vee
"Maafkan aku, aku menjadi gadis egois yang sangat pemaksa saat seperti ini, aku hanya....." Ucapan Alisa terhenti masih tetap dengan elusan lembut di rahang suaminya
"Cemburu....a-aku Takut tanpa alasan, masa lalu...hufttt, banyak yang gagal tentang itu, banyak yang sulit melupakannya, dan memilih kembali ke keadaan yang dulu, melanjutkan kisah dengan orang lama" lanjut Alisa sambil memejamkan matanya
Vee menatap diam istrinya, ia sekarang tau keraguan Alisa, salahnya juga tidak berbuat apapun saat wanita itu datang dan tanpa izin memeluknya
"Maafkan saya, saya sudah mengikat kamu....tidak akan bisa meninggalkanmu hanya karena orang lama Alisa, saya tidak pernah terpikir hal itu" Vee mencoba meyakinkan istri kecilnya itu, masa lalu ya masa lalu, masa depannya sekarang adalah Alisa dan Lucas, tidak ada kisah dulu...tidak ada rasa lama yang kembali tumbuh. Ia akan menjaga rumah tangga ini setentram mungkin. Itu adalah pegangan teguh yang Vee lontarkan pada dirinya sendiri.
***
Alisa memandang Suaminya lama
"Ahh sudahlah, aku juga tidak akan memberatkan hal ini, Alisa percaya sama bapak kok, lagi pula kebangetan banget si bapak kalok beneran selingkuh, udah punya anak juga, nggak tau malu sama umur ngejablay sana sini.....aduhh pakk lapar, makan aja yaa...sini Alisa suapin sekalian"Vee tercengang, setelah lontaran kata dan ungkapan serius tadi?? hanya ini ending dari semuanya?? Astaga drama apa ini Alisa
Akhirnya Vee tersenyum manis pada Alisa untuk pertama kalinya, ia mengelus sayang dan mencubit pipi Alisa gemas, terkekeh setelahnya saat mendengar racauan sakit dari Alisa karena cubitan Vee
"Dasar anak muda" ujarnya lirih
Alisa menyuapkan makanan kedalam mulutnya dengan rakus, Vee mengusap pelan sudut bibir Alisa yang terkena noda makanan
"Aaakkk, buka mulutnya pak" suruh Alisa, segera saja Vee membuka mulutnya menuruti kemauan istrinya, ia sudah lelah dengan tingkah Alisa sedari malam kemarin
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom
Fanfic"Hah?, what the f..." "congornya tolonggg" "Ganteng banget anjing calon loo" Ujarnya sedikit ngegass "Jenn, shittt...liattt semua ngeliatin kita"